19; Sebentang Jarak

1.7K 179 14
                                    

Happy Reading
___

Boruto yang berjalan di antara Himawari dan Sarada terus bungkam di sepanjang perjalanan mereka. Tadi, Boruto segera dipaksa pulang oleh Sarada dan Himawari, bahkan mereka membiarkan sekelompok anak lelaki yang tadi Boruto pukuli tetap terduduk di atas tanah.

Iris biru Boruto terhenti pada Sarada. Gadis itu berjalan di sisi kanannya, menatap lurus ke depan dengan pandangan yang tak dapat Boruto artikan maknanya. Boruto lirik kedua tangan Sarada yang memeluk dirinya sendiri.

Gosip yang tadi, apa pendapat Sarada tentang gosip itu? Apa sekarang Sarada percaya, bahwa Boruto memang salah satu anggota dari kelompok penyerang Konoha malam itu? Apa Sarada ikut terhasut oleh omongan orang-orang?

"Kami pulang." Himawari mengucap salam sambil membuka pintu.

Kawaki yang tengah berdiri di depan kulkas segera menoleh ketika suara Himawari terdengar. "Selamat datang," balasnya. Ia mengambil segelas air dingin dari kulkas.

"Ibu di mana, Kak?"

"Tadi pergi ke rumah sakit untuk menemui Bibi Sakura," jawab Kawaki.

"Ooh." Himawari pergi menuju wastafel, ingin mencuci tangannya.

Kawaki melirik Sarada dan Boruto bergantian. Sebelah alis pemuda itu terangkat kala ia menemukan raut wajah tak terbaca pada Sarada. Ia mengenyit.

"Kalian berdua, kenapa?" tanya Kawaki.

Boruto melirik Kawaki. "Memangnya kami kenapa?" balas Boruto.

Himawari sendiri telah berjalan menuju kamarnya usai ia mencuci tangan. Gadis itu masih bersedih atas semua isu buruk tentang Boruto. Ia tak percaya. Namun maraknya penyebaran isu itu membuat Himawari takut. Ia takut suatu hal buruk akan terjadi.

"Beristirahatlah." Sarada menatap Boruto sejenak, lalu ia menyusul Himawari menuju kamar gadis itu.

Boruto menatap punggung Sarada yang menjauh. Sejenak terbesit keinginan untuk menyusul Sarada. Namun segera Boruto tepis. Pemuda itu pun segera pergi menuju kamarnya.

Kawaki yang masih berdiri di dapur sempat mengedikkan bahunya acuh tak acuh. Entah apa yang terjadi pada Boruto, Sarada, dan Himawari. Kawaki tak mau bertanya lagi. Toh, ia juga tak terlalu penasaran.

"Aku mau beristirahat juga," gumam Kawaki.

° ° °

Boruto duduk termenung menatap langit. Pemuda itu duduk di dekat jendela kamarnya, di atas sebuah kursi yang ia hadapkan pada jendela. Dari sana ia bisa menatap langit yang birunya menantang biru matanya.

Berbagai masalah saling kait di benak Boruto, seolah membentuk kumpulan benang kusut yang terdiri atas satu warna.

"Siapa ... orang yang tega menyebar berita palsu itu?" Boruto bicara. Suaranya sesendu tatapan matanya.

Boruto memejamkan matanya ketika pintu kamarnya dibuka oleh seseorang. Tanpa menoleh pun, Boruto tahu bahwa orang itu adalah Sarada.

"Jangan dipikirkan." Suara hangat Sarada terdengar bersamaan dengan mendaratnya tangan gadis itu pada pundak Boruto.

Boruto membuka kedua matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah senyuman kecil Sarada. Gadis itu tersenyum seolah ingin meyakinkan Boruto, bahwa semuanya akan tetap baik-baik saja.

Rules [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang