Viola sungguh sangat lelah setelah membenahi kelasnya bersama dengan semua temannya. Nyatanya itu bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab ia serasa kehabisan tenaga saat ini, padahal masih ada satu jam sebelum bel pelajaran berakhir berbunyi.
Namun, karena guru di kelasnya tidak bisa masuk setelah rapat, membuat ia menuntun kedua kakinya untuk ke kantin---tempat di mana banyak orang tengah bersantai dan menanti bel untuk berbunyi. Kenyataannya, bukan kelasnya saja yang berakhir membosankan dengan mengharuskan murid menanti bel berbunyi.
Oleh karena itu, Viola dengan seluruh tenaganya, berjalan ke kantin. Namun, seseorang malah menguji jiwanya dengan menjadi penghalang akan intensinya.
Viola sontak menghela napas dengan raut wajah yang enggan untuk melakukan apapun selalu makan dan minum. "Enyahlah, Daisy! Aku tidak bersuasana baik untuk meladenimu hari ini!" ucapnya ketus, berharap gadis yang terlihat berwibawa dan pintar itu memahami dirinya.
Akan tetapi, Viola sepertinya harus mengubur pemikirannya itu kala Daisy hanya berdecak dengan senyum miringnya. "Tapi kau tetap harus meladeniku, gadis murahan!"
Oh! Kalau Daisy sudah memanggilnya dengan sebutan seperti itu, sungguh menyentuh titik kemarahannya. Terlihat, jemarinya yang sudah mengepal kuat dan setiap saat mungkin akan membuat lukisan indah jika tidak mengerti batasan. "Bukankah sudah kukatakan! Aku bukanlah---"
"Namun, kau yang setiap saat terus lengket dengan Atlas itu haruslah dipertanyakan kala kau berpacaran dengan Senior Neon! Apa kau tidak tahu diri sedikit saja, huh?" tanya Daisy dengan suara memekik. Tidak memedulikan jika mereka kini menjadi tontongan para penghuni kantin. Bahkan, kini dapat dilihat beberapa orang yang merekam pembicaraan panas dua gadis yang memiliki pengaruh besar di sekolah itu.
"Sungguh, apa aku harus menjelaskan kehidupanku kepadamu? Lagipula, kau seharusnya tidak perlu mencampuri urusanku, Daisy--".
"Oh my god! Dengan mengatakan itu, kau sendiri seakan mengatakan jika kau adalah gadis murahan. Sungguh, kasihan sekali Senior Neon---"
"Kumohon! Berhentilah mengataiku gadis murahan karena aku dan Senior Neon bahkan tidak menjalin hubungan apapun selain ikatan senior dengan juniornya. Aku selama ini diam, karena ingin membungkam mulut kalian, tetapi tidak lagi untuk saat ini! Jadi, kuperjelas lagi! Aku tidak memiliki hubungan dengan Senior Neon dan Atlas sekalipun!" katanya dengan amat jelas seraya menahan kekesalan yang membuncah.
Tentu saja, Daisy dan yang lainnya amat terkejut dengan terus terang Viola. Alhasil, terdengarlah bisikan yang sudah Viola duga. Lagipula, ia tidak peduli dengan itu semua.
"Sungguh? Kau sungguh mempermainkan hati dua lelaki yang memiliki ikatan persaudaraan?" tanya Daisy dengan suara pelan, tetapi terdengar menohok pendengarannya.
Ikatan persaudaraan?
"Apa maksudmu?"
Daisy tentu tersenyum miring seraya berpangku tangan. "Jangan belaga tidak tahu tentang Atlas dan Senior Neon yang tidak lain adalah saudara tiri, Viola!"
***
"Jangan belaga tidak tahu tentang Atlas dan Senior Neon yang tidak lain adalah saudara tiri, Viola!"
Viola masih memikirkan tutur kata Daisy dan murid yang lainnya mengenai Atlas dan Senior Neon yang nyatanya memang bersaudara walau tiri. Sungguh, Viola tidak bisa memahami apapun lagi, kala tidak ada yang memberitahunya. Bahkan, Katty dan Kiano sekalipun yang sejak dulu telah mengetahuinya.
Tidak bisa dipercaya! Padahal, Viola merasa dekat dengan Atlas akhir-akhir ini. Akan tetapi, kenapa Atlas tidak berniat bercerita soal ini sedikit pun? Sangat menyakitkan jika mengetahuinya dari orang lain. Terlebih, saat ia seakan terjebak dengan hubungan dari mereka berdua.
Alhasil, Viola kini mengacak rambutnya dengan kasar. Sangat jengkel dengan alur kehidupannya yang sekacau dengan rambutnya kala ia berkaca di depan cermin kamar.
Sungguh, setelah kejadian itu, Viola memutuskan untuk tidak berbicara ataupun melakukan apapun lagi kepada Atlas. Bahkan, setelah ia yang memberikan kebenaran mengenai hubungannya dengan Neon. Semuanya kini menjadi buah bibir murid sekolah dan kedua telinga dan matanya serasa tidak berjalan sebagai fungsinya.
Hanya saja, Katty memberikan pesan yang meluruskan atas kebenaran soal hubungan Atlas dan Neon yang sebenarnya. Viola yang memang tidak tahu, membuat Katty cukup terkejut. Katanya, ia mengira Viola telah mengetahui semuanya. Itu dia, kenapa tidak ada yang berkata apapun.
"Pantas saja!" gumam Viola seraya berkacak pinggang dengan helaan napas yang terus menguar. Viola masih tidak habis pikir saja, kala masalah kembali menghampirinya.
Akan tetapi, tidak lama, Viola yang sejak tadi memikirkan beberapa hal, kini menganggukkan kepalanya dengan perlahan.
Tentu saja, Viola akan melakukan apa yang kini ada dipikirannya untuk kepentingan bersama. Viola amat yakin, dengan menjauhi Atlas dan Neon, semuanya akan baik-baik saja.
Setidaknya, Viola mengharapkan hal itu akan terjadi, kala ia kini telah nyaman dengan Atlas.
***
Sejak pembenahan kelas kemarin, Atlas merasa sangat aneh dengan sikap yang Viola berikan hari ini. Serasa, sosok itu bukanlah Viola yang sebenarnya---seperti jiwa yang lain. Terlebih, saat Viola yang bersikap seolah sangat sibuk dan tidak ingin diganggu.
Dan sialnya! Atlas tidak tahu menahu alasan disebalik perubahan fisik itu. Seakan semuanya terjadi dengan tiba-tiba. Saat bertanya dengan yang lainnya pun, mereka tidak tahu harus mengatakan hal apapun.
Namun, Atlas nyatanya belum bertanya dengan semua orang. Maksudnya, Katty adalah orang yang belum ia tanyai sebab gadis itu memiliki ekstrakulikuler dance secara mendadak di mana ia akan mengikuti kompetisi. Oleh karena itu, Atlas yang tidak bisa menahan semua itu, memilih mengunjungi ruangan dance setelah jam istirahat berbunyi.
Atlas dapat melihat kumpulan anggota dance yang sedang istirahat. Alhasil, membuat Atlas memberikan bahasa isyarat pada Katty yang tengah mengedarkan pandangan.
Beruntung! Katty dengan gercap memahami maksud kode itu dan langsung mendekat setelah meminta izin pada pelatih untuk menemui temannya.
Katty tersenyum tipis. "Ada apa, Atlas? Kau seperti sedang gelisah."
Mendapatkan sorotan pertanyaan seperti itu, membuat Atlas langsung memberikan anggukan. Ia pun tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya mengenai Viola yang sangat berbeda.
Helaan napas pun kini terdengar, lantas Atlas mengamati manik Katty dengan lekat. "Soal Viola. Apa Viola memiliki masalah? Maksudku, dia seakan menjauh dari diriku dan aku tidak tahu alasannya."
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPARKLE
Teen FictionViola Dickson adalah gadis cantik dan berprestasi yang harus menyelesaikan taruhan dengan sang kakak yang selalu saja mengatainya tidak bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terus saja mengolok-oloknya, saat ia yang ingin menjadi ketua...