[23]

21 1 0
                                    

"Apa yang ingin kau pesan, Viola?" tanya Neon pada Viola kala mereka kini duduk berhadapan di area kantin dan sontak saja menjadi pusat perhatian seantero kantin yang tengah bersantai serta menyantap makanan mereka.

Apa yang mereka lihat, adalah kejadian yang cukup langka, sebab Neon si ketua OSIS tidak pernah sekalipun dekat dengan seorang gadis dan sering dianggap homo oleh banyak orang. Namun, sepertinya Viola dari kelas 10 tingkatan pertama terkecualikan saat ini.

Oleh karena itu, Viola dibuat gugup dan mati rasa. Serasa, ia tengah menjadi tersangka dalam sebuah kasus yang menyita perhatian banyak orang. Akan tetapi, pada dasarnya ia hanya ingin makan---itu saja.

"Em … Senior, aku---"

"Tidak perlu memikirkan apapun, Viola. Lupakan dan abaikan saja," ucapnya dengan senyum manis, seraya menyedorkan sebuah menu.

Viola meraihnya dengan perasaan yang campur aduk, berharap ia bisa membalas Katty setelah ini, sebab Katty'lah yang membuatku berada disituasi seperti ini.

"Samakan saja denganmu, Senior. Aku … aku tidak tahu mau pesan apa," ucap Viola dengan senyum cengir sembari mendorong menu itu ke hadapan Neon.

Neon yang pada dasarnya, paham akan rasa gugup Viola karena tatapan dan bisikan seantero kantin, membuatnya mengangguk saja. Lagipula, ia tidak ingin membuat sesi istirahat terbuang sia-sia. 

"Baiklah. Bagaimana dengan Pasta dan lemon tea?" tanya Neon meminta pendapat dan tanpa membuang banyak waktu, Viola mengangguk setuju. "Oke, akan aku pesan dulu."

Kemudian, Neon pergi ke bagian utama di mana pesanan akan diproses dan meninggalkan Viola yang menundukkan wajahnya, karena tidak tahan dengan tatapan menjengkelkan dari banyak pihak.

"Kenapa aku harus terjebak disituasi seperti ini?" gumam Viola sembari memejamkan mata dan tidak sengaja, mendengar beberapa murid di belakangnya yang tengah bergosip dan itu mengenai dirinya.

"Mereka sepertinya menjalin asmara. Sungguh, ini kali pertamanya aku melihat Neon angkatan kita yang makan berdua dengan seorang gadis. Aku yakin, kalian mengerti maksudku," ucap gadis itu.

"Benar sekali. Sangat fantastis! Junior dari kelas pembuat onar itu bisa meluluhkan hati lelaki pintar seperti Neon. Tidak bisa diduga!"

"Jangan berisik sekali. Junior ada di belakangku," tambahnya.

Alhasil, Viola sontak merotasikan bola matanya sembari menghela napas kasar. Resah ditinggal seorang diri di tempat ini. Ia pun mengedarkan pandangan, dan tidak sengaja menemukan lelaki jangkung---wakil ketua kelasnya yang tengah berjalan ke arahnya sembari membawa nampan berisi makanan.

Mendadak, Viola heran melihat Atlas yang mendekat ke arahnya dengan tampang datar. Alhasil, Viola sontak menatap sekitarnya lagi dan ia baru menyadari jika kantin terlihat penuh. Tentu saja, Viola bisa menebak perihal Atlas yang hendak duduk di bangku sampingnya. 

Akan tetapi, Atlas harus menghentikan langkahnya kala seseorang memanggil namanya dan itu membuat Viola ikutan menatap sosok yang memanggil nama lelaki songong itu yang kenyataannya adalah Daisy, si gadis kelas 1 yang sombong.

"Huft, dia lagi," gumam Viola sembari menggelengkan kepalanya, mencoba untuk tidak peduli, tetapi tetap saja! Ia kepo dengan apa yang akan Daisy dan Atlas lakukan. Apalagi, saat Viola dapat mengamati bagaimana kegugupan Atlas yang terlukis diwajah itu saat kini berjalan beriringan ke tempatnya bersama dengan Daisy. Bahkan, secara bersamaan, Neon datang dengan pesanan mereka dan terjadi adu mata yang tidak dapat Viola pahami sama sekali.

Tatapan Neon kepada Atlas yang penuh makna, membuat Viola sama sekali tidak mengerti. Seakan, sesuatu terjadi, tetapi yang membuatnya mendadak penasaran, apa yang terjadi di antara mereka berdua?

SPARKLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang