R. A. 03

5.3K 266 74
                                    

Selamat membaca:*
Vote+comment dari kalian adalah penyemangaku!


Seusai makan malam, Arjuna mengajak Dewa untuk ikut bersamanya ke bengkel. Sejak awal mereka membahas tentang bengkel Arjuna, Dewa ingin sekali melihat bagaimana bengkel yang di kelola Arjuna beserta sahabat-sahabat dari kakaknya itu.

Arjuna memakai jaket berwarna hitam, kaos putih agak longgar, celana hitam, dan sepatu putih menambah ketampanan Arjuna malam ini. Sedangkan Dewa tidak kalah tampannya dengan memakai kaos hitam, celana hitam, jaket maroon dan sepatu putih, tak lupa topi yang sengaja di balik.

Arjuna melemparkan kunci motornya pada Dewa, dengan sigap Dewa menangkapnya. Arjuna memberikan helm full face pada Dewa lalu membuka penutup motor barunya. Dewa berdecak kagum, motor di depannya kini sangat mewah. Merah pekat mengkilat tanpa corak warna lain sedikit pun.

"Ini motor Mas Radyan yang baru?" tanya Dewa pada Arjuna.

"Iya, pake aja. Gue pake yang satunya," ujar Arjuna membuka pintu garasi yang tertutup.

"Serius, Mas?" tanya Dewa memastikan.

"Iya."

Mana mungkin Arjuna membiarkan Dewa menaiki motor yang Ia pakai saat balap liar, yang ada malah Dewa menjadi sasaran musuh-musuhnya. Itu terlalu beresiko mengingat Dewa belum menguasai teknik bela diri.

Arjuna berjalan lebih dulu dengan motor hitam pekat serta helm full facenya diikuti Dewa di belakangnya. Malam ini suasana kota sangat mendukung, Arjuna dan Dewa memelankan laju motor masing-masing untuk menikmati udara kota malam ini.

Setelah mereka sampai di tempat tujuan, keduanya membuka helm full face masing-masing. Bengkel terlihat sangat ramai, dipenuhi teman-teman Arjuna, saat malam hari memang bengkel sengaja ditutup agar mereka bisa bersenang-senang di sana dalam hal positif pastinya.

Mereka menatap heran ke arah Dewa, pasalnya mereka belum pernah melihatnya terlebih Dewa mengendarai motor Arjuna. Semua orang tahu, tidak sembarang orang bisa menunggangi ninja milik Arjuna.

"Siapa, Pak bos?" tanya seorang yang masih berkutat dengan peralatan bengkel di depannya.

"Dewa, adik gue," jawab Arjuna.

Mereka mengangguk mengerti termasuk Bima dan Guntur. Mereka memang tahu jika Arjuna memiliki seorang adik, mereka hanya pangling dengan perubahan Dewa saat ini.

"Kapan sampainya, Wa?" tanya Guntur pada Dewa lalu bertos di ikuti Bima.

"Siang tadi, mas-"

"Guntur," ucap Guntur memperkenalkan diri.

"Siang tadi, Mas Guntur," jawab Dewa.

"Guntur aja gak pake embel-embel Mas," ujar Guntur. Rasanya aneh saja dipanggil 'Mas' oleh Dewa.

"Waduh kesannya gak sopan, Mas," ucap Dewa.

"Ya udah panggil apa aja, asal jangan 'Mas' aneh rasanya," ujar Guntur.

"Bang aja gimana?" tanya Dewa.

"Boleh. Betah-betah ya sama kita," ujar Guntur pada Dewa.

"Berbanding balik sifat lo berdua," ujar Bima menatap Arjuna dan Dewa secara bergantian.

"Melengkapi, Nyet!" ujar Arjuna masuk ke dalam bengkel lalu keluar lagi.

"Dim! Benerin motor gue sekalian ajarin Dewa! Lo berdua ikut gue," ujar Arjuna.

"Siyap Bang! Sini Wa sama gue!" ujar Dimas.

Dewa mendekati Dimas tapi sebelum itu, Ia melepas jaket dan menyisakan kaos hitamnya jangan lupakan Dewa yang masih memakai topi.

Radyan Arjuna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang