[33]

18 3 2
                                    

Setelah rumor mengenai dirinya dan Atlas selesai, Viola tidak lagi mendapatkan tatapan aneh maupun cibiran dari para murid di sekolahnya. Senyum dan sapaan hangat, kini Viola temui setiap melangkahkan kaki ke kelas.

Sungguh, Viola amat lega kali ini. Namun, ia belum bisa tenang kala ia dikenal sebagai kekasih Senior Neon, padahal nyatanya, ia bahkan tidak memendam rasa apapun selain kekaguman yang biasa saja. 

"Hidupku benar-benar akan hancur!" ucapnya pelan dengan mata terpejam. Namun, saat matanya terbuka perlahan, ia dapat melihat eksistensi seorang gadis yang mengucir rambutnya melangkah mendekat ke arahnya dengan senyum sinis.

"Hoh, kita ketemu lagi, gadis murahan!" Daisy memberi sapaan yang membuat emosi Viola perlahan naik.

Hoh, padahal ini masih sangat pagi untuk melakukan perdebatan. Terlebih, Viola harus melanjutkan pembahasan semalam soal pembenahan kelas, kala ia telah membawa beberapa barang di dalam tas serta paper bag yang ia pegang.

"Daisy, kuperingatkan! Aku bukan gadis murahan! Dan berhentilah mengataiku gadis murahan!" ucapnya dengan suara tegas.

Namun, Daisy sepertinya tidak ingin mendengar dan tidak peduli. "Aku bersyukur kala rumor itu tidak benar. Sungguh, aku kasihan dengan Atlas jika itu benar, karena kau hanyalah sampah! Seperti kelasmu itu!" katanya tanpa beban, membuat kepalan tangan Viola kini terbentuk.

"Sepertinya, keputusanku benar untuk menyarankan Atlas pindah ke kelas satu dengan melakukan tes. Lagipula, Atlas tidak cocok dengan kelas 10 sebab dia memiliki potensi di kelas 1!" tambah Daisy dengan angkuh.

Alhasil, membuat Viola tersenyum kecut. Terlihat, Viola kini berkacak pinggang dengan fokus terus mengarah pada Daisy. "Sungguh, aku sangat beruntung terhadap keputusanku untuk tetap pada kelas 10 setelah mendapatkan kesempatan untuk pindah. Nyatanya, beberapa penghuni kelas 1 sangat angkuh dan sombong dengan prestasi mereka! Dan dengar baik-baik Daisy …," jeda Viola seraya mengambil satu langkah untuk cukup dekat dengan Daisy.

Sementara Daisy, menatap Viola dengan kedua mata yang mengerjap-erjap.

"Kelas 10 bukanlah kelas sampah! Dan aku akan membuktikannya dalam penilaian kelas terbaik nanti. Harus kuakui, kelas 1 memang terbaik, tetapi keangkuhan dan kesombongan yang besar, akan menghancurkan itu semua! Lagipula, Atlas tidak akan mau sekelas dengan orang-orang seperti kalian," tambahnya dengan emosi yang tertahan.

Daisy yang mendengarnya, awalnya terdiam. Akan tetapi, ia mengontrol diri lalu tersenyum tipis. "Kau sangat percaya diri. Akan tetapi, baiklah! Semoga beruntung dan mari buktikan semua perkataanmu itu!"

Namun, entah kenapa, Viola mendadak takut dengan perkataan Daisy?

***

Kelas saat ini benar-benar kosong tanpa guru. Bukan tanpa alasan. Lebih kepada para guru yang melakukan rapat untuk proses pembelajaran yang baru dari pemerintah hingga waktu yang cukup lama. Alhasil, mereka---kelas 10---menggunakannya untuk membenahi kelas.

Kini dapat terlihat! Bagaimana semua murid kelas 10, bersama-sama untuk membenahi kelas. Mulai dari pembersihan sarang laba-laba yang masih menempel disela-sela jendela, melap kaca, dan beberapa murid mulai membuat karya dari kertas origami yang dibawa oleh Viola tadi pagi. Mereka berniat membuat kupu-kupu untuk menghiasi plafon yang terlihat amat polos. Tidak lupa, beberapa murid membuat gambar dibagian belakang. Mischa yang memang mahir dalam hal itu, mencoba melakukannya dengan sangat baik.

Alhasil, semuanya berjalannya dengan sangat baik dan sesuai dengan rencana. Bahkan, tanpa di sadari, karena hal itu, membuat beberapa murid menjadi dekat. Seperti Katty dan Yeonchun serta tidak lupa, Viola dan Atlas.

SPARKLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang