Hari ini tepat 2 minggu Algieba berada di rumah sakit, Dokter bilang Algieba tidak boleh beraktifitas yang terlalu berat terlebih dahulu, tetapi Algieba tetap bersyukur karena ia masih diberikan nyawa oleh Semesta.
Dewa sudah mengurus seluruhnya untuk Algieba. Dewa dan Fanny juga memberhentikan pekerjaannya sementara hanya untuk bergantian merawat Algieba.
"Akhirnya Tuan muda udah bisa pulang." ucap Arjuna girang.
"Algieba di rumah sakit dari kapan ye?" tanya Gavino.
"Kamis."
Semua langsung menoleh ke arah Nalendra, bagaimana bisa ia tahu semuanya tentang Algieba.
"Kok lo tau Le?" tanya Arjuna bingung.
"Nebak doang."
"Mana mungkin cuma nebak anjir." ucap Zayn tertawa.
"Waw aku sudah mulai curiga." ucap Arjuna menggoda.
"Ape?" tanya Algieba kasar.
"KALIAN?!? PACARAN YA." ucap Arjuna girang.
"Tidak menerima kaum pelangi, sekian dan terimagaji." ucap Gavino menggelengkan kepalanya singkat.
"Ah ga open minded lo." celetuk Raihan.
"Sepertinya ada kaum yang tersinggung." balas Gavino.
"Gua tuh menghargai mereka, tapi untuk menyetujui tidak akan pernah bisa, itu udah dilarang dalam Al-Quran." Zayn menambahi.
"Anjay Abang Zayn." balas Arjuna.
"Raihan sama Juna kan emang homo, badannya udah ketempelan jin." ucap Nalendra tiba-tiba.
"Tau dari mana kamu Mas? Hm dasar penguntit." balas Arjuna tertawa.
"HAHA."
"Kopernya udah semua kan?" tanya Aurora.
"Udah Ara." balas Zayn.
"Yaudah gua mau manggil Suster dulu." ucap Zayn lalu mereka mengangguk.
Setelah selesai mengurusi data-data milik Algieba, akhirnya mereka menuju ke lobby dan di sana sudah ada Gavino yang menunggu.
"Jun, lo yang nyetir ye." ucap Gavino.
"Anjir kok gua?"
"Lo kan paling bayi."
"Ishhh, yaudah mana kuncinya?" Gavino melemparkan kunci mobil ke arah Arjuna, dengan cepat ia menangkap.
"Kita balik kemana Al?"
"Ke rumah bokap gua Jun." ucap Algieba lemas.
Algieba berada di kursi tengah bersama Aurora dan Nalendra, di depan ada Gavino dan Arjuna, di paling belakang ada Raihan dan Zayn.
"Le, kesanaan kek guanya sempit." ucap Algieba sambil mendorongkan tubuh Nalendra.
"Lo kalo gamau sempit naik pickup aja." balas Nalendra datar.
"Nale, sanaan dikit." ucap Aurora tersenyum.
"Iya Ara." ucap Nalendra menuruti.
"Yaallah ngakak banget sama Nale, kalo Ara yang nyuruh baru nurut." ucap Gavino tertawa.
"Mana mukanya melas banget lagi." tawa Arjuna semakin menggelegar.