BAGIAN 53

837 50 0
                                    

Happy reading my readers
________________________

Arkan menolehkan kepalanya ke samping, matanya terfokus pada mata di depannya yang juga sedang menatapnya, lensa mata yang ia kenal, mirip seperti milik orang yang ia rindukan.

"Arelia" gumam Arkan serak.

*★*

Arkan menggelengkan kepalanya, mengelak, mana mungkin orang yang di tatap nya ini adalah gadisnya.

Perlahan mata arelia berkaca-kaca tak kuasa menahan tangis, di tudukkan kepalanya dengan bahu yang bergetar.

Sebesar apapun kebencian arelia pada Arkan, tetapi masih kalah besar dengan rasa rindu dan sayangnya.

"Dia, arelia Arkan" ucap Saras pelan ia tau pasti Arkan tak percaya bahwa orang yang dia tatap itu adalah orang yang selama ini ia nanti kehadirannya.

"Arelia, hey kamu arelia kan? Jawab! Jangan nangis aku tak suka kamu menangis" tanya Arkan beruntun dengan tangan kanan menyentuh pipi kiri arelia.

Di saat pipinya di sentuh otomatis kepala arelia terangkat di pandangnya wajah lelaki yang tak pernah berubah setelah sekian lama, tetap tampan.

"Iya! Aku arelia, arelia yang kamu sakiti, arelia yang kamu permainkan, arelia yang kamu mainkan bagai barang! Aku arelia, arelia si buruk rupa yang tak bisa bersatu dengan lelaki tampan seperti mu!"

Arkan menggeleng langsung di dekapnya tubuh sosok yang selama ini dia rindu kan "nggak rel, enggak! arelia tetap milik Arkan apapun keadaannya, entah di saat kamu jelek atau cantik arelia tetap punya Arkan, maaf maafkan aku yang bodoh ini, sungguh aku sangat menyesal"

Arelia memukul punggung Arkan kencang hingga perlahan melemah "kamu jahat arkan, kamu jahat"

Semua yang ada di sana tersenyum semoga kedepannya lebih baik, "kita pamit dulu ya, kalian lanjut, selesaikan semuanya dengan kepala dingin" ucap Bram, mereka sepakat untuk memberi ruang untuk dua sejoli itu.

"Arelia maafkan aku ya, aku tau perbuatan ku itu salah" ucap rivano karna sedari tadi dia belum sempat meminta maaf akan perbuatannya di masalalu.

Arelia mengangguk, dan mereka meninggalkan Arkan dan arelia di ruangan privat room yang ada di cafee itu.

Arkan melepaskan pelukannya, ke dua tangannya menangkup kedua pipi arelia, "arelia, semuanya masih sama"

Di taruhnya tangan kanan arelia pada dadanya yang berdebar "disini, disini tak pernah berubah semuanya masih sama, hanya nama mu yang terukir di sini"

"Maafkan segala kesalahan ku Lia, aku sungguh menyesal"

Arelia tersenyum manis, cantik, sangat cantik "aku tau aku datang ke sini untuk menyelesaikan semuanya, aku tau semua manusia pernah berbuat kesalahan, aku memaafkan mu Arkan"

"Makasih, makasih Lia makasih, sungguh aku tak bisa bahkan tak akan pernah bisa melupakan kebodohan ku itu"

Didalam pelukan Arkan, arelia tersenyum bahagia di resapinya kehangatan, kenyamanan yang ia rasakan.

Selang beberapa menit arelia melepas pelukannya "aku pamit Arkan, aku tau semuanya tak mudah, aku sudah menyelesaikan permasalahan kita, semuanya telah selesai semoga kamu menemukan kebahagiaan mu, jangan teringat terus dengan masalalu mu, jangan terus merasa bersalah" arelia melangkah meninggalkan Arkan yang mematung.

GREB!'

Di saat tangan kanan arelia memegang gagang pintu, tiba-tiba Arkan memeluknya dari belakang dengan erat, terasa pundaknya seperti basah.

RelKan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang