Hari ini, hari dimana untuk kesekian kali Wenda jalan berdua dengan Cakra. Mungkin dulu mereka memang sering jalan, menghabiskan waktu berdua sebelum Cakra mempunyai gandengannya. Dulu Wenda yang akan selalu menjadi prioritasnya dan menemani gadis itu kemana pun. Dan Cakra dengan senang hati menerimanya, toh Wenda memang selalu berada di sampingnya. Menemaninya dari kecil sampai mereka sudah menjadi anak yang tumbuh dewasa.
Wenda sudah siap dengan casual style yang ia kenakan. Dengan kemeja flanel berwarna kuning dan celana kain hitam. Manis sekali jika dilihat. Apalagi ia merias wajahnya dengan make up yang sangat natural dan rambut yang ia buat gelombang. Seperti anak kecil, manis dan imut. Siapapun yang melihatnya pasti akan memekik gemas dan berkata cantik seperti malaikat. Padahal bertemu malaikat saja tidak pernah, tetapi semua orang akan memujanya seperti itu.
"Keknya gue chat Enggar dulu. Mumpung dia belum ngasih kabar otw kesini" gumamnya dan mengambil ponselnya di atas nakas.Ia pun meninggalkan pesan untuk Enggar. Jam masih menunjukkan pukul 14.30 wib. Cakra memang ingin mengajaknya keluar ketika sore hari supaya tidak panas. Meskipun ia akan mengenakan mobil perginya. Untuk masalah Enggar, Wenda memang belum memberitahu pria tampan itu. Waktu itu ia ingin memberitahu tetapi selalu berujung kelupaan karena asik dengan obrolan dan latihan mereka.
Dan hari ini, ia akan memberitahu ketika ia akan pergi dengan Cakra. Semoga Enggar memaklumi akan kepergiannya dengan Cakra. Lagi pula mereka sudah terlalu banyak latihan kan? Apa salahnya jika satu hari tidak latihan.
Drtt drrt
Wenda langsung melihat pesan masuknya. Dari Enggar yang memaklumi kepergiannya. Wenda memekik senang. Enggar memang yang terbaik, pikirnya. Ia pun tinggal menunggu kedatangan Cakra seraya berkirim pesan dengan sahabatnya termasuk Enggar.
Cklek
"Wes mao kemana lo manusia kerdil?" tanya seseorang dengan suara sedikit cempreng. Wenda hanya memutar bola matanya malas dan tidak mau meladeni manusia sinting itu.
"Dih diem aja di ajak omong. Dikira gue tembok kali" rungutnya dan duduk di sebelah Wenda.
"Apaan sih lo?! Ganggu aja, nih bocil" ucap Wenda ketus. Mahmud selalu menghantarkan emosinya.
"Santai nape. Nih dari mama, uang tambahan buat lo" ucapnya seraya memberikan beberapa lembar uang berwarna merah itu. Wenda menoleh dan memekik senang.
"Duit aja langsung seneng lo!" sebalnya. Wenda hanya terkekeh dan mengelus surai coklat sang adik.
"Makasih adik kecil! Tumben lo gak ngutilin nih duit gue?" tanyanya seraya menaruhnya di dompet.
"Sembarangan tuh mulut. Se enggaknya gue gak punya duit, gue gak akan ngutil duit orang lain termasuk lo ya bayi anoa" ucapnya.
"Anjing lo! Sekate kate aje tuh mulut" ucapnya. Mahmud hanya terkekeh dan beranjak dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST OF YOU ✔
Fanfiction"Gue ngerasa lo layaknya seorang hantu, cuman bisa dirasakan keberadaannya tapi mustahil gue gapai -Wenda" Cinta memang gak bisa memihak dari mana berasal. Termasuk Wenda. Tanpa disadari, Wenda menyukai sahabat sejak kecil. Tapi perasaannya tidak ak...