[06]

30 3 0
                                    

Suara jam yang terus berputar terdengar, mengisi kesunyian Viola yang tengah membiarkan jari-jemarinya untuk menari di atas papan tombol laptop. Tidak mengindahkan, kasur empuk yang mulai menyapa, karena ia harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Viola tidak ingin merepotkan diri sendiri pada esok hari, sehingga ia akan menyelesaikan hari ini juga. Terlebih, tidak ada sang kakak yang sangat hobi menganggu dirinya.

Jika Viola mengingat sang kakak, ia sangat kesal, sebab ia baru saja memenangkan taruhan itu, tetapi sang kakak tidak ada. Sangat kebetulan sekali. Alhasil, tidak ada pilihan bagi Viola selain menanti seminggu akan berlalu dan menjalani semua tanggung jawabnya. 

Sungguh, Viola tidak habis pikir saat ia sangat ingin menjadi ketua kelas yang tentunya bertanggung jawab terhadap kelas. Dulunya, ia bahkan ingin mencalonkan diri untuk menjadi ketua OSIS. Namun, ia mendadak ragu jika harus bertanggung jawab untuk Sekolah. Bisa-bisa, ia malah akan berubah menjadi robot.

Kembali pada pekerjaannya, saat ini Viola tengah membuat daftar kebersihan untuk kelas setelah melakukan sesi belajar dan merapikan isi tasnya beberapa menit lalu. Ingin berdiskusi soal daftar kebersihan dengan lelaki itu, serasa tidak mungkin bagi Viola. Lagipula, ia bisa melakukannya tanpa bantuan si wakil ketua kelas.

Buktinya, setelah berkutat beberapa saat, ia telah membagi dengan rata. Diwaktu bersamaan, ponselnya langsung berdering---pertanda jika seseorang tengah mengiriminya sebuah pesan kepada.

Viola sontak menyimpan laptop miliknya dan meraih ponsel yang berada di samping laptop untuk memastikan. Jika saja, pesan itu sangatlah penting.

"Tidak dikenal?" Viola berujar sembari menaikkan sebelah alisnya, lalu mengeceknya.

[Tidak dikenal]: Aku Atlas. Aku hanya ingin menanyakan soal daftar nama. Apa kau sudah membaginya?

Membacanya, membuat Viola mendelik tidak percaya. Ia sangat terkejut dan tidak bisa mengendalikan dirinya. Alhasil, dengan wajah masih terkejut, menuntun jari-jemarinya menari dilayar ponsel dan pesan itu langsung terkirim.

[Viola]: Kenapa kau bisa mengetahui nomor ponselku?
[Viola]: Apa kau itu seorang hacker? 

Viola pun menanti pesan yang ia kirim untuk dibalas oleh pria itu sambil bergumam, "Ini luar biasa. Dari mana pria itu mengetahuinya?" 

Hingga pesan dari Atlas langsung muncul.

[Tidak dikenal]: Aku seorang pelajar. Aku mendapat nomormu dari berkas yang diberikan oleh Mr. Liam saat aku ingin menemuimu, kau ternyata sudah pulang.

Viola pun ber'oh' ria dan kembali mengetik sesuatu.

[Viola]: Baiklah. Aku paham.
[Viola]: Dan soal daftar itu, aku sudah membuatnya. Kau ingin memberi saran?

Lantas, Viola mengubah simbol tidak dikenal dengan nama Atlas.

[Atlas]: Aku sudah menyelesaikan sesi belajarku. Kirim saja, dan akan aku beri saran jika memang diperlukan.

Viola pun langsung menyibukkan diri dengan memindahkan file yang berada dilaptop ke ponselnya, walau ia memang bisa membuat file itu diponselnya sendiri. Memang, Viola senang sekali membuat dirinya kesusahan.

Tidak lama dari itu, Viola langsung saja mengirim file tersebut melalui obrolan dan tinggal menanti balasan dari Atlas. Lagipula, ia sudah merasa adil saat membaginya, tetapi entah bagi Atlas. Barangkali, Atlas akan mencari letak kesalahannya.

[Atlas]: Ada kesalahan. Aku sudah memperbaikinya.

Ternyata dugaannya memang benar, tetapi ia mendadak bingung. Di mana letak kesalahannya? Sehingga, Viola langsung membuka file itu dan mengamatinya dengan lekat.

SPARKLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang