telpon bunda

873 144 46
                                    

Tsuki memberikan hp-nya gemetar pada kuro. Dia sendiri yang ngomong minta kuro ngomong sama bundanya.

Ya! Sebenernya itu cuma peralihan kata "ya"!, dan sekarang.... ia merasa menyesal. Malunya sampe akhirat.

"Tsuki... ak harus bilang apaaa...???" Rupanya kuro sama gemetarnya kek tsuki, Kakinya geter-geter lagi.

Baru telponan belom ketemu langsung.

"Y-ya mana aku tau!!" Balas tsuki sengit. Ahh...dia menyesali keputusan ini. Mau ditarik kembali tapi gengsi.

Kuro menelan air liurnya paksa, ugh...ga enak.

Jari berisi kuro menekan tombol di hp panggil di hp tsuki, oh shit.... dia bener bener nelpon mak mertua!!

"Moshi moshi adek? Kenapa?" Suara bunda tsuki terdengar sangat halus beda bat sama anaknya yang suka ngegas.

"Bu-bunda..." panggil kuro, yaoloh...anget dingin nih!!!

"Eh... ini siapa???" Tanya bunda tsuki, kaget, kok suaranya anaknya berubah berat kek jamet sih? "Kamu apaiiin anak saya hah?!"

Bunda tsuki panik, jan jangan anaknya mau di mutilasi terus penjahatnya minta tebusan.

"E-eggak bunda!! Aku-"

"Jangan berani kamu ya sama anak saya!!! Sialan dimana kamu sekarang!!!"

Suara yang tadinya halus berubah menjadi peringatan marabahaya.

"Aku pacarnya tsuki bunda!!" Dahla kuro mau nangis. Galak banget anjir...ngeri.

Sunyi gaada jawaban, tsuki sendiri menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Pasrah. Benar-benar situasi yang tidak mengenakan.

"...pacar?" Ulang bunda tsuki, apa nih? Dia gak salah denger kan? Putranya yang asin kek gitu ada orang yang suka?

"Iya bunda... bunda aku nelpon mau minta restu bunda supaya kedepannya bisa langsung... ehem... nikah."

Tsuki menginjak kaki kuro kuat-kuat. Kuro menggigir bibirnya menahan teriakan tak enak didengar ibu mertua.

"....jadiannya kapan?"

"Kemaren bunda." Jawab kuro sok polos. "Bunda, aku kuro tetsurou, sekolah di nekoma, anak kelas 3 bunda, terus juga main volly sama dipelatihan yang tsuki ikutiin."

"Ooh... nak kuro... adek jangan di-apa-apaiin ya." Firasat seorang ibu tuh gak salah ya, dari suaranya aja udah ketahuan kalo kuro mesum.

"A- iya bunda!! Adek ga bakal kuro apa-apaiin kok."

Tsuki mencubit pinggang kuro kesel, suara kuro kesannya ngeledekkin dia. Ya gimana! Kan dia anak bungsu.

"Yauda... kuro bunda titipin adek ya, terus main atuh kerumah kapan kapan. Pokoknya jangan sungkan."

Gak nyangka, bundanya tsuki baik banget donk. Kuro melirik tsuki, gak percaya kalo bunda yang segini baik punya anak mulut asin kek tsuki.

"Pasti bunda! Kuro bakal main kerumah. Bunda sehat-sehat selalu ya~ jaga kesehatan."

Bunda tsuki tertawa, sementara tsuki gak nyangka bundanya bakal nganggep selo masalah percintaan mereka. Mereka laki lho! Batang x batang????

Tsuki hampir ingin tepuk tangan.

"Ohkey kuro! Bunda tutup dulu ya. Eh... mana adek, bunda mau ngomong."

Kuro segera memberikan telpon tsuki, senyumnya lebar banget sampe tsuki aja kesel sendiri ngeliatnya.

"Kenapa bunda?"

"Kalo lagi maen sama kuro, di videoiin ya kirim buat bunda, mayan asupan xixixi"

Oh shit..

Maknya fujoshi.

......

Kuro jangan seneng dulu, masih minta restu ke mak sama bapak yg satu lagi.

:)

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang