Part 27

183 47 4
                                    

Satu hari lagi menuju perayaan kesenian yang di adakan oleh SMA Negeri 1 Nusa dan semakin terlihat kesibukan yang dijalankan oleh sang anggota OSIS untuk menata sedemikian rupa acara tersebut. Wenda yang sedang asik berdiam melihat anak-anak osis berlalu lalang di sekitarnya. Melihat teman-teman sekelasnya menjadi osis sangat membuat dirinya menjadi penasaran, apakah asik menjadi anggota dari inti sekolah? apa mereka bisa mengatur mengatur waktu belajar mereka padahal mereka telah menginjak semester akhir pertanyaan-pertanyaan itu selalu bercokol diotaknya ketika melihat adegan kesibukan anak anggota inti sekolah tersebut.

"Wenda" panggil seseorang. Wenda menoleh dan mendapati Kania mendekati dirinya. "Kenapa Kan?".

Kania mendudukkan dirinya disebelah Wenda dan menyodorkan rundown acara untuk besok. "Nih rundown acara yang harus lu liat dan pahamin. Soalnya kalo anak-anak yang tampil gak di kasih rundown nanti malah pada bingung semua. Jadi, anak osis mutusin buat ngasih rundown itu ke anak-anak yang tampil. Jangan lupa juga kasihin rundown nya ke partner duet lo ya wen"

Wenda mengangguk. "Oke. Thanks ya Kan". Kania mengangguk dan pergi meninggalkan Wenda yang asik membaca urutan rundown tersebut. Wenda mengehela nafas ketika ia akan tampil terakhir sebelum guest star tersebut muncul.

"Kenapa tampilnya di akhir coba? Makin gugup yang ada gue".

"Lagi baca apa?"

"Allahu akbar!" pekik Wenda terkejut. Hampir saja kertas itu mengenai wajah tampan si lelaki bermata elang tersebut. Wenda mengelus dadanya untuk menetralkan detak jantungnya.

"Bisa gak sih gak usah ngagetin?! Kaget anjir gue!" kesalnya. Enggar hanya tertawa melihatnya dan duduk di samping gadis mungil itu. "Emang lo baca apa sih? Di liat-liat lo kok kayak gerutu gitu"

Wenda mengehela nafas pendek dan memberikan kertas itu kepada pria tampan di sebelahnya. Enggar langsung mengambil kertas itu dan membacanya seksama. Selang beberapa menit, Enggar mengangguk paham dengan rundown yang ia terima dan mengembalikan kertas itu setelah memfoto rundown tersebut.

"Tampil terakhir ya kita? Gue kira kita bakal tampil di tengah acara atau awal-awal. Ternyata malah paling akhir pas guest star mau masuk ke acara"

"Makanya itu gue gerutu kesel. Bisa-bisanya ngasih nampil di akhir acara. Gak tau apa ini jantung dan deg-degan macam bedug mushola" kesalnya. Enggar hanya terkekeh dan menyeruput es kopi di tangannya.

Kalian pasti bingung kenapa mereka bisa berkeliaran di luar kelas. Yaps, sekolah ini memiliki kebijakan bahwa setiap H-1 sebelum acara sekolah harus membiarkan muridnya terbebaskan dari belenggu pelajaran. Meskipun mereka tidak andil dalam acara tetapi mereka boleh berkeliaran di luar kelas. Walaupun sekolah ini memiliki peraturan yang sedikit aneh dan terkesan bebas, tapi jangan di ragukan lagi untuk prestasi, kedisiplinan dan kesopanan anak-anak di SMA ini meski sekolah Negeri yang di atur oleh pemerintah tetapi tetap sekolah ini memiliki kebijakan yang sangat epik dan anak-anak murid yang berkualitas.

"Wen kantin yuk" ajak Safira yang baru saja keluar dari kelas sebelah, terlihat sedikit berantakan. Keringat membanjiri dahi dan sedikit membercak pada baju bebasnya. Pasti abis latihan nih bocah, batin Wenda.

"Eh ada Enggar. Hai gar" ujarnya. Enggar tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Yuk wen kantin. Aus banget ini tenggorokan" ajak Safira tidak sabaran sambil menarik pergelangan tangannya. "Eh iya bentar napa buset. Gar gue ke kantin dulu ya nih sama nenek lampir "

Wenda sudah berdiri dari duduknya dan menerima pukulan tak seberapa dari Safira tetapi tetap saja itu terasa sakit baginya. Safira yang adalah atlit karate mana bisa di sandingkan dengan Wenda si atlit rebahan. Wenda mengeluh sakit dan di tertawakan oleh Enggar. Mereka akhirnya pamit undur diri untuk ke kantin. Enggar sebenarnya di ajak oleh mereka tetapi ia tidak mau mengangguk kedua gadis itu, mungkin girls time.

GHOST OF YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang