Nalendra acuh tak acuh melihat situasi kelas yang terdengar sangat berisik. Ia tetap kembali melanjutkan aktifitasnya, yaitu tidur dengan keadaan tenang dan damai.
"DIAM!!" tiba-tiba keadaan langsung hening karena suara teriakan dahsyat yang dikeluarkan Pak Eko, dosen yang terkenal dengan ketegasannya.
"Aurora coba jelaskan materi bab 4 bagian akhir!" ucap Pak Eko. Lalu Aurora mengangguk-anggukan kepala dan mulai menjelaskan materi sebisanya.
"Tadi kenapa Aurora yang jawab?" tanya Pak Eko penasaran.
"Inisiatif pak." ucap Aurora asal sembari menahan malu.
"Terlalu bersemangat ya kamu ikut mata kuliah saya?" tanyanya tertawa. "Baik semua kita lanjutkan materinya." kata Pak Eko kembali dengan nada serius dan menakutkan.
Aurora sangat kesal dengan lelaki disampingnya itu dan ia seakan-akan tidak melakukan kesalahan.
"Gara-gara lo ya curut!" ucap Aurora kepada Nalendra berbisik.
Nalendra yang tetap dalam keadaan tertidur tiba-tiba menolehkan kepalanya ke arah Aurora lalu mengarahkan tangan telunjuknya ke bibir wanita disampingnya.
"Sstttt bawel." ucapnya santai. Aurora hanya bisa terdiam kaku sembari melototkan mata terkejut lalu ia menoleh kembali ke arah depan agar tidak terlihat semakin salah tingkah.
Beberapa saat kemudian akhirnya mata kuliah hari ini telah selesai. "Baik sampai sini materi pembelajaran saya, untuk pertemuan berikutnya akan saya adakan kuis dan kalian bisa belajar dari bab tiga sampai empat! Lalu untuk Aurora yang fokus ya!" ucapnya lalu Pak Eko meninggalkan kelas.
Setelah melihat Pak Eko yang sudah meninggalkan kelas, dengan cepat Aurora memanggil nama laki-laki itu dengan keras dan lantang.
"NALENDRA KALA SEMESTA!" teriak Aurora yang membuat seisi kelas yang awalnya sangat bising menjadi sunyi karena terkejut termasuk Qilla dan Keisya.
"Asik gelud lagi." ucap salah satu teman Aurora yang seakan-akan sudah paham dengan tingkah Aurora dan Kala di dalam kelas.
Nalendra yang merasa terpanggil langsung mengerutkan alis, lalu Aurora mengahampirinya dan menarik tangan laki-laki itu untuk menuju keluar kelas.
"Apa?" tanya Nalendra malas.
"Lo bisa ga sih Le, sehari ga ganggu gue?" tanya Aurora kesal.
"Lah yang ini kan lo sendiri yang salah, Ra."
"Ihh Nale! kalo lo tadi ga tidur dan ga duduk di sebelah gue, juga gabakal salah paham gue nya."
"Yaudah sih gitu doang. Marah-marah mulu lo, makin jelek ntar." ucapnya mengejek. "Udah kan? Kalo udah gua balik." ucapnya lagi lalu membalikkan badan.
Aurora hanya terdiam mencoba untuk sabar melihat tingkah manusia siluman curut itu.
"ARA!"
Merasa terpanggil, Aurora langsung membalikkan tubuhnya dan ternyata Qilla dan Keisya sudah berdiri dipinggir pintu kelas dengan raut wajah yang tersenyum menjijikan.
"Udah belom gelud masalah rumah tangganya?" tanya Qilla menggoda.
"Dih ngaco lo pada."
"Ye abisnya lo sama Nale berantem mulu ga pernah akur." ucap Keisya. "Kasian kali Ra, dari dulu lo ajak gelud mulu." ucap Keisya menambahi.
"Dih orang dia yang ngeselin, udah ah yuk balik!"ucap Aurora mengalihkan.
"Gue liat-liat, Nale cakep plus keren gitu ya." balas Qilla tersenyum salah tingkah.