05; Jangan Menjauh

1.9K 224 21
                                    

Happy Reading
___

"Papa hari ini tidak melatih Boruto?"

Sasuke refleks menghentikan langkahnya. Lelaki itu melirik Sarada tanpa berbalik badan.

Sarada menahan kepalan tangannya di bawah meja makan. Gadis itu membuang wajah dari Sasuke dan Sakura.

"Hari ini ...," gumam Sasuke. "Iya, Papa akan melatihnya, dan tempat kami berlatih juga sudah diubah, Sarada. Kami bisa latihan di mana saja."

Sarada diam sesaat. "Papa, apa ketika Boruto berlatih bersama Papa, dia terlihat biasa-biasa saja?"

Sasuke menoleh dengan alis terangkat.

"Maksudku, apa dia baik-baik saja?" Sarada memberanikan dirinya untuk menatap Sasuke. "Belakangan ini, Boruto terlihat berbeda, Papa ...."

Sakura mengerjap mendengar ucapan putrinya. Suara Sarada terdengar setengah lirih.

"Boruto baik-baik saja. Dia bahkan ... terlihat amat bersemangat belakangan ini," jawab Sasuke. Usai menjawab, Sasuke bergegas menuju pintu depan apartemennya disusul oleh Sakura.

Sarada menatap punggung Sasuke dan Sakura yang semakin menjauh. Mata hitam gadis itu menyorot dengan rasa gelisah. Semalaman Sarada tidur tak nyenyak, lantaran memikirkan ucapan Kawaki tempo hari.

"Aku yang hanya Kakak angkat Boruto saja paham akan kondisinya. Lalu kau yang merupakan rekan cewek terdekat Boruto tidak bisa memahami kondisinya?"

Apa yang tidak Sarada pahami dari Boruto? Setahu Sarada, ia tahu berbagai hal tentang Boruto.

"Semuanya ... menyebalkan." Sarada melirih.

Sakura menepuk pundak Sarada, ketika wanita itu kembali ke ruang makan dan mendapati Sarada melamun dengan tangan terkepal. "Kenapa?" Sakura bertanya dengan senyuman kecil.

Sarada menoleh tanpa menjawab.

"Kalau Sarada sendiri, bagaimana? Hari ini Sarada ada kegiatan apa saja?" tanya Sakura.

"Sarada ada janji dengan Chouchou, Mama. Dia ingin ditemani pergi ke supermarket," jawab Sarada.

Sakura mengangguk. "Jangan berwajah sedih begitu. Kamu dengar, 'kan, tadi Papamu bilang Boruto baik-baik saja?"

Bahkan, ucapan Sakura pun tak dapat menenangkan batin Sarada.

° ° °

Suara merdu dari burung-burung liar terdengar saling sahut. Beberapa burung bertengger di dahan pohon, bersiul atau sekadar duduk berdampingan. Suara air yang mengalir di anak sungai turut mengisi ruang dengar Boruto.

Kedua mata biru cowok itu terpejam rapat. Rambutnya disapu angin dengan lembut.

Boruto duduk sendirian, di dahan pohon berdaun rimbun yang ada di dekat anak sungai. Ini bukan sungai besar yang membelah Desa Konoha, melainkan anak sungai yang berlokasi di pinggiran hutan. Hutan lindung yang dijaga kelestariannya oleh seluruh warga desa.

"Kau berbahaya, Boruto. Tingkatkan kewaspadaanmu, mengantisipasi Momoshiki Otsutsuki yang bisa datang kapan saja."

Ucapan Sai membayangi pikiran Boruto. Boruto menghela napas sambil membuka kedua matanya. Pemuda itu menggigit bibirnya ketika bayangan Momoshiki dapat ia ingat dengan jelas.

Rules [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang