R. A. 02

6.2K 309 108
                                    

Selamat membaca:*
Vote+comment dari kalian adalah penyemangatku!


Sepulang sekolah mereka bertiga tidak langsung pulang melainkan nongkrong dicaffe terlebih dahulu untuk membicarakan tentang balap liar yang akan diadakan malam ini disebuah jalanan yang sepi.

"Gimana? Kalian minat gak?" tanya Bima pada Guntur dan Arjuna.

"Taruhannya mayan gede sih, lima juta bro!" lanjut Bima bersemangat.

"Boleh tuh buat majuin bengkel kita," ujar Guntur menyetujui ucapan Bima.

Ya, mereka memiliki sebuah bengkel yang mereka dirikan dua tahun yang lalu untuk teman satu geng mereka yang mau mandiri untuk mencukupi kebutuhan mereka dan sekolah masing-masing.

Siapa yang mengelola? Tentu saja Arjuna yang dibantu Bima dan Guntur dan saat ini mereka berniat memajukan bengkel yang mereka dirikan.

Jika Arjuna mau ia bisa meminta uang Ardi untuk memajukan bengkel mereka tapi Arjuna sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk mandiri dan mendirikan bengkel dari tabungannya sejak SD.

Dulu ketika masih menginjak sekolah dasar seseorang pernah bertanya padanya mengenai uang tabungannya yang tidak pernah ia ambil sedikitpun lalu ia menjawab ia akan mendirikan sebuah bengkel dengan uang tabungannya. Seseorang itu tersenyum lalu menyemangatinya.

Sekarang ia berhasil mendirikan bengkel sendiri dengan bantuan Bima dan Guntur yang mengatur keuangan bengkel jadilah bengkel tersebut berkembang dengan baik.

Membicarakan tentang dia rasanya Arjuna sangat merindukan gadis pemilik senyum manis itu. Sudah lama dia pergi hampir sembilan tahun lamanya Arjuna tidak bertemu dengannya.

Setelah ditinggal pergi ke luar negeri, kedua orang tuanya selalu sibuk dengan urusan masing-masing hingga tidak ada waktu lagi untuknya.

Jika dia masih disini mungkin Arjuna tidak akan kesepian seperti ini dan untunglah Bima dan Guntur ada disampingnya untuk mengisi kekosongan hari-harinya.

"Gue yakin dia kembali, Ar," ujar Bima yang menyadari kesedihan dari sorot mata Arjuna.

"Udah berapa tahun sih gue lupa?" tanya Guntur.

"Kurang lebih sembilan ya, Ar?" tanya Bima meminta persetujuan Arjuna dan Arjuna mengangguk.

Ngomong-ngomong kedua sahabatnya ini tahu mengenai keluarga Arjuna. Apalagi Arjuna orangnya terbuka pada mereka, jika tidak begitu maka kedua sahabatnya yang akan bertanya tentang masalah yang dihadapi Arjuna.

"Kakaknya ikut juga 'kan?" tanya Guntur yang tiba-tiba ingat dengan sosok Shakti.

"Semuanya ikut, dia balik kesini kalau cuti kuliah. Kemarin baru aja main," ujar Arjuna.

"Terus?" tanya keduanya

"Gue tanya dia apa kabar? Dia cuma bilang sabar ya," ujar Arjuna.

Guntur menepuk bahu Arjuna pelan memberi kekuatan pada cowok berwajah sangar ini.
Di luar Arjuna memang baik-baik saja tapi tidak ada yang tahu bagaimana dalamya seorang Radyan Arjuna.

Di tinggal oleh orang yang paling ia sayang setelah kedua orang tuanya tanpa tahu kabar dari gadisnya itu lebih menyakitkan dari pada putus sama mantan. Eakk curhat nih author wkwk.

"Gue bahkan gak tau dia masih hidup enggaknya," ujar Arjuna menatap kosong lalu tertawa hambar.

"Oh iya terus kakaknya di sini ngapain? Bukannya sekeluarga juga ikut pergi?" tanya Guntur mengalihkan pembicaraan.

"Ya jalan sama pacarnya lah orang punya pacar juga!" ujar Bima ngegas.

"Gak usah ngegas juga kali," ujar Guntur menatap Bima sinis.

Radyan Arjuna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang