Raut bahagia tentu terlihat di wajah Viola. Akan tetapi, kebahagiaan itu langsung sirna, saat Mr. Liam memberi keputusan mengenai struktur kelas yang lainnya untuk membantu dirinya membuat kelas tentram dan damai, di mana yang menjadi wakil ketua kelas adalah Atlas Roosevelt. Bahkan, Atlas juga menjadi ketua divisi keamanan.
Sebenarnya, ia tidak mempermasalahkan hal itu. Akan tetapi, hatinya mendadak tidak tenang saat Atlas'lah yang menempati posisi itu. Maksud Viola, ia hanya takut soal bukannya membantu, Atlas malah mempersulitnya. Sangat jelas terlihat di wajah tampan Atlas yang menatap ke arahnya begitu penuh makna, ditambah dengan pertemuan pertama mereka yang menyebalkan.
Namun, Viola mencoba untuk mengendalikan dirinya. Bahkan, Katty dan Kiano juga mencoba untuk membuatnya merasa tenang, setelah mengutarakan kegelisahaannya. Sehingga, Viola kembali dengan senyum manis menuju ruang guru---tempat keberadaan Mr. Liam saat bel pulang berbunyi. Kata Mr. Liam, ada hal yang ingin ia sampaikan dan ini berhubungan dengan apa yang akan Viola lakukan esok hari dan seterusnya.
Alhasil, di sinilah Viola! Berdiri di samping Mr. Liam yang sedang merangkum beberapa hal tentang mata pelajaran yang beliau bawakan. Dengan rasa semangat yang terus berkobar, menanti instruksi selanjutnya. Hingga Mr. Liam menyedorkan sebuah buku besar dan Viola tidak mengerti.
"Ini daftar nama. Harap ingat setiap nama temanmu di dalam buku ini," ucap Mr. Liam dan Viola pun meraihnya, lalu membaca isi buku besar itu yang memang diisi oleh nama-nama temannya.
"Selain itu, kau harus mengatur daftar tugas kebersihan di kelas. Kemudian, besoknya kau harus pergi ke perpustakaan untuk mengambi buku pelajaran tahun pertama, dan jangan sampai ada yang kurang. Mading kelas juga membutuhkan tema baru setiap bulannya. Untuk itu, berdiskusilah dengan ketua divisi kesenian kelas. Aku yakin, kau bisa melakukannya," ucap Mr. Liam. Viola hanya mengangguk, walau itu agak ragu.
Lalu Mr. Liam kembali berujar, "Kau harus membuat laporan tentang semua mata pelajaran. Kebetulan sekali, kau murid berprestasi. Jadi, awasi dan bantu teman sekelasmu yang selalu gagal atau bermasalah dengan pekerjaan rumah maupun tugasnya."
Lalu, Mr. Liam mengambil sebuah buku dan terus berujar. "Kau juga harus membuat anggaran untuk biaya keperluan kelas. Diskusikan dengan Bendahara dan apalagi, ya? Saya hanya memikirkannya sampai sana," ucap Mr. Liam sembari menatap Viola yang meneguk salivanya dengan kasar.
Mr. Liam pun tersenyum tipis. "Jangan terlalu kaku. Aku sangat yakin, kau pasti bisa melakukan tanggung jawabmu. Terlebih, kau dibantu oleh Atlas untuk menangani kelas," ucap Mr. Liam dengan spontan.
"Tetapi----"
"Oh iya! Saya hampir lupa!" Sambil menepuk dahinya dan tertawa pelan. "Ada seorang temanmu yang ternyata salah kelas. Seharusnya, dia berada di kelas kalian, bukan di kelas 8. Besok, dia akan bersama kalian. Ada pertanyaan?"
Viola mengangguk kilat. "Soal tugas---"
"Ah, saya hampir lupa hal yang paling utama!" ucapnya lagi---memangkas tutur kata Viola. Tentu saja, Viola agak kesal dan juga gelisah saat langsung diserbu banyak pekerjaan seperti ini.
Alhasil, Viola tidak melanjutkan ucapannya dan kini mengamati Mr. Liam yang mengambil sesuatu di dalam laci dan memberikannya kepada Viola.
Itu sebuah kunci.
"Kunci?"
Mr. Liam mengangguk. "Kau yang memegang kunci kelas mulai dari sekarang."
Alhasil, Viola mendelik dan gelagapan. "Aku? Maksudku, seharusnya yang memegang kunci kelas itu adalah murid yang datang lebih awal, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SPARKLE
Teen FictionViola Dickson adalah gadis cantik dan berprestasi yang harus menyelesaikan taruhan dengan sang kakak yang selalu saja mengatainya tidak bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terus saja mengolok-oloknya, saat ia yang ingin menjadi ketua...