R. A. 14

2.7K 127 2
                                    

Selamat membaca!
Vote dan comment kalian adalah penyemangatku^^


Suasana kantin selalu ramai ketika jam istirahat berlangsung. Seperti pada sekolah umumnya, para siswa-siswinya akan mengisi perut mereka yang lapar akibat menerima pembelajaran.

Tiga orang siswi tengah duduk dibangku letaknya di ujung karena tempat itulah yang tersisa saat mereka memasuki kantin. Litha, Anjani dan Raisa. Merekalah yang duduk di sana.

Saat Raisa memasuki kelas 12 IPA 2 suasana kelas sangat heboh karena kedatangannya. Litha yang saat itu sibuk membaca buku, terkejut. Litha dan Raisa memang sudah dekat sebelum pertemuan mereka kemarin malam.

Raisa sering berkunjung ke rumah Bima dan sering kali menyapanya saat mereka bertemu. Saat Litha diundang makan pun, mereka bertemu. Sejak saat itulah mereka dekat.

Pastinya Bima yang menceritakan tentangnya pada Raisa. Lagipula Raisa orang yang gampang akrab dengan orang baru, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk berteman dengan satu kelas.

"Jadi, lo mantannya Bima?" tanya Anjani membuka percakapan.

"Iya, Jani. Udah ah jangan bahas itu dulu, yang lain aja," jawab Raisa.

"Bahas apa?"

"Mereka sepopular itu di Trisakti?" tanya Raisa.

"ABG Maksud lo?"

"Bukan popular lagi di sini, Sa. Popular banget malah, awal mereka masuk aja udah jadi sorotan orang banyak. Mereka 'kan ganteng tuh, banyak yang suka sama mereka terlebih sama Arjuna. Ya, lo tahulah Arjuna paling menonjol diantara mereka," lanjut Anjani.

"Gak heran sih sama Arjuna," ujar Raisa terkekeh geli.

"Mereka di sini gimana?"

"Lo tenang aja, Sa. Bima gak pernah deketin cewek kok, hati dia cuma buat Raisa seorang," ujar Guntur tiba-tiba.

Mereka sontak terkejut dengan Guntur yang tiba-tiba duduk didekat Anjani diikuti Arjuna dan Bima. Guntur tersenyum melirik Bima yang sepertinya ingin menerkamnya.

Plaak!

Bima menempelang Guntur sebagai hadiah atas ucapannya barusan. Guntur meringis pelan lalu menatap Bima tajam. Suasana meja itu berubah cangguh setelah kedatangan mereka bertiga.

"Kok melempem sih," ujar Guntur.

"Kerupuk kali melempem," cibir Bima.

"Cih! Apa lo kenal aja enggak," ujar Guntur.

"Btw, bukannya lo naik daun sekarang ini, Sa?" tanya Guntur menatap Raisa.

"Alhamdulillah, Gun. Tapi gue kangen belajar di sekolah," jawab Raisa.

"Kangan belajar di sekolah apa kangen sama sahabat gue?" tanya Guntur menaik turunkan alisnya.

"Semua," ujar Raisa tertawa.

"Kenapa gak balikan?" tanya Guntur.

Raisa menatap Bima sebentar. Ia tersenyum pahit, Bima seakan benar-benar menjauh darinya. Lihat saja sekarang Bima malah sibuk dengan benda pintar dan enggan untuk ikut mengobrol.

"Bahas yang lain aja, Gun," ujar Raisa tersenyum pahit.

"Bahas masa depan kita gimana?" tanya Guntur.

"Sekalian aja semua cewek Trisakti lo baperin," cibir Bima.

"Napa lo? Gak trima? Raisa aja gak keberatan," ujar Guntur.

"Gun," Arjuna memperingatkan Guntur agar tidak terjadi perdebatan yang lebih panjang lagi.

"Baper gue lama-lama, udah pada pesen belum?"

Radyan Arjuna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang