SPARKLE

[08]

Bel menandakan jam pelajaran akan dimulai telah berbunyi, sehingga mereka bertiga kini berjalan ke kelas, walau ada saja kelakukan para gadis yang ternyata penggemar Yeonchun yang merengek meminta foto dan tanda tangan. Sungguh, Viola dibuat sangat heran dan bertanya-tanya. Seberapa terkenalnya seorang Kwon Yeonchun? Jikapun sangat terkenal dan mendominasi London, kenapa ia sama sekali tidak pernah mendengar nama lelaki itu?

Sepertinya, Viola memang ketinggalan banyak hal, sebab lebih mementingkan akademik daripada mengagumi beberapa orang seperti Yeonchun. Bahkan, Viola menyakini itu juga berlaku dengan Atlas yang sejak tadi hanya diam dan acuh.

Oh sungguh, Viola hanya tersenyum miris berada disekitar orang-orang aneh. Bahkan, karena itu, Viola melupakan salah satu tugasnya untuk mengambil buku di perpustakaan. Alhasil, ia menghentikan langkah saat berada di depan kelas seraya menepuk dahi. Tentu saja, membuat Yeonchun dan Atlas menatap Viola amat lekat.

Saat ini, terlihat Yeonchun yang menaikkan sebelah alisnya. "Ketua kelas, kau kenapa? Apa ada masalah besar?"

Sementara Atlas, hanya menatap Viola tanpa minat dan menjejalkan jemarinya ke dalam saku. Berpikir, apa yang akan Viola lakukan yang membuatnya harus terlibat.

Viola yang mendengar ucapan Yeonchun, sontak mengangguk dengan frustasi. "Aku lupa untuk mengambil buku---"

"Kau bisa mengambilnya jika istirahat nanti. Aku sudah memberitahu Mr. Lion selaku pengawas perpusatakaan soal kita yang akan mengambil buku," ucap Atlas yang menatap lurus ke depan dengan malas. Lantas, menoleh ke arah Viola dengan sekilas, kemudian berlalu terlebih dahulu ke dalam kelas.

Viola yang mendengar itu, merasa sangat terkejut dan heran. Sungguh, ia tidak pernah membayangkan tindakan Atlas yang begitu kilat melakukan semuanya. Sekalipun, Atlas tidak mengatakan apapun saat ingin melakukannya, Viola tetap merasa terbantu saat sang wakil ketua kelas itu tidak menyulitkannya.

Alhasil, Viola langsung tersenyum lebar dan Yeonchun yang kurang paham, langsung menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak merasa gatal dan memilih untuk masuk terlebih dahulu---meninggalkan Viola yang masih ingin diam ditempatnya. 

Akan tetapi, Yeonchun yang baru saja ingin masuk ke dalam kelas, harus mendapati hambatan saat seseorang ingin keluar dari kelas. Sehingga, mereka langsung saja bertabrakan dan terjatuh. Namun, Yeonchun langsung saja menarik jemari seseorang yang menabraknya dan mencoba untuk menyeimbangkan diri---bersama dengan seorang gadis yang ia tidak kenali agar keduanya tidak terjatuh. Namun, Viola yang tadinya hanya terdiam, kini terkejut melihat tabrakan itu, sebab ia mengenali siapa yang ditabrak oleh Yeonchun.

Itu adalah Katty.

Viola tentunya merasa sangat khawatir dengan mereka berdua. Terlebih pada Katty, tetapi ia mengurungkan niat kala ingin menjadi penengah saat Yeonchun dan Katty saling beradu mata sangat lekat, dengan waktu yang cukup lama. Alhasil, Viola merasa gemas melihat mereka berdua. Apalagi, saat jalannya harus dihentikan untuk melihat adegan picisan itu.

Akan tetapi, Katty tidak bisa melepas pandangan pada paras tampan Yeonchun. Jika bisa, ia ingin terus melihatnya---setiap saat. Apalagi, sentuhan jemari lelaki yang tidak ia ketahui namanya itu, membuat jemarinya serasa tersetrum.

"Sangat tampan," gumam Katty dengan suara pelan. Tentu, Yeonchun bisa mendengarnya dan ia merasa telah kehilangan kesadaran.

Sementara Viola yang sudah bosan melihat drama itu, langsung saja merotasikan bola matanya. Ia tidak bisa menanti begitu lama, terlebih lagi bel sudah berbunyi sejak tadi. Guru yang mengajar tidak lama lagi akan datang dan Viola, sudah dapat mendengar suara ketukan pantofel pada lantai. 

"Hei! Hei! Sekarang sudah waktunya belajar! Kalau mau pendekatan, nanti saja!" ucap Viola yang membuat mereka berdua langsung tersentak.  Bahkan, Viola langsung saja menerobos di antara Katty dan Yeonchun. Membuat keduanya merasa canggung dan berakhir masuk ke dalam dengan perasaan yang campur aduk.