BAGIAN 17

529 56 1
                                    

Happy reading my readers
________________________

Arelia menangis tersedu-sedu sambil mengobati luka di dahinya, mungkin berlebihan, coba kalian yang merasakan gimana rasanya seorang adik bisa berbuat kasar pada kakaknya sendiri lebih parahnya hanya demi membela teman dan kepentingan temannya sendiri.

"Apa salah Kaka Ama kamu de, Kaka bisa merasa bahagia hanya beberapa hari ini saja tapi kebahagian, senyuman yang telah hinggap di kehidupan Kaka beberapa hari lalu harus musnah hanya karna tingkah dan ucapan yang kamu lakukan, kamu tega berbuat kekerasan dan mencaci kaka mu sendiri hanya untuk teman yang tak bisa di percaya kesetiaannya, tega kamu"

"Apa mungkin teman mu lebih berharga dari pada saudaramu sendiri? Hahahha kau sangat lucu rel adik mu itu mana mungkin Sudi menganggap mu sebagai saudara? Mana Sudi dia"

Arelia terus saja mengoceh meratapi hidupnya dan tingkah laku sang adik.

BRAK!!!'

"Dasar anak tak tau diri dipanggil dari tadi tidak menjawab malah enak-enak tidur di atas kasur" ibu arelia tiba-tiba membanting pintu dan berteriak.

"Ibu...." ucap arelia dengan suara seraknya.

"Heh kau apakan, anak ku hingga ia menangis dan kenapa tangannya terluka!"

"Aku tidak melakukan apa-apa kepada Adel buk"

"Sudah berani mengelak ya kamu_" Cahya berjalan menghampiri arelia, lalu menarik rambut arelia dengan kencang! Kalian ingin tau apa yang di rasakan arelia? Ia merasakan sakit! Sakit fisik maupun batin belum lagi rasa sakit yang di ciptakan sang adik tadi belum seutuhnya menghilang sudah ditambah jambakan dari sang ibu.

"Jangan buat anak ku menangis! Turuti semua keinginannya! Kalau kau masih menganggap aku ini ibu mu!" Cahaya menghempas arelia hingga kepala arelia terbentur pinggiran Ranjang yang lancip hingga mengakibatkan pelipis arelia lecet dan mengeluarkan darah.

"Itu balasan untukmu karena berani melukai Adelia!" Ucap cahaya tanpa belas kasih.

"Buk arel ga ngerti maksud ibu arelia ga ngapa-ngapain Adel kenapa Adel menangis karna arel dan lagi kenapa Adelia bisa terluka bahkan arelia tak menyentuh adelia sedikitpun?" Tanya arelia tanpa memperdulikan pelipisnya yang terluka.

"Dasar ga tau diri! Ia menangis karna tingkah mu itu bodoh! Dan kau yang mendorong Adelia hingga dia terluka. Kau mendekati lelaki yang di sukai temannya dan kamu tau apa arti teman bagi Adel kan! Ia takut kalau teman-temannya menjauhinya, sebagian besar teman-temannya telah mengetahui jika kamu itu kakanya. Kamu ga tau gimana jadi Adel ia di ejek karna punya Kaka kaya kamu!"

Arelia menggelengkan kepalanya dengan air yang tak pernah berhenti berjatuhan dari mata indahnya.

"Hanya diejek seperti itu dia sudah tidak nyaman dan tertekan lalu bagaimana dengan arel buk? tiap hari tiada henti tanpa adanya cacian makian ejekan tatapan yang memandang arel rendah. Ibuk ga pernah perduli dengan apa yang di rasakan arelia hiks.... bahkan ibu berbuat seperti orang-orang itu. Asal ibu tau ucapan dan tatapan orang di luar sana tak seberapa sakitnya dari pada di saat arel di caci maki sama ibu arel sendiri, bahkan arel ga bisa menjelaskan bagaimana rasanya"

"Jaga ucapan mu itu kau pantas mendapatkan perlakuan seperti itu karna apa? Karna seharusnya kau tak hadir dalam hidup ku tak hadir dalam keluarga ini kau hanya pembawa sial yang tidak tau diri"

"Lalu kenapa ibu menghadirkan arelia di kehidupan ibu KENAPA! IBU KENAPA hiks.... jika akhirnya arelia tak di anggap dan di perlakukan seperti ini bunuh arel aja buk seperti kata ibuk kalau ARELIA PEMBAWA SIAL DAN TIDAK BERGUNA HIDUP DI DUNIA!"

PLAK!!!'

BRAK!!!'

Tiba-tiba tangan cahaya melayang dan menampar arelia dengan sangat kencang. Arelia merasa dunianya hancur! Tak berarti.

Disaat itu pula Sang ayah Hadir, langsung menghampiri arelia lalu memeluknya, entah apa yang ada di pikiran sang ayah yang tiba-tiba memeluknya dulu saja memegang tidak pernah jijik katanya.

"Apa yang kamu lakukan cahaya dia juga anakmu! Kau yang melahirkan nya! Kau tak bisa bertingkah seperti ini!" ayah arelia memeluk dan mengusap pipi arel yang di tampar sang ibu.

"Ayah...."

"Iya sayang ini ayah, maaf ayah yang dulu, yang tak pernah menganggap kamu ada ayah seakan menutup mata dan telinga di saat kau menampakkan diri dan memanggil nama ayah maaf sayang"

"Yah apa yang kamu lakukan!" Sentak Cahaya.

"Seharusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan pada arel, apa salah dia, sudah hentikan semua tingkah dan omong kosong mu itu dia anak mu, darah daging mu sudah cukup kau lakukan kekerasan dan ucapan yang dapat melukai fisik dan batinnya" cahaya menggelengkan kepala tak percaya apa yang di ucapkan sang suami. Tidak masuk akal! Apa yang di lakukan sang suami saat ini.

"Tidak! Aku tidak akan mengakui gadis buluk itu sebagai anakku. Anak ku cuma satu yaitu Adelia ga ada yang lain! Dan kamu gadis buluk jangan kau buat anak ku menangis lagi awas kau!" Cahaya langsung meninggalkan arelia dan Anton yang sedang berpelukan dengan arelia yang menangis tersedu-sedu.

"Sudah sayang di sini masih ada ayah. Ayah tidak akan mengulangi lagi tindakan bodoh yang ayah lakukan pada mu, bagaimana pun kamu anak ayah darah daging ayah. Ayah tak ingin menyesal di kemudian hari."

Kalian pasti bingung bukan kenapa ayah arel bisa berubah 180 derajat begini. Jadi, ceritanya.

#satu Minggu yang lalu

Hari ini antoni pergi mengunjungi tempat kawanya yang berada di luar kota, kebetulan ia pun ada pekerjaan di sini. Ia ingin mengucapkan belasungkawa pada kawanya sidik karna sang anak yang baru menginjak umur 14 tahun telah meninggal dunia.

"Dik,aku turut berduka cita ya..."

"Nton aku-aku merasa bersalah pada anak ku, aku merasa telah gagal menjadi seorang ayah. Hanya karna fisik aku membeda-bedakan anak-anak ku, aku selalu tak menganggapnya dan memandang nya dengan tatapan jijik dan benci tak hanya itu aku, bahkan seluruh keluarga ku tak pernah menganggapnya ada. Hingga pada akhirnya ia merasa tertekan dan memilih mengakhiri hidupnya. Aku ayah yang bodoh Antoni, aku tak bisa menghargai dan mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan pada ku aku malu padanya... andai waktu dapat di putar aku tidak akan menyia-nyiakan anak ku bagaimana pun ke adaannya" sidik mencurahkan segala isi hatinya pada Antoni, segala kesedihan dan penyesalan yang ia rasakan. Memang sidik dan antoni sangat berteman dekat tak jarang mereka saling curhat-mencurhat apa yang mereka rasakan, dan itu mereka lakukan sudah sedari jaman mereka masih sekolah.

Sementara Antoni hanya diam mendengarkan segala keluh kesah sidik dan juga ia memikirkan segala ucapan yang keluar dari mulut sidik. Ia tak ingin merasakan penyesalan seperti yang di alami kawannya ia tak ingin hidupnya hancur hanya karna tindakan bodohnya.

"Ayah tak ingin kembali berbuat tindakan bodoh itu arel, ayah tak ingin hidup dalam penyesalan" arelia melepas pelukannya pada sang ayah.

"Makasih. Makasih yah. Ayah telah menyadari apa yang telah ayah lakukan itu salah, arel merasa bahagia, arel bersyukur setidaknya orang yang yang arel sayang sudah tak membenci arelia"

"Ayah akan melindungi dan menjagamu rel ayah janji"

Benar kata keluarga Santosa, kata teman-temannya, kata mbok minah bahwa Tuhan itu adil, ia tak akan membiarkan hambanya terus merasa bersedih.

###########

Jangan lupa vote dan coment!

Salam manis author

RelKan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang