12. Pencitraan 💤 + Cast

5.8K 582 184
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga part ini, komentarnya ramai 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga part ini, komentarnya ramai 😂

💤💤💤

Pencitraan publik!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pencitraan publik!!

Angel membanting ponselnya ke atas kasur seusai berselancar di media sosial. Hari ini dia selesai melakukan pencitraan publiknya. Angel menyapa publik dengan foto masakan miliknya sendiri. Dan semua terbuai. Padahal itu bukan masakan mamanya. Bodoh sekali mereka percaya itu masakan mamanya. Angel tersenyum puas sembari menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

Raut wajah gadis itu tiba-tiba menjadi sendu ketika sebuah benda di atas nakas menarik perhatiannya. Angel menaruh makanan di atas meja, beranjak dari sofa. Angel menghampiri dan mengangkat benda itu, mengusap bingkai foto yang terbuat dari kaca. Di dalam bingkai foto terdapat seorang wanita berambut pendek tersenyum manis.

"Ma ... Angel kangen."

Hening. Tidak ada jawaban. Angel menggeleng.

"Enggak. Bahkan, Angel gak pernah merasakan pelukan dari Mama. Angel enggak berhak untuk kangen. Kalau bukan karena foto ini, Angel juga udah gak tau bentuk Mama seperti apa."

Bulir air mata Angel menetesi bingkai foto itu hingga wajah mamanya terlihat buram. Angel menaruh foto kembali ke atas nakas.

"Mereka pikir Angel punya papa, punya mama, Angel hidup bahagia di sebuah keluarga kecil. Padahal Mama udah meninggal sejak Angel berusia 2 tahun. Mereka bodoh sekali bukan? Orang tua Angel yang biasanya datang ke sekolah untuk ambil raport, mereka adalah papa mama angkat Angel. Satu sekolahan gak ada yang tau ... kecuali Kak Ken."

After Being Happy, Then? [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang