💤💤💤
_After Being Happy, Then?_
Misya segera melempar buku secara tidak beraturan ke dalam tas sambil mendengungkan nada riang ketika suara bel tanda pulang sekolah berbunyi.
Paula yang masih sibuk mencatat catatan dari papan tulis menggeleng resah. "Gak selesai catat dulu baru pulang, Sya?"
"Besok aja gue pinjam sama lo. Duluan ya, Pau. Dadahhh." Setelah tali ransel bergelantung di atas pundak, Misya segera ngacir.
Misya menghamburkan diri ke kelas sang pacar. Pacarnya sedang asik ngobrol dengan Robert dan Ugo. Bibir Kenny tersenyum ketika melihat Misya berdiri di ambang pintu.
"Gue duluan." Kenny meraih tas meninggalkan Robert dan Ugo di dalam kelas, berjalan menghampiri Misya.
Mereka berjalan ke arah parkiran sambil bercoleteh riang. Banyak pasang mata yang menatap mereka dengan lirikan tidak senang. Kenny yang semula tidak biasa, kini mulai membiasakan diri. Mengebalkan telinga dan bersikap cuek seperti Misya memang pilihan yang paling tepat.
"Silakan masuk tuan putri." Kenny mempersilakan Misya masuk setelah pintu mobil terbuka. Misya terkekeh dan masuk ke dalam mobil. Baru saja duduk, ia merasa ada benda yang ngeganjel di bokongnya. Misya meraih benda itu. "Obat zambuk?"
Kenny yang baru masuk ke dalam mobil segera mengangguk mantap. "Duh, Angel lupa bawa obatnya lagi."
"Maksudnya gimana?" tanya Misya sembari menaruh obat itu ke dashboard.
"Jadi gini, Sya, tadi pagi gue sama dia berangkat bareng ke sekolah. Gue beliin dia obat zambuk buat luka lebamnya. Nah, tuh obat kayaknya dia kelupaan bawa. Nanti deh gue anter ke rumahnya."
Misya hanya ber-O kecil, kemudian terdiam. Kenny melajukan mobil meninggalkan parkiran. Tak berapa lama, mobil melewati gerbang sekolah. Banyak murid yang masih menunggu jemputan. Dari sekian banyak orang, mata Kenny tertuju kepada salah satu orang yang sedang menunggu bus.
Kenny memberhentikan mobil di depan orang itu, mengklakson, dan membuka jendela mobil. "Ngel, naik."
Misya menyorot Angel tajam. Seharusnya Angel peka sama tatapan Misya, akan tetapi Angel malah masa bodoh, dan dengan kebalnya masuk ke dalam mobil Kenny.
"Makasih, Kak Ken. Hai, Kak Misya maaf ya ganggu." Wajah Angel berseri, melepas tas, dan menaruh di sebelah bangku yang kosong.
Misya berputar bola mata malas. Lihat saja sikap Angel yang terlihat manis sekali membuatnya ingin muntah. "Iya, gapapa," jawab Misya singkat.
"Aku kira kamu udah balik duluan, Ngel," ucap Kenny.
"Belum, Kak. Dari tadi aku nungguin bus, gak datang-datang. Molor dari jadwalnya. Oh iya Kak Ken, Angel ada latihan lagu baru, loh. Mau dengar gak?"
"Boleh."
Angel mulai bernyanyi di sepanjang jalan. Jika boleh diakui, suara Angel memang terdengar merdu. Suaranya sangat amat lembut membuat hati pendengar tersentuh. Dan Misya menyukai suara itu. Sesekali Misya ikut bernyanyi, karena dia tahu lagu yang sedang dinyanyikan oleh Angel.
"Kak Misya, nadanya salah," potong Angel dengan mimik yang resah.
"Sya, diam bentar dong. Gue mau dengar Angel nyanyi sampai habis. Kalau bagus, next kami bisa perform lagu ini."
Serius, Misya benci situasi seperti ini. Jika Angel sudah masuk ke dalam mobil, pembicaraan pasti berputar di sekitar band. Dan Misya buta musik, dunianya berbeda dengan dunia Kenny. Walaupun Misya berusaha untuk masuk ke dalam dunia Kenny, hasilnya tetap nihil. Seperti yang kalian lihat tadi, Kenny malah suruh dia diam.
Akhirnya mobil berhenti di depan rumah Misya setelah dirinya baca Wattpad di sepanjang jalan. Sedangkan, Kenny dan Angel masih sibuk bahas musik sesekali diselingi gelak tawa hingga nyaris lupa keberadaan Misya jika Misya tidak berdehem.
"Dadahhh," pamit Misya singkat. Kenny malah menahan Misya sebelum Misya keluar dari mobil.
"Jangan lupa besok ya. Jam sepuluh gue jemput."
Misya mengangguk, mengacak rambut Kenny dengan gemas. "Siap Kenkenku. Hati-hati di jalan."
"Emangnya besok mau kemana? Angel boleh ikut? Angel bosan di rumah aja." Angel bersuara. Sungguh mengganggu suasana.
Misya sengaja tidak menjawab. Dia membiarkan Kenny yang membalas perkataan Angel. Dia ingin melihat bagaimana respon Kenny untuk kencan pertama mereka di hari esok.
"Dede Angel gak boleh ikut. Aku dan Misya mau nge-date. Nge-date itu cuma boleh berdua, gak boleh bertiga," jawab Kenny setelah menatap Angel sejenak.
Baiklah. Jawaban Kenny masih masuk kriteria sang pacar. Misya tersenyum puas melihat wajah mesemnya Angel yang dipaksa tersenyum.
"Pan-kapan, deh, ya. Anggota KURA jalan-jalan," lanjut Kenny lagi membuat Angel menghela kecil.
Angel maunya jalan berdua aja sama Kak Ken. Masa gak paham sih? batin gadis itu berbicara.
Misya turun dari mobil. Baru saja langkahnya sampai di ambang pintu, Misya mendengar suara pintu mobil terbuka. Misya berbalik badan melihat Angel pindah posisi ke depan. Angel menggantikan posisi duduknya tadi. Kini Angel duduk di sebelah Kenny. Mobil melesat pergi.
"Dasar Ular dan Kentut!" omel Misya. Hatinya terasa sangat tidak enak. Sikap Kenny yang tidak bisa membedakan batasan pacar dan teman, sikap Angel yang terus ingin merusak hubungan mereka membuat Misya tak berhenti merasakan hatinya yang sesak.
"Ada apa?" suara Tasya membuat Misya spontan menoleh.
"Eh, nggak, Ma," balas Misya singkat kemudian berjalan melewati mamanya yang berdiri di hadapannya. Misya segera membuka sepatu dan kaos kaki, menghempaskan diri ke empuknya sofa. "Tumben Ma, jam segini ada di rumah."
"Biasa. Udah pikun. Ada dokumen yang ketinggalan," jawab Tasya menutup pintu, berjalan mendekati Misya, dan duduk disebelahnya. Tasya bekerja sebagai admin di salah satu perusahaan swasta dengan gaji UMR, dan dia suka kelupaan membawa dokumen. "Kamu sendiri?"
"Lepek, Ma. Tadi olahraga. Pengen mandi baru pergi kerja."
"Bukan itu, Nak. Tapi Mama pengen tau gimana kabarmu di sekolah? Akhir-akhir ini kamu keluyuran kemana aja?" Memang, akhir-akhir ini Tasya dan Misya jarang bertemu. Misya bekerja part time di luar sampai larut malam, sedangkan Tasya sepulang rumah, sudah istirahat di dalam kamar sehingga ibu dan anak jarang bertemu walaupun serumah.
"Baik-baik aja, Ma. Aku akhir-akhir ini nginap di rumah Paula, belajar bareng dia. Kalau kabar di sekolah juga baik-baik aja. Barusan tadi Bu Ceci memujiku, dia bilang aku anak teladan di sekolah." Bohong, bohong, Misya berbohong lagi. Padahal malam hari dia masih bekerja. Sedangkan di sekolah, dia kebalikannya dari anak teladan. Apa boleh buat? Misya berbohong supaya mamanya tidak khawatir.
"Baguslah. Anakku memang cukup bisa dibanggakan. Walaupun Mama cuma punya satu anak, gak ada suami, tapi rasanya udah melebihi cukup," ucap Tasya sembari mengacak rambut Misya. "Kalau di sekolah ada apa-apa, kasih tau Mama ya."
"Ashiap. Gue mandi dulu ya," pamit Misya yang beranjak ke kamar mandi.
"Hei, minta digeprek ya lo? Pakai aku, Misya! Jangan kurang ajar sama orang tua sendiri! Oh iya, itu sabun di kamar mandi habis, ambil lagi di laci."
"Ops, keceplosan. Aship Mama panda!"
Setelah menyelesaikan ritual mandi, kemudian makan, Misya bergegas ke tempat kerjanya. Dan dia dihadapi situasi yang bikin sesak dada ....
💤💤💤💤💤
Next 👉👉
KAMU SEDANG MEMBACA
After Being Happy, Then? [TERBIT]
Teen Fiction(Telah terbit dengan ending yang berbeda) Misya Margaretha, gadis yang dicap antagonis oleh seisi sekolah membuat orang-orang enggak berani mendekatinya. Misya juga langganan ruang BK karena masalah-masalah yang ia perbuat. Di saat semua orang menu...