Bab 27

97.1K 16.3K 2.4K
                                    

Hai..hai, part kemaren vote-nya baru sehari udah 7 k, kereeen. Aku juga baca semua komen kalian, seru banget wkwkwk. Makasih banyaak yaaa 🙏🙏🙏🤗

 Makasih banyaak yaaa 🙏🙏🙏🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NADIA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NADIA

"Kemana kita?" Rendra bertanya saat mobilnya sudah melaju meninggalkan kompleks perumahan. Sejenak aku terdiam memikirkan tempat yang cocok untuk bicara dengan tenang tanpa gangguan.

"Ke pantai aja gimana?" usul Rendra.

"Nggak, jam segini pantai pasti rame, nanti jadi tontonan," tolakku cepat.

"Kita cari pantai yang sepi biar nggak ada yang ganggu. Kamu bisa bebas teriak, bebas cakar aku, jambak aku, apa pun biar kamu bisa puas karena kalo ditahan-tahan nanti nggak enak rasanya," ucapnya tenang namun membuatku melongo.

Aku butuh tempat untuk bicara, namun mendengar ucapannya pikiranku langsung dipenuhi adegan-adegan yang sama sekali nggak ada hubungannya dengan bicara.

"Kamu ngomong apa sih?" Aku melotot menatapnya. Rendra menoleh dan matanya langsung membola melihat wajahku yang gelap.

"Eh, aku cuma usulin tempat biar kamu bisa marah sepuasnya karena kamu kayaknya lagi kesel banget. Kebetulan aku tahu pantai yang sepi, nggak ada maksud untuk...Ya ampun Nad, kalo aku pengen ngajak kamu gituan aku pasti usulinnya ke hotelku, bukan ke pantai. Ya bukan berarti aku nggak mau gituan di pantai, aku ok aja sepanjang kamu ok, tapi..."

"Ren, stop!" Aku makin melotot mendengar omongannya yang semakin melantur. Rendra mengerang frustasi sambil mengacak rambutnya hingga berantakan.

"Gara-gara kamu pikiranku jadi ke situ," tuduhnya.

"Hello, yang mulai ngomong ambigu tadi siapa ya?" protesku kesal.

"Ya tapi maksudku nggak gitu, kamu aja yang menyimpulkannya ke arah sana." Aku mendengus kesal mendengar pembelaan dirinya. Hatiku yang sudah panas jadi semakin panas, sepertinya aku butuh sesuatu untuk mendinginkan suasana hatiku.

Dari Balik Jendela (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang