07; Di Bawah Senja Hari Ini

1.7K 229 20
                                    

Happy Reading
___

Hari ini Sarada pergi dengan tekad bulat di kedua tangannya. Gadis itu sudah bertekad untuk memaksa Boruto menjawab semua kebingungannya dan tak akan membiarkan Boruto mengelak sedikit pun. Hari ini, Sarada ingin memperjelas semuanya.

"Aku pasti menemukannya, hari ini." Sarada bergumam sambil menoleh ke kiri dan kanan. Sepatu hitam gadis itu membentur tanah dengan teratur.

Langit pagi ini terlihat cerah, tapi tetap saja ada kemungkinan awan akan mengabu di sore atau malam hari nanti. Angin berembus cukup lembut dan menerbangkan benda-benda ringan.

"Pertama, aku mau mencari Mitsuki dan Boruto dulu, kemudian aku akan membawa mereka pergi menemui Konohamaru-sensei, untuk bertanya tentang tim tujuh yang tidak pernah mendapatkan misi lagi. Setelah itu, aku akan mengajak Boruto pulang berdua. Akan kupastikan dia tidak mengelak lagi untuk nanti sore," batin Sarada. Sarada pikir rencananya sudah matang. Ia pasti berhasil.

Dari kejauhan, Boruto yang tadi melangkah dengan tenang segera menghentikan langkahnya. Pemuda itu membelalak sambil mengambil langkah ke samping, mencari tempat bersembunyi dari gadis yang berada jauh di depan sana.

"Sarada?"

Boruto berlari ke arah lain. Secepat mungkin ia mencari jalan kecil yang bisa membuatnya menjauh dari Sarada. Boruto bahkan tak berani untuk menoleh ke belakang lagi. Ia terlalu pengecut untuk sekadar menatap mata Sarada.

"Aku hanya ingin berkeliling sebelum besok aku pergi, 'ttebasa. Kenapa malah bertemu dengan Sarada?" Boruto menggigit bibirnya.

Sarada memeluk dirinya sendiri. Gadis itu masih setia mengamati sekitar untuk menemukan keberadaan Boruto dan Mitsuki. Hati kecilnya berharap, agar orang pertama yang dapat ia temukan, ialah Boruto Uzumaki.

° ° °

"Tadi Boruto izin, katanya ingin mengelilingi Konoha sebelum besok ia pergi." Naruto menatap Sasuke yang baru saja memasuki ruang kerjanya.

Sasuke mengedikkan bahu. "Biarkan saja. Dia juga perlu melihat keadaan sekitar sebelum dia pergi. Kita tak akan tahu selama apa dia berada di luar sana nantinya."

Naruto diam sejenak, lalu tertunduk menatap mejanya. Lagi-lagi perasaan tidak rela itu menghinggapi diri Naruto. Naruto belum bisa merelakan kepergian Boruto sepenuhnya. Bagaimana jika perjalanan Boruto malah mempertemukan pemuda itu dengan masalah baru? Naruto tak akan pernah siap untuk melihat Boruto dihadang banyak masalah.

"Aku sudah memberitahu Sakura terkait kepergianku dan Boruto besok," ucap Sasuke.

"Bagaimana dengan Sarada?" tanya Naruto.

Sasuke diam sesaat. "Permintaan dari Boruto, Boruto tak ingin Sarada mengetahui kepergian kami."

Naruto mengangguk. "Iya. Jangan sampai ada shinobi seangkatan Boruto yang mengetahui masalah ini. Termasuk Sarada. Walaupun aku tahu, kemungkinan kita merahasiakan semua ini dari Sarada amat kecil," ucap Naruto. "Putrimu adalah pemikir yang kritis, Sasuke."

Sasuke hanya menatap Naruto sejenak. Lelaki berjubah itu kemudian memalingkan wajahnya pada dinding kaca ruang kerja Naruto. Sasuke mengingat beragam ekspresi Sarada.

"Kenapa?" tanya Naruto.

"Hanya teringat. Sarada pernah bilang bahwa dia ingin jadi hokage sepertimu."

Rules [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang