R. A. 30

2.1K 93 0
                                    

Yuhuuuu udah sampai bab 30 nih wkwk

Salam cinta dari Radyan Arjuna😚😋

Jangan lupa bahagiakan diri sendiri:v

Karena membahagiakan diri sendiri itu penting:v

Tapi tetap Be Yourself 😍

Happy Reading!


~**~**~

Kantin menjadi tempat terlaris ketika jam istirahat tiba. Apalagi hari ini mereka telah selesai mengikuti ulangan. Kantin selalu penuh seperti saat ini, banyak sekali yang memutuskan untuk langsung ke luar setelah membeli makan atau minum. Namun, kebanyakan dari mereka memilih untuk tetap berada di kantin.

Apalagi alasan mereka jika tidak karena tiga pangeran sekolah?

Suara keributan mulai terdengar saat mereka masuk tadi. Bahkan semakin ricuh ketika mereka duduk di pojok. Karena posisi inilah wajah tampan Radyan Arjuna terpampang jelas. Namun, ada sedikit perubahan yang menonjol dari mereka bertiga terlebih pada Arjuna.

Wajah tampannya terdapat beberapa luka lebam. Kemarin mereka masih terlihat segar tanpa luka sedikit pun. Namun, tidak mengurangi kadar ketampanan ketiga pangeran sekolah itu. Bahkan Arjuna, visual tiga pentolan sekolah terlihat lebih tampan dan gantle.

Tatapannya terkunci pada benda pintar persegi miliknya. Sementara Guntur dan Bima bernyanyi ria, memukul-mukul meja sebagai irama sembari menunggu makanan mereka. Dalam persahabatan tidak akan lengkap apabila tidak ada yang bobrok dan manusia papan. Seperti ABG misalnya.

"Makasih, Mak," ujar Guntur setelah Mak Ipah mengantarkan pesanan mereka.

"Sama-sama, Mas ganteng," ujar Mak Ipah.

"Aduh, Mak. Guntur jadi malu dibilang ganteng," ujar Guntur.

"Sok-sokan malu, biasanya malu-maluin," cibir Bima.

"Mak jangan mau dimodusin sama Guntur," lanjut Bima.

"Gak usah dengerin Bima, Mak," ujar Guntur.

Mak Ipah, Emak legend di kantin ini karena sudah lama berdagang di sekolah ini dan masakannya sangat digemarin saetro Trisakti. Wanita berumur lima puluh tahun ini selalu menjadi langganan mereka bertiga. Mak Ipah pun sudah terbiasa dengan guyonan pangeran sekolah ini.

"Ya sudah, Emak lanjut lagi. Selamat makan," ujar Mak Ipah.

"Kalau capek bilang, Mak! Nanti Guntur bantu do'a!" ujar Guntur sedikit berteriak.

Bima sudah hikmad menghabiskan makannya, Guntur baru saja memulai ritual makan, sementara Arjuna masih enggan untuk menyentuh makannya.

"Lo gak makan, Ar?" tanya Bima.

"Nanti,"

"Dewa bekalin lo?" kini Guntur ikut bertanya.


"Gak,"

"Makan dulu kali, gak baper apa perut lo?" Bima meneguk es tehnya sebagai penutup makan.

"Alhamdulillah,"

"Kelar lo, Bim?" tanya Guntur.

"Kelar!"

"Gedeg gua sama ini anak," ujar Bima menatap Arjuna lalu merampas handphone milik Arjuna.

Radyan Arjuna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang