BAGIAN 52

742 50 2
                                    

Happy reading my readers
________________________

Saat ini Saras, laras, dan juga arelia sudah sampai di salah satu cafee yang terdapat di mall tersebut, dengan coffe di depan mereka.

Untuk para saudara arelia memutuskan pulang yang pasti atas perintah arelia.

"Jelasin semuanya arel" ucap Saras tegas.

Arelia menyeruput ice coffe pesanannya "Hem, setelah kejadian itu gua di bawa keluarga gua ke London, gua koma selama beberapa bulan dan mendapat perawatan di sana, setelah keluar dari rumah sakit kita memutuskan untuk tinggal di London"

"Lalu kenapa kamu pulang?" Heran Laras.

"Yeah sebenarnya gua juga udah betah di sana, hanya saja keluarga gua memutuskan untuk pulang, katanya sih demi kebaikan gua juga"

"Kamu sadar ga sih rel, kita di sini susah, kesepian, khawatir, dan selalu merasa bersalah, kita selalu bertanya-tanya bagaimana kabar kamu? Kamu sembuh ga? Bahkan kita sempat berfikir yang tidak-tidak tentang kamu arel" tak sadar Saras meluapkan segala rasa yang selama ini ia pendam dan menangis.

Laras mengusap punggung Saras untuk menenangkannya "iya rel, seenggaknya kamu kasih kabar ke kita, hanya kabar kamu baik-baik saja itu sudah cukup untuk kami arel"

"Maaf, maaf in gua. Gua ga kepikiran untuk ngasih kabar ke kalian, selama ini gua terpuruk oleh kejadian itu, gua mencoba bangkit sar, ras itu semua ga mudah, kepercayaan yang gua kasih ke dia semuanya sia-sia, dengan teganya di nipu gua, dia permainkan perasaan gua"

"Kita tau rel, kita tau apa yang lu rasain, maaf, yang pasti kita semua menyayangi mu rel, bukan hanya kamu yang terpuruk tapi dia juga, Arkan juga terpuruk rel, hidup dengan rasa bersalah dan penyesalan, bukan hanya kamu yang mencoba bangkit tapi Arkan juga. Dia terus menunggu kamu arel" ucap Saras.

"Ah udah ya, males gua mbahas dia, ah sekarang gimana kabar kalian"

Arelia tak ingin terus membahas tentang dia karna di saat nama itu terdengar maka pikirannya akan melayang pada kejadian di malam promnight.

Laras memutar bola matanya "ga usah mengalihkan pembicaraan deh rel"

"Plis gua ga mau bahas dia, gua belum siap" sedu arelia, setiap pembahasan tentang orang itu pasti perasaan arelia menjadi campur aduk antara rasa rindu, kecewa, marah, cinta beraduk menjadi satu.

Iya cinta selama ini perasaan arelia pada Arkan tak pernah berubah, hanya saja rasa kecewanya lebih dominan.

"Oke! Tapi kamu harus ingat rel, ga baik kalo terus lari dari masalah, kamu harus hadapin masalah itu, jangan jadi orang pengecut, kalo kamu pengecut berarti Lo sama aja sama Arkan!" Ucap saras.

"Gua tau, tapi gua belum nemu waktu yang pas dan juga gua harus mantapin hati gua dulu biar lebih kuat siap menghadapi peperangan" ucap arelia semangat.

Laras menggelengkan kepalanya "ada-ada aja deh kamu rel, jangan perang dong kalian harus baikan"

"Elleh, eh btw kalian Napa basanya jadi gini sih aku-kamu dari tadi, baru sadar gua" arelia baru sadar dengan keganjalan obrolan mereka sedari tadi.

"Arel, arel kita tuh udah tua 22/23 tahunan bukan abg lagi ya kali mau pake bahasa gaul terus, malu sama anak yang ada di rumah" ucap Laras tanpa sadar.

"Bener juga sih, bentar-bentar lu tadi ngomong apa, malu sama anak yang ada di rumah? jangan bilang lu udah punya anak!" Ucap arelia ngegas.

"Emang Laras udah nikah kali rel" sahut Saras masa bodoh.

"Gila! Lu nikah sama siapa anj" arelia kaget dan tak bisa berkata-kata.

Laras memutarkan bola matanya "aku nikah sama laki aku dong rel, sama siapa lagi"

RelKan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang