"Baik anak-anak kali ini bapak tidak akan memberikan teori. Bapak langsung ke intinya saja. Hari ini kita buat kelompok saja ya untuk materi seni musik kali ini. Murid kelas ini berapa orang?" tanya pak Herman.
"34 orang pak" ujar Jeki selaku ketua kelas. Pak Herman mengangguk.
"Kalau begitu nanti kelompoknya ada yang 4 ada yang 5 ya. Jeki kamu atur kelompoknya. Ada yang ingin di tanyakan?" ujar pak Herman. Wenda mengangkat tangannya.
"Iya Wenda silahkan" ujar pak Herman. Wenda berdehem kecil.
"Pak materi musik kali ini kita nyanyi atau gimana ya? kalau iya, kita nyanyi lagu bebas atau di tentuin sama bapak?" tanya Wenda.
"Pertanyaan Bagus. Bapak lupa buat ngasih tau ini. Untuk materi kali ini kita nyanyi saja seperti musikalisasi puisi namun tidak usah menggunakan puisi hanya bernyanyi diiringi musik saja. Untuk lagu genrenya pop ya, bapak lagi suka lagu pop soalnya" ujar pak Herman tertawa. Semua murid ikut tertawa tapi tertawa hambar.
"Ada lagi yang ingin di tanyakan?" tanya pak Herman lagi. Jeki mengangkat tangannya.
"Silahkan Jeki"
"Pak, ini kelompoknya campur atau sesuai gender?" tanya Jeki.
"Terserah kamu. Kamu yang atur semuanya. Saya tinggal menikmati saja" ujarnya. Jeki mengangguk.
"Sudah jelaskan tugasnya? Atau ada yang ditanyakan lagi?" tanya pak Herman melihat semua murid ipa 3. Kamal mengangkat tangannya.
"Silahkan Kamal" ujarnya.
"Pak ini lagunya harus Indonesia?" tanyanya.
"Terserah kalian. Pokoknya genrenya pop, kelompoknya bebas, mau pakai alat musik apapun boleh yang penting harmonisasinya, dan deadline dua minggu ya. Satu lagi nanti yang Bagus akan bapak tunjuk buat tampil di acara Gelar Seni Siswa bulan depan. Udah jelas?" ujar pak Herman. Semua murid mengangguk.
"Kalau begitu bapak pamit undur diri. Jika kurang jelas bisa hubungin bapak via WA atau panggil di ruang guru saja ya. Hari ini bapak ada rapat sama kepala sekolah. Sampai jumpa. Assalamualaikum" ujarnya dan pergi dari sana. Semua murid menjawab salam dan langsung riuh pikuk. Jeki maju ke meja sekretaris meminta daftar nama, setelah dapat ia langsung maju ke depan.
Duk! duk!
Suara pukulan keras dari papan tulis, langsung mengheningkan suasana. Semua murid ipa 3 langsung menghadap ke arah Jeki si ketua kelas. Jeki duduk di meja guru seraya melihat daftar nama teman kelasnya.
"Nazar, bantuin gue buat pilih nama dong" panggil Jeki kepada wakil ketua kelas. Nazar yang terpanggil, langsung menuju meja guru itu dan berdiskusi dengan Jeki.
"Semoga kita satu kelompok" ujar Wenda kepada Safira. Safira mengangguk.
"Semoga. Gue pengen satu kelompok sama lo, Senja, sama Kamal juga. Kan ada tuh 1 kelompok 4 orang" ujar Safira. Wenda mengangguk dan merapalkan doanya agar satu kelompok dengan teman dekatnya itu. Setelah beberapa menit berdiskusi, Jeki dan Nazar sepakat dengan kelompok itu. Mereka berdua berdiri di hadapan kelas dengan gagahnya.
"Gue udah nentuin nama anggota dan kelompoknya sama Nazar tadi. Gue harap kalian terima ya sama keputusan kita disini. Gue sebagai ketua kelas dan Nazar wakilnya cuman bisa ngejalanin tugas sesuai jabatan aja. Jadi, diterima lapang dada aja ya" ujar Jeki final. Murid kelas jadi deg-degan mendengar ucapan itu, terlebih mereka akan berdoa untuk satu kelompok dengan teman dekat mereka. Jeki dan Nazar sudah membacakan nama-nama anggota kelompoknya. Wenda semakin tidak sabar, ia akan berkelompok dengan siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST OF YOU ✔
Fanfiction"Gue ngerasa lo layaknya seorang hantu, cuman bisa dirasakan keberadaannya tapi mustahil gue gapai -Wenda" Cinta memang gak bisa memihak dari mana berasal. Termasuk Wenda. Tanpa disadari, Wenda menyukai sahabat sejak kecil. Tapi perasaannya tidak ak...