Happy Reading
___
Semilir angin yang memboyong kesejukan biasanya akan berembus nyaris tanpa henti, tapi kini, entah karena apa tak ada angin yang bertiup. Langit biru menaungi dunia bersama lembaran awan tipis. Sekelompok burung terbang, kemudian hinggap di salah satu dahan pohon, berbaris rapi sembari membersihkan bulunya masing-masing.Boruto termenung menatap tanah dengan sebelah matanya. Tak ada ekspresi pasti di wajah pemuda itu, eskpresinya sukar untuk diterjemahkan. Rambut keemasan menutupi mata kirinya yang dulu kelopaknya disayat oleh Sasuke.
"Bagaimana?"
Mata kanan Boruto tetap terbuka. Di dalam benaknya, jiwanya dan Momoshiki kembali bertemu dan saling hadap. Momoshiki kali ini menatapnya dengan sorot mata setengah mengejek.
"Kutanya sekali lagi. Bagaimana?"
"Apanya?" Boruto berwajah datar.
"Kawaki."
Boruto diam sejenak, kemudian membuang wajah. "Kau adalah musuhku. Kenapa kau malah memberitahuku rahasia Kawaki?"
"Maksudmu?" tanya Momoshiki.
"Kau dan aku bermusuhan, Momoshiki. Begitu juga dengan aku dan Kawaki. Kau dan Kawaki sama-sama musuh bagiku." Boruto menjeda. "Aku bersyukur karena kau membocorkan rahasia Kawaki kepadaku, tapi, aku masih belum tahu apa maksudmu membocorkan rahasia Kawaki itu."
"Oh. Jadi, kau kira aku punya maksud tersembunyi, begitu?" Momoshiki tersenyum miring. "Kau harus tahu, bahwa Kawaki dan kelompoknya adalah musuhku juga. Aku memberitahu rahasia Kawaki kepadamu bukan untuk mengajakmu bekerja sama, tapi hanya untuk kesenangan semata."
"Maksudmu?" Boruto menatap Momoshiki.
"Kau tidak tahu bagaimana jalan pikir dan hati dari seorang Otsutsuki, Boruto. Bagi para Otsutsuki, melihat manusia menderita adalah kesenangan tersendiri yang tidak bisa digantikan oleh kesenangan lain. Melihat wajah menderitamu karena dibebani banyak masalah, tentu membuat aku senang, bahkan bisa tertawa keras detik itu juga." Momoshiki terkekeh. "Aku bisa merasakan kegelisahan dan ketakutan yang selalu kau rasakan, dan itu membuatku bahagia."
Boruto diam, bukan malas untuk menjawab, melainkan ingin memeriksa kejujuran di wajah dingin Momoshiki.
"Oh ya, sebelum aku pergi, aku ingin memberitahu sesuatu." Momoshiki memejamkan matanya sejenak, kemudian kembali menatap Boruto dengan tatapan tajam membunuh. "Sebentar lagi tubuhmu akan jatuh ke dalam genggamanku. Berikutnya aku akan menghancurkan dunia, lebih dulu daripada kelompok Kawaki."
Boruto tetap diam, bahkan ketika Momoshiki menyentuh mata kanannya yang tertutup, ia tetap diam dan menatap Momoshiki dengan mata kirinya.
"Ingat pada gadis yang telah mengobati luka di matamu ini?"
Boruto tanpa sadar menahan napasnya.
"Aku punya kabar buruk tentangnya. Jangan kira aku berbohong, karena jujur, berbohong soal ini tak ada gunanya."
"Ada apa dengan Sarada?" Iris biru Boruto berkilat menahan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules [BoruSara Fanfiction]
FanfictionEND- Rules [BoruSara Fanfiction] Terlalu banyak hal yang membuat dua hati itu tak bisa bersatu. Terlalu banyak peraturan rumit yang mengganggu. Terlalu sulit, untuk sekadar bersatu. Semesta dengan ringan menambah jumlah benteng pemisah di antara me...