Happy Reading
___
Mitsuki berkedip setengah kaget ketika ia melihat Sarada berdiri di depan gedung besar Kantor Hokage. Mitsuki memiringkan kepalanya ketika ia tiba di hadapan Sarada."Tumben kau datang duluan, Sarada."
Sarada tersenyum kecil. "Biasanya juga aku, 'kan, yang datang paling awal?"
Melihat senyuman Sarada, dalam hati Mitsuki bersyukur, akhirnya Sarada terlihat mulai ceria.
"Kata Konohamaru-sensei, besok kita diutus oleh Hokage Ketujuh untuk pergi ke Kirigakure, dalam rangka mengawal pengiriman sejumlah alat sains ninja yang akan dikembangkan lebih lanjut di sana." Sarada bersandar pada dinding. "Nah, hari ini kita datang ke sini untuk mendengarkan penjelasan dari Hokage Ketujuh tentang alat-alat sains ninja yang akan kita bawa."
Mitsuki mengangguk paham. "Lalu, Konohamaru-sensei ada di mana?"
Belum sempat Sarada menjawab, Konohamaru terlihat berjalan menghampiri keduanya. Lelaki itu melangkah ke luar dari Kantor Hokage. "Sarada, Mitsuki, ada informasi mendadak."
Sarada dan Mitsuki segera menegakkan tubuh mereka.
"Tadi aku menemui Shikamaru-san. Katanya Hokage Ketujuh hari ini absen dari pekerjaannya. Jadi, kita hanya diberikan gulungan ini, di sini dijelaskan secara rinci tentang berbagai alat sains ninja yang akan kita bawa." Konohamaru mengangkat gulungan kertas yang ada di tangan kanannya.
Sarada mengernyit. "Tumben Hokage Ketujuh absen dari pekerjaannya, Sensei."
Konohamaru hanya tersenyum sambil mengangkat kedua bahunya. "Nah, untuk hari ini kalian boleh membaca isi dari gulungan ini dulu. Kalau mau disalin juga boleh. Besok pagi, kita berkumpul di sini sebelum kita berangkat ke Kirigakure, kore. Kalian paham?"
"Paham, Sensei."
Sarada yang sebelumnya masih memikirkan ketidakhadiran Naruto di Kantor Hokage, seketika mendekat ke arah Mitsuki ketika cowok itu membuka gulungan kertas yang diberikan oleh Konohamaru.
"Aku jadi teringat. Dulu, Boruto pernah membenci alat sains ninja dan Katasuke-sensei." Mitsuki mengamati tulisan di dalam gulungan kertas.
Mendengar itu, Sarada terdiam. Terbesit rasa khawatir di hatinya ketika ia teringat pada tatapan lemah Boruto. Namun gadis kuat itu segera menggeleng lemah, berusaha meyakinkan dirinya bahwa Boruto dan Sasuke akan selalu berada dalam keadaan baik-baik saja.
° ° °
Hari ini, langit biru membentang luas. Beberapa onggok awan menumpuk di antara birunya langit, menciptakan corak alamiah yang sejuk dipandang mata. Matahari berada pada puncak tertingginya.
Safir Boruto menantang birunya langit. Biru matanya tak kalah biru dari langit hari ini. Di sisinya, Sasuke duduk sambil meneguk air minum yang tadi diambilkan oleh Boruto di sungai terdekat. Kedua lelaki itu tampak penat usai tadi melatih jougan Boruto.
"Memikirkan apa?" tanya Sasuke sambil meletakkan botol minumnya.
Boruto menoleh sejenak. "Bukan apa-apa, Sensei."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules [BoruSara Fanfiction]
FanfictionEND- Rules [BoruSara Fanfiction] Terlalu banyak hal yang membuat dua hati itu tak bisa bersatu. Terlalu banyak peraturan rumit yang mengganggu. Terlalu sulit, untuk sekadar bersatu. Semesta dengan ringan menambah jumlah benteng pemisah di antara me...