Happy reading my readers
________________________Arelia turun dari angkot yang ia tumpangi, dari halte dia harus berjalan kurang lebih 5 menit untuk sampai di sekolahnya.
Dengan senyum lebar arelia menyusuri jalanan untuk menuju sekolahnya, udara pagi memang menyejukkan ya, belum ternodai oleh polusi dan asap kendaraan, masih segar.
Di pandanginya sekolah yang menjadi tempatnya mencari ilmu selama hampir 3 tahun ini.
Banyak suka duka yang arelia lewati di sekolah ini.
Arelia cukup terkenal di kalangan para siswa bahkan para guru, tukang kebun pun kenal dengan arelia, kalau kalian berpikir arelia terkenal akan kepopulerannya kalian salah besar.
Arelia terkenal karna wajahnya yang buruk rupa, anak-anak di sekolah ini sering menghujatnya secara terang-terangan bahkan ada juga yang membullynya.
Arelia memasuki gerbang sekolahnya, lihatlah baru saja kakinya melangkah memasuki kawasan sekolahnya sudah banyak yang melihatnya dengan tatapan menjijikkan.
Arelia terkenal ya?
Arelia menunduk, rambut yang ia gerai menutupi sebagian wajahnya yang buruk rupa itu.
"Lihat deh, ga malu apa ya dia sekolah di tempat kita yang terkenal ini"
"Iya ih, malu-maluin aja emang"
"Lihat deh wajahnya, ihh nyeremin ya, Gilak ga pantes banget dia ada di sini"
"Cocoknya di mana?"
"Di barang rongsokan lah"
"Ahahahahaha"
Terus berjalan sambil menunduk yang arelia lakukan, ia berjalan cepat berharap segera sampai di kelasnya.
Di koridor yang lumayan sempit, banyak siswa yang sedang mengobrol, di saat ia berjalan dengan sengaja tubuhnya di dorong-dorong ke satu orang ke orang lain, seakan arelia ini kuman yang sangat menjijikkan kalo di pegang.
Cukup sudah!
"BERHENTI! Kalian kenapa sih! Aku tuh bukan kuman, aku manusia seperti kalian"
"Aku juga punya perasaan, kalian lempar-lempar aku seperti kuman yang menjijikkan, aku sakit kalian perlakukan seperti itu, dimana hati nurani kalian! Hiksss"
"Lu kan emang kuman, baru nyadar?"
"Iya! Huuuu liat tuh komuk lu bikin enek"
"Mendingan out deh lu, ga pantes sekolah di sini"
"Ga pantes Lo idup!"
"Pasti orang tuanya juga ga mau ngakuin dia jadi anak"
Arelia menangis tersedu-sedu mendengar lontaran kata-kata dari mereka semua, ia segera berlari pergi menuju kamar mandi.
Arelia segera masuk ke salah satu bilik kamar mandi, ia merosot ke lantai bersandarkan pintu yang tertup.
Arelia menampar wajahnya sendiri "aku jelek, aku buruk rupa, benar apa kata mereka aku tak pantas hidup"
"Ayah ku, ibu ku memang tak mau mengakui ku dan itu karna wajah ku ini, kenapa sih aku tuh juga manusia! Aku punya perasaan aku ingin di sayang, aku ingin menjadi seperti orang-orang pada umumnya, kenapa ga bisa!"
"Apa selamanya aku akan seperti ini? Apa aku akan kuat ya Allah"
Terus menangis, dengan menangis arelia bisa merasa tenang dengan sendirinya.
BYUR!'
"Akhsss"
Tiba-tiba dari atas air kotor seperti bekas cucian, menyiram arelia.
Arelia mengelap wajahnya "itu bilasan air yang cocok buat lu! Ahahahahaha" arelia membuka pintu kamar mandi akan tetapi sang pelaku sepertinya anak-anak centil sekolah yang suka membully sudah kabur keluar dari kamar mandi.
Terpaksa arelia mengganti seragamnya menggunakan pakaian olahraganya yang selalu ia simpan di dalam lokernya.
Arelia memasuki kelas Xll mipa 3 yang merupakan kelas tercintanya.
Saat arelia memasuki kelas murid-murid yang tadinya ramai seketika dia dan dengan kompak mereka menutup hidung.
Arelia tau dan sadar mengapa mereka melakukan itu, itu karna bau tubuhnya walaupun sudah berulang-ulang kali arelia membilas tubuhnya tapi bau air kotor tadi tak kunjung hilang.
"Lu dari mana sih, dari got ya baunya udah nyamain tikus got"
Arelia tak memperdulikan itu semua, ia segera pergi ke bangkunya yang berada di bagian paling pojok belakang, yang pastinya arelia duduk sendiri.
Mana mau mereka duduk sebangku dengan arelia.
Arelia menaruh kepalanya di atas meja dengan lengan sebagai tumpuannya.
Ia lelah!
Tak lama kemudian guru yang mengajar hari ini pun datang memasuki kelas dengan 2 orang gadis.
"Selamat pagi anak-anak!"
"Pagi buuuu"
"Hari ini kita kedatangan 2 siswi baru ya, perkenalkan nama kalian"
"Hay semua, perkenalkan nama gua Saras Aurelia Nugraha, salam kenal semua"
"Hey kenalin nama gua Laras Amelia aundrey, salken ya semua"
"Salam kenal juga"
"Gini nih gua suka sama yang bening-bening begini. Ga kaya si ono, bikin enek aja mben hari"
"Boleh minta no WAnya ga buat pdkt gitu"
"Halah modus lu"
"Sudah-sudah kalian duduk di bangku yang kosong itu ya"
2 gadis anak baru itu pun mengangguk dan berjalan di bangku yang di tunjukkan sang guru tadi, bangku tersebut tepat di depan bangku arelia.
Laras membalikkan badannya kebelakang "hey kenalin nama gua Laras, nama lu siapa?"
"Arelia" jawab arelia singkat.
Saras pun menengok ke belakang "gua Saras, salam kenal ya"
"Hm"
Saras dan laras pun tersenyum canggung lalu membalikkan tubuhnya untuk mendengarkan keterangan guru di depan.
Sebenarnya arelia senang ada anak yang mau menyapanya dan mau berkenalan dengannya, tapi dia tak boleh berbesar hati, bisa saja mereka tadi hanya basa-basi, dan nantinya mereka akan menjadi seperti anak-anak yang lainnya yang suka menghujatnya dan membullynya.
Karna arelia tau, dia di takdirkan untuk sendiri dan terus tersakiti.
##########
-TBC-
Klik bintang di bawah ya readers
Comentnya juga jangan lupaSee u next chapter
Salam manis author
KAMU SEDANG MEMBACA
RelKan [COMPLETED]
Teen Fiction"arel bukan Monster, arel juga bukan kuman, arel Sama kok kaya kalian, jangan benci arel" Dengan wajah yang buruk rupa arelia di haruskan untuk menjadi kuat, di luaran sana banyak orang yang membencinya, selalu menghujatnya. Bahkan keluarganya, oran...