Jepri yang mendengarnya tidak begitu terkejut. Malah ia sudah menyadari sejak lama bahwa sang kakak mulai tertarik dengan sahabatnya itu, Cakra. Perhatian dan lontaran kalimat yang selalu di sebut oleh Wenda setiap harinya mengenai Cakra pun telah membuktikan bahwa Wenda sudah menyukai Cakra meskipun Wenda baru tau ia menyukai sahabatnya itu. Ia pun baru menyadarinya ketika beberapa minggu yang lalu dan itu disadarkan oleh sahabat-sahabatnya itu.
"Gue bingung banget Jep. Gimana bersikap biasa aja sementara cowok yang gue suka malah suka sama sahabat gue sendiri" lontar Wenda sedih.
"Kak Cakra suka sama kak Fira?" tanya Jepri terkejut. Wenda menggeleng.
"Bukanlah. Sejak kapan si Cakra tertarik sama si Fira, cewek jutek begitu" ujar Wenda kesal.
"Lah terus? Sahabat lo kan cuman kak Fira. Jangan bilang dia-" ujar Jepri yang dipotong oleh Wenda seraya menjitak kepala Jepri.
"Omongan lo! Ya gak mungkin dia gay. Dia masih straight ya anjir" ujar Wenda. Jepri merungut kesal seraya mengelus kepalanya yang sedikit nyeri akibat jitakan sang kakak.
"Ya terus dia suka sama siapa jaenab??! Lo cerita kaga langsung abis malah setengah-setengah" ujar Jepri yang mulai emosi. Wenda mencibir.
"Cakra suka sama Ririn" ujar Wenda menunduk melihat kedua kakinya di lantai. Jepri mengerutkan keningnya.
"Ririn? Maksud lo kak Ririn yang dulu nempatin rumahnya kak Cakra?" tanya Jepri menduga-duga. Wenda mengangguk. Jepri membulatkan matanya tidak percaya. Perempuan yang dulu sempat Jepri kagumi akan kelembutan yang dimiliki gadis itu, akhirnya muncul kembali.
"Demi apa?! Sejak kapan?" tanya Jepri menggebu-gebu.
"Serius. Ririn hari ini masuk sekolah sebagai anak baru, dia juga udah pindah dan netap di Jakarta bareng keluarganya juga. Katanya rumah dia juga di komplek ini tapi bloknya beda sama kita. Dan ya, sebagai sahabat gue kenalin doang dia ke temen-temen gue termasuk cakra. Tanpa di sangka, dia langsung tertarik ngeliat Ririn. Tatapan matanya gak bisa lepas dari Ririn dan Ririn pun samanya. Dia juga tertarik sama Cakra" cerita Wenda dengan intonasi yang memelan seraya menundukkan kepalanya. Jepri menatap Wenda dengan tatapan sendu, kakaknya ini memang baru mengalami kata Cinta tetapi ketika dia merasakannya malah dibuat sakit seperti ini. Jepri menarik dagu sang kakak untuk melihat matanya. Air mata Wenda sudah mulai membasahi pipi lucunya. Jepri menghapus air mata itu dan tersenyum lembut.
"Jangan nangis. Gue gak suka liat lo nangis gara-gara cowok. Apalagi cowok yang sama sekali bukan anggota keluarga. Cinta emang bisa membuat manusia itu bodoh, sakit, bahagia, dan lain-lain. Apalagi ini cinta pertama. Pasti lo mengharapkan lebih dari orang yang lo cinta, salah satunya ngebales perasaan yang lo miliki. Tapi cinta gak bisa kita paksakan, biarin cinta itu memilih dengan sendirinya. Sakit hati dalam cinta itu udah biasa, yang gak biasa itu lo meratapi kesedihan lo sampe-sampe lo ngecelakin diri lo sendiri atau parahnya lo ngelakuin sesuatu yang diluar akal sehat lo. Gue gak mau lo kayak gitu oke. Lepasin aja dengan perlahan, cari sesuatu yang bisa buat lo lupain perasaan lo buat dia. Gue saranin lo agak jaga jarak sama dia sampe perasaan lo sama dia udah mulai biasa aja. Tapi jangan jaga jarak banget, kayak lebih mengurangi lo deket sama dia. Kalau bisa lo sibukin aja aktivitas lo atau cari pengganti lain. Pasti banyak kok cowok yang mau sama lo, masa iya cewek secantik bidadari gini gak ada yang mau" ujar Jepri seraya tersenyum lebar. Wenda yang tadinya sedih seketika tersenyum lebar mendengar ucapan sang adik. Ia memukul dada sang adik seraya terkekeh.
"Bisa aja lo" ujarnya. Jepri ikut terkekeh mendengarnya. Wenda menyeka air matanya seraya memeluk Jepri. Jepri pun membalas dengan erat pelukan sang kakak.
"Thanks ya jep. Lo emang paling pengertian. Untung ada lo yang bisa gue curhatin setiap gue lagi gelisah gini, coba enggak. Gak tau deh gue kedepannya gimana" ujar Wenda. Jepri mengangguk samar dengan mengelus punggung Wenda.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST OF YOU ✔
Fanfiction"Gue ngerasa lo layaknya seorang hantu, cuman bisa dirasakan keberadaannya tapi mustahil gue gapai -Wenda" Cinta memang gak bisa memihak dari mana berasal. Termasuk Wenda. Tanpa disadari, Wenda menyukai sahabat sejak kecil. Tapi perasaannya tidak ak...