35. Kasih Pelajaran 💤

7K 900 676
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf lama soalnya lagi buntu banget idenya sama lagi males sama Wattpad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf lama soalnya lagi buntu banget idenya sama lagi males sama Wattpad. Ranking tagar di fiksi remaja merosot mulu.

Dari 12 jadi 154. Jadi gak semangat padahal udah triple up juga kagak dikasih ranking. Salah apa diriku sama Wattpad hiksrot 😭

💤💤💤

Setelah diusir dari rumah Kenny, Angel pulang ke rumah. Dia berjalan mengendap-endap melewati ruang tamu yang tidak dinyalakan lampu sama sekali. Jendela juga tertutup rapat semua. Hanya ada suasana hening dan aroma bir yang dirasakan Angel. Gadis itu pikir papanya si Dicky, pasti mabok-mabokan lagi.

Angel tidak ingin berurusan dengan Dicky. Dicky hanya bisa mencambuknya saat mabok. Dicky tidak layak menjadi papanya. Jika bukan karena diusir Lucy, Angel sungguh tidak ingin kembali ke rumah ini lagi. Baginya rumah ini seperti neraka.

Ah! Memang benar. Rumah Kenny itu sudah seperti surga. Angel betah di sana. Apalagi setiap hari bisa nempel dengan Kenny. Memikirkannya saja Angel sudah senyam-senyum sendiri. Nanti deh, gadis itu berencana untuk bujuk Kenny lagi supaya dia boleh tinggal di rumah Kenny lagi. Rumah itu sudah Angel anggap seperti rumah sendiri.

"Tau untuk pulang juga?"

Deg

Suara Dicky terdengar. Dicky membuka lampu. Pria itu sedang menyenderkan tubuh di tembok dengan sebotol bir di tangan kanan. Bir tersisa sedikit, Dicky meneguknya hingga tandas dan menghempaskan kaleng itu ke lantai.

Angel pura-pura tuli. Kakinya mulai menaiki anak tangga satu per satu.

"ANGEL, SAYA LAGI TANYA!"

"MASIH BERANI MENGABAIKAN SAYA? SPP KAMU SAYA GAK AKAN TANGGUNG LAGI!"

"Eh? Kok gitu? I--iya Pa." Angel menghela. Gadis itu turun ke bawah, menaruh tasnya di lantai. Matanya kini bertemu dengan mata merah Dicky. "Papa lagi mabok. Lebih baik ki--"

Dicky segera menghamburkan pelukan. Pria itu memeluk Angel erat. Angel membeku di tempat. Belum pernah ia dipeluk papanya sama sekali. Walaupun aroma bir yang tidak enak menyengat, akan tetapi Angel senang dipeluk.

After Being Happy, Then? [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang