Bab 9

110K 14.3K 1.5K
                                    

Hai hai..sorry lama update-nyaa. Pada kangen Rendra nggak? Hahaha..semoga waktu membuat rindu yaaa, jadi silakan dinikmati...

semoga waktu membuat rindu yaaa, jadi silakan dinikmati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NADIA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NADIA

Aku memandang gumpalan-gumpalan awan yang terlihat jelas dari balik jendela pesawat yang membawaku terbang menyebrangi lautan menuju Pulau Bali. Aku menghela napas, terbayang kembali situasi yang kuhadapi saat terbangun dari tidur tadi.

Aku nggak sendiri di atas ranjang yang berantakan, ada sosok lain di sebelahku. Kami berhadapan tapi nggak saling bersentuhan. Aku cukup lega karena itu. Namun kelegaan nggak bertahan lama karena menyadari sosok Rendra yang telanjang dada sementara aku sendiri sudah mengenakan t-shirt dress longgar yang memang biasanya selalu kukenakan untuk tidur.

Kapan aku berganti pakaian? Dan yang lebih penting lagi kenapa Rendra bisa ada di sini? Di kamar hotelku? Dan bahkan di tempat tidurku? Kepalaku rasanya berdentum nyeri, hal terakhir yang kuingat adalah minuman enak di acara reuni. Setelah itu seakan ada bayangan gelap yang menyelimuti.

Sialan, minuman apa yang aku minum semalam? Seingatku hanya fruit punch dan nggak ada yang lain. Satu-satunya penjelasan adalah tanpa kusadari fruit punch itu mengandung alkohol hingga membuatku mabuk untuk pertama kalinya dalam hidupku. Karena nggak mungkin aku akan dengan bodohnya kembali tidur dengan Rendra kalau bukan karena mabuk.

Aku hanya berharap kami semalam benar-benar tidur, dan bukan melakukan hal-hal lainnya. Dengan sangat hati-hati, aku melangkah turun dari tempat tidur. Berharap dengan sangat agar Rendra nggak bangun karena situasinya akan sangat memalukan untukku.

Aku sedikit terhuyung saat kedua kakiku menyentuh lantai, karena dunia rasanya berputar. Rasanya nggak habis pikir kenapa orang suka minum hingga mabuk padahal after effects-nya sangat nggak menyenangkan. Aku mengambil dress hitam-ku yang tergeletak di lantai lalu melangkah menuju kamar mandi.

Aku mencuci muka lalu membuka kaosku. Kepalaku semakin pening saat melihat deretan bercak merah di pundak dan leherku. Sangat khas Rendra. Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi semalam? Aku meneliti sekujur tubuhku dan langsung mendesah lega saat melihat bercak merah itu terhenti hanya sampai di pundak.

Dari Balik Jendela (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang