Ternyata penghambat impian terbesar kita adalah dari keluarga sendiri. —Algieba A. Rajendra Oshe.
Aurora berjalan lemas di sepanjang koridor kampus. Ia memaksa untuk kuliah hari ini, karena ada ujian akhir semester, padahal sudah dilarang keras oleh Imelda dan Aaron. Mereka bilang kalau ujian bisa di ulang lagi tetapi untuk kesehatan susah dicari.
"Ra."
Aurora menoleh sekejap sambil menyapa. "Eh hai Le."
"Lo sakit?"
"Udah engga kok, tapi masih lemes dikit."
"Ayo gua bantuin pegangin."
"Modus lo!"
"Anjir ogah kali gua modus ke lo." ucap Nalendra melengos.
"Lo kira gue haram? Yuk ah masuk kelas! Ada ujian!"
"Hah? Ada ujian? Masa sih?"
"Yuk bisa yuk, ga tolol sehari." ucap Aurora gemas.
Bagaimana seorang Mahasiswa tidak tahu kalau hari ini ada Ujian Akhir Semester? Aurora dengan cepat langsung meninggalkan Nalendra yang masih melamun di tempat.
Saat ini Nalendra masih bingung apakah benar ada ujian? Tetapi mengapa ia tidak tahu? Ah! Nalendra baru ingat, kalau ia tidak masuk grup kelas.
Lalu tak lama Bu Dewi masuk ke kelas dengan raut wajah yang bisa dibilang tidak bersahabat. Padahal setiap beliau mengajar selalu tersenyum dan terlihat ramah, tetapi entah mengapa hari ini memasang wajah masam.
"Baik Mahasiswa dan Mahasiswi, UAS dimulai lima menit lagi! Jadi persiapkan seluruh alat tulisnya!"
"Baik Bu!"
Lalu Bu Dewi mulai membagikan lembar soal dan lembar ujian. "Tidak ada yang boleh mencontek atau memberikan jawaban. Jika ada yang ketahuan akan saya keluarkan dari kelas dan tidak bisa mengikuti ujian."
"Baik Bu."
"Selamat mengerjakan."
Aurora langsung mengambil lembar soal dan mengerjakan dengan santai, seakan-akan tidak merasa kesusahan sama sekali.
Di sisi lain Nalendra juga bisa mengerjakan tanpa ada sedikit kesusahan sekali pun, itu sudah terlihat jelas di raut wajahnya, padahal ia mengaku jika tidak tahu kalau ada ujian. Memang Nalendra si manusia ajaib.
"Itu yang di belakang. Ngapain kok noleh-noleh? Mencari jawaban kah?" teriak Bu Dewi.
"Tidak Bu. Kepala saya sakit." ucap Reksa panik.
"Kerjakan sesuai kemampuan kalian! Lebih baik nilai bisa saja tetapi berusaha sendiri daripada mendapatkan nilai bagus tetapi menipu diri sendiri."
"Tapi kan jaman sekarang, nilai bagus lebih dihargai daripada kejujuran." ucap Reksa pelan ke arah Nalendra.
"Ssstt! Diem lo Sa, konsentrasi gua keganggu." ucap Nalendra.
"Anjing lo Le."
Setelah lebih dari 55 menit, akhirnya ujian hari ini telah selesai dengan lancar. Seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi mengumpulkan lembar jawaban kepada Bu Dewi.