35; Kelebat Janji Lama

1.5K 159 49
                                    

Happy Reading
___


Sakura tersungkur. Jigen menarik rambut merah muda wanita itu hingga Sakura merintih perih. Kedua lengannya terasa lemah usai tadi diinjak telak oleh Jigen. Sekujur tubuhnya dipenuhi luka yang masih mengeluarkan darah.

"Ja-jangan sakiti ... S-Sarada," lirih Sakura.

Jigen mendengus, kemudian menarik rambut Sakura hingga wanita itu berdiri. "Kau akan mati, seperti shinobi yang kini tergeletak tanpa nyawa di jalanan." Usai itu, Jigen mengangkat tubuh Sakura hingga tak lagi menginjak tanah. Dengan kekuatannya ia menjadikan tubuh Sakura seperti bongkahan batu yang dapat dilempar ke sana-kemari.

Sakura terlempar ke arah Konohamaru. Konohamaru yang pingsan sejak tadi mengalami gangguan pada lengan kanannya. Sakura tak dapat bergerak lagi, napasnya sesak, chakra-nya nyaris habis.

"Kau salah satu ahli medis, 'kan? Aku yakin sebentar lagi kau akan pulih." Jigen menatap Sakura. "Untuk sementara, kau dan Konohamaru menjadi sandera kami, hingga Sasuke dan Boruto datang."

Seseorang berjubah sigap berdiri menjaga Sakura dan Konohamaru.

"Jaga mereka. Aku harus mengejar Kawaki dan Sarada."

Jigen kemudian melesat pergi. Iris tajamnya menyorot asap yang terlihat mengepul di atas Monumen Hokage. Asap itu membuat Jigen tersenyum. Itu artinya Kawaki benar-benar melawan Sarada.

"Bagus."

° ° °

Konoha benar-benar kacau. Ada banyak shinobi yang tergeletak tak sadarkan diri di mana-mana. Ada yang tanpa napas, ada pula yang beruntung dengan sisa napasnya.

Di bagian selatan Desa Konoha, Inojin, Shikadai, Chouchou, serta Mitsuki berusaha menolong para warga yang terluka. Tak semua warga berkumpul di Kantor Hokage untuk menghadiri acara pengunduran diri Konohamaru, alhasil, sejumlah warga yang tetap berdiam di rumah masing-masing mendapat serangan besar dari musuh.

Di bagian barat Konoha, Divisi Ninja Ilmiah hancur berantakan usai diledakkan oleh musuh. Sumire, Namida, Wasabi, Tsubaki, dan Tenten sebagai pemimpin berusaha menjaga ruang terpenting yang ada di sana. Sekuat apa pun senjata ilmiah yang Sumire kerahkan, senjata ilmiah musuh jauh lebih kuat.

Kantor kepolisian rata dengan tanah, setelah serangan musuh dilancarkan ke arah sana lima belas menit yang lalu. Beberapa shinobi seangkatan Konohamaru berada di sana, berusaha untuk tetap hidup. Ada pula sekelompok shinobi seusia Sarada yang jatuh pingsan.

Sehancur ini? Padahal mereka datang menyerang sekitar satu jam yang lalu.

"Himawari?" Sarada membantu Himawari keluar dari reruntuhan bangunan. "Kau terluka."

Himawari berusaha tersenyum kecil. "Hima nggak apa-apa, Nee-chan. Tadi Nee-chan hebat, bisa menekan mundur Kawaki." Tak ada keinginan bagi Himawari untuk memanggil Kawaki dengan panggilan kakak seperti dulu.

"Di mana Bibi Hinata?" tanya Sarada.

"Kaa-san dan Bibi Hanabi pergi ke rumah Kakek, memeriksa keadaan Kakek di sana."

Baru saja Sarada ingin kembali membalas ucapan Himawari. Namun teriakan Kawaki membuat Sarada dengan cepat mengambil kunai. Himawari tergugu di belakang Sarada. Ia menatap Sarada dan Kawaki yang kini mengadu kunai dan tongkat besi.

Rules [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang