25; Rindu

1.5K 184 42
                                    

Happy Reading
___

"Hati-hati di jalan, ya." Sakura memberikan sekotak bekal pada Sasuke.

Sasuke yang tengah mengobrol dengan Sarada pun menoleh. Lelaki itu mengangguk dengan tatapan hangat.

"Iya, Sakura."

"Jadi, Papa sudah mengirim seekor burung untuk mencari titik keberadaan Boruto di luar sana?" tanya Sarada.

"Iya. Boruto sudah berada cukup jauh dari Konoha. Rencananya Papa akan pergi dengan kuchiyose elang, agar Papa bisa menyusulnya lebih cepat," jelas Sasuke.

"Dia ... benar-benar ingin menjauh sejauh mungkin dari Konoha." Sarada menggigit bibirnya.

Sasuke berdiri, bersiap pergi sebelum fajar benar-benar bangkit. "Untuk masalah Kawaki, tolong kalian jangan bergerak sendiri-sendiri. Aku harus membicarakan ini dengan Boruto juga. Kita belum tahu apa tujuan Kawaki melakukan ini semua secara diam-diam."

Sarada diam sesaat. "Bagaimana jika dia berulah lagi, Pa?"

"Papa yakin, untuk saat ini dia tak akan kembali berulah. Dia juga harus melakukan rencananya dengan teliti agar tidak ada orang yang menyadarinya."

Sakura mengangguk. "Kami Paham, Sasuke-kun."

Sasuke menatap Sakura, kemudian beralih pada Sarada. "Papa pergi, Sarada, dan Sakura, tolong jaga Sarada."

Sakura mengangguk.

"Dah, Papa."

Sasuke melangkah ke luar melalui pintu. Lelaki berpunggung tegap itu memulai perjalanan panjangnya menyusul Boruto, menyusul pemuda bertubuh kuat dan berhati rapuh yang tengah berada di kejauhan.

° ° °

Kawaki mendecak kesal. Pemuda itu baru saja ingin tertidur, tapi rasa sakit di tangannya malah muncul dan menyebabkan kantuknya hilang. Kantuknya hilang, lelahnya bertambah.

"Bedebah sialan!" umpat Kawaki.

Sekujur tubuh Kawaki berdesir, sekejap kemudian kamarnya berubah menjadi ruang persegi dengan penerangan biru temaram. Kubus-kubus padat melayang tak tentu arah. Lima langkah di hadapan Kawaki, duduklah seorang pria berwajah dingin dengan jubah hitam di tubuhnya.

"Apa maumu, Sialan?!" Kawaki berseru marah. "Setelah semalaman kau menyiksaku dengan mesin-mesin itu, lalu pagi ini kau memanggilku lagi?! Apa maumu? Menyiksaku?!"

Pria itu menggeleng. "Aku memanggilmu karena aku ingin bicara, Kawaki."

Kawaki mengernyit, medecih kesal sedetik kemudian.

"Sasuke Uchiha telah berangkat. Dia menyusul Boruto dengan kecepatan penuh. Aku ingin menegaskan satu hal lagi padamu, tentang Sarada Uchiha yang kuperintahkan agar segera kau temui. Gadis itu beperan penting untuk Boruto."

Kawaki mendecih. "Kau tahu? Tugas membunuh Naruto Uzumaki bahkan lebih mudah daripada tugas mengecoh pendirian Sarada! Gadis itu keras kepala. Dia hanya percaya pada Boruto! Andai dia mau menoleh sedikit saja padaku, kujamin aku akan membuatnya jatuh cinta padaku!"

Lelaki berjubah itu terkekeh mengejek. "Kau menyukai gadis itu, kah? Kheh. Sayangnya, Boruto Uzumaki lebih dulu masuk ke kehidupan gadis itu, ketimbang dirimu yang malang."

Rules [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang