Happy Reading
___"Aku pulang."
Rambut hitam gadis itu bergoyang perlahan ketika kedua kakinya melangkah memasuki kediamannya. Ia melangkah perlahan, sembari memegang lengan kanannya yang terluka oleh musuh. Luka sayatan di lengannya masih bisa mengeluarkan darah, cukup dalam dengan panjang enam sentimeter.
"Sarada? Selamat datang." Sakura menyambut kedatangan Sarada dengan gembira. "Mama kira kamu terlambat pulang dari misi itu, lho. Ternyata kamu pulang tepat waktu, sebelum matahari terbenam."
Sarada pergi menuju jendela. Gadis itu menatap langit senja melalui jendela yang terbuka lebar. Di ufuk barat, senja membayang dengan anggun. Perlahan, senyuman kecil Sarada terbentuk bersamaan dengan tibanya Sakura di sisi gadis itu.
Selama beberapa bulan belakangan ini, hanya ini yang bisa Sarada lakukan. Sarada hanya bisa pergi mengerjakan misi solo atau misi gabungan dengan peringkat yang beragam. Sarada melakukan semua itu dengan niat agar ia bisa bertambah kuat. Hingga ketika Sasuke mengirim kabar terkait kondisi Boruto, Sarada bisa bertindak besar.
Berbulan-bulan telah berlalu, dan apa yang Sarada nantikan tak kunjung ia dapat. Sasuke menghilang tanpa kabar, begitu pula dengan Boruto. Keduanya tak pernah memberi kabar meski itu hanya selembar surat yang dibawa oleh seekor burung. Tak ada kabar apa pun.
"Biar luka di lenganmu, Mama yang obati."
Sakura membawa Sarada duduk di sofa. Wanita seindah musim semi itu menurunkan tangan Sarada yang tadi menutupi lukanya. Sakura sempat menyendu menatap luka itu. Ia menghela napas lirih sembari mengalirkan chakra kehijauan pada lengan Sarada.
"Sarada, kenapa lukanya dibiarkan basah seperti ini? Kenapa tidak diperban agar debu tidak menempel." Sakura melirik Sarada.
"Sarada mana bisa ninjutsu medis, Ma. Lagi pula, itu sebenarnya Sarada dapatkan karena Sarada teledor di perjalanan pulang tadi. Kebetulan ada sekelompok penjahat yang menghadang Sarada."
"Seperti yang Mama bilang, luka ini bisa ditutup dengan perban," jelas Sakura.
"Jangan bersedih karena hingga sekarang Sarada belum bisa menguasai ninjutsu medis. Mungkin bidang keahlian Sarada memang bukan di sana, tapi di tempat lain. Lihat sharingan Sarada, lihat kekuatan Sarada, itu adalah hal-hal yang dapat Sarada jadikan sebagai kelebihan Sarada. Sharingan dengan tiga tomoe itu benar-benar bisa Sarada gunakan dengan baik dan tepat. Itulah keahlian Sarada."
Benak Sarada memutar kenangan ketika tomoe ketiga ia dapatkan. Luka yang ada pada lengannya membuat benak Sarada dapat lebih cepat menemukan kenangan itu, kenangan yang tersimpan rapi dan tak akan pernah ia lupakan.
"Sarada?!!"
Sarada menyendu mengingat teriakan Boruto. Kala itu, mereka pergi mengerjakan sebuah misi. Awalnya itu hanya misi dengan peringkat B, tapi di akhir, rank misi berubah menjadi A.
Kenangan itu berputar, bahkan tanpa Sarada minta untuk diputar.
Kala itu, Sarada dengan mudahnya memisahkan diri dari Boruto, Mitsuki, dan Konohamaru dengan dalih ingin mengalihkan perhatian musuh. Namun apa yang Sarada rencanakan hancur berkeping-keping usai musuh itu dengan mudah melumpuhkan dirinya. Seketika tubuh Sarada tak bisa bergerak dengan bebas, ada benang chakra yang mengendalikan gerak tubuhnya.
Sarada kaget bukan main ketika musuh itu mendekati dirinya, sambil membawa belati putih yang ujungnya berkilat tajam. Musuh berjubah cokelat itu terkekeh menatap sharingan merah menyala milik Sarada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules [BoruSara Fanfiction]
FanfictionEND- Rules [BoruSara Fanfiction] Terlalu banyak hal yang membuat dua hati itu tak bisa bersatu. Terlalu banyak peraturan rumit yang mengganggu. Terlalu sulit, untuk sekadar bersatu. Semesta dengan ringan menambah jumlah benteng pemisah di antara me...