💤💤💤
Tung--tunggu!
Kenny terperanjat, kembali ke posisi duduk yang tepat. Masalahnya entah sudah berapa lama lampu hijau menyala. Suara klakson dari mobil belakang terdengar ricuh, dan mengklakson mobil Kenny dengan tidak sabar.
"JALAN WOI!!"
Kenny segera memakai kembali sabuk pengamannya, dan menancap gas dengan kecepatan tinggi.
Yah, gak jadi cium, deh.
💤💤💤
Kenny menepuk-nepuk wajah untuk membuyarkan lamunan. Apa yang ingin dilakukannya tadi? Mencium bibir Misya? Astaga! Kenapa cepat sekali perkembangannya? Gandengan saja belum! Kenapa harus di saat seperti itu? Bagaimana kalau Misya tidak suka?
Kenny mulai mikir yang aneh-aneh. Ia merasakan detak jantungnya yang tidak karuan. Cowok itu menjambak rambutnya frustasi, menarik napas kemudian menghembuskannya berkali-kali, mencoba untuk mengusir segala imajinasi liar di kepala.
"Okay okay ... calm down, Ken," gumam Kenny setelah mengusap dada. "Cowok yang baik gak boleh sembarang cium orang. Tapi ...."
Otak dan hati Kenny sedang bertentangan. Bagaimanapun Kenny juga penasaran apa yang dirasakan Misya tadi. Cowok itu melirik ke arah toilet wanita, masih belum ada batang hidung Misya di sana. Dia mengambil waktu singkat ini untuk internetan. Dengan cepat ia ketik di internet, "Cara supaya ciuman pertama berkesan".
Bagaimanapun ini ciuman pertama baik untuk Kenny maupun Misya. Kenny ingin ciuman pertama mereka dapat berkesan seumur hidup. Kenny mulai scroll artikel dengan kepala manggut-manggut.
Pertama, pastikan napas segar.
Kenny spontan menaruh tangan di hadapan mulutnya, kemudian ia hembuskan napas dan menghirup napas sendiri.
Kedua, tidak terlalu banyak saliva supaya tidak terasa menjijikan.
Kenny spontan menelan saliva berkali-kali hingga kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Being Happy, Then? [TERBIT]
Teen Fiction(Telah terbit dengan ending yang berbeda) Misya Margaretha, gadis yang dicap antagonis oleh seisi sekolah membuat orang-orang enggak berani mendekatinya. Misya juga langganan ruang BK karena masalah-masalah yang ia perbuat. Di saat semua orang menu...