Sepulang sekolah, Wenda dan Safira berjalan beriringan untuk pulang bersama. Tetapi tetap Wenda akan pulang sendiri tanpa sahabatnya itu ya karena Safira pun di jemput oleh adiknya. Mungkin Wenda akan memesan ojek online atau menaiki angkutan umum saja. Ia masih memikirkan itu.
"Lo yakin gak mau bareng gue aja wen?" tanya Safira. Wenda menggeleng.
"Gue gak enak bareng lo saf. Mending gue naik angkot atau gak mesen gojek deh" ucap Wenda. Safira menghela nafasnya, Wenda akan seperti ini pastinya.
"Gak apa lo bareng gue aja. Lagian si Wahyu bawa mobil kok. Kan enak bareng irit ongkos juga" ucap Safira masih menawarkan pulang bersama. Lagi-lagi Wenda menggeleng seraya tersenyum manis.
"Gue mending ngabisin duit gue dari pada gue ngerusak kebersamaan lo sama adek lo yang selama setahun gak ketemu lo. Gue tau kok lo kangen banget kan sama si Wahyu dan pasti lo mau qtime sama dia kan? Udah gue gak apa fir. Gue naik angkot aja deh mending" ujar Wenda meyakinkan sahabatnya itu.
Memang benar adik pertama dari Safira yang bernama Wahyu itu baru saja menginjakkan kakinya di Jakarta. Sebelumnya ia memang tinggal di Surabaya bersama bude dan pakde nya untuk menempuh pendidikan. Wahyu sendiri lah yang meminta untuk bersekolah disana alasannya simple. Ingin mengenal lingkungan baru yang belum ia pijak. Biasa social butterfly nya sangat-sangat kental dalam diri pria bermata sipit tersebut.
"Tapi wen-"
"Lo masih maksa gue buat ikut lo, gue gaplak ya nih pakek sepatu gue! Udah ah gak apa serius gue fir. Gak usah urusin gue, mending urusin aja kebersamaan lo sama adek lo" ujarnya gemas dengan tingkah pemaksa Safira. Safira akhirnya mengangguk dengan lesu. Wenda memang selalu mementingkan kebahagiaan orang lain.
"Wenda" panggil seseorang dari arah belakang. Mereka berdua pun langsung menoleh dan terlihat wajah si tampan dengan senyum berseri-seri. Wenda yang melihatnya ikut tersenyum dan Safira hanya tersenyum kecil.
"Mau pulang ya?" tanyanya ketika sudah di hadapan kedua gadis bertubuh berbeda itu.
"Bukan mau ke kantin" ucap Wenda bercanda tetapi si tampan malah mempercayainya dengan mengoh-kan ucapan Wenda. Si mungil tergelak melihatnya. Safira pun hanya menggeleng heran.
"Loh kok ketawa?" tanyanya bingung. Apakah ada yang salah?
"Gue bercanda kali, gar. Percaya percaya aja lo mah hahaha" ujarnya seraya menyeka air mata karena asik tertawa. Enggar hanya menyengir seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Lagian gue kalo udah bawa tas begini mana ada gue ke kantin. Kantin pun udah tutup kali Enggar" ujarnya terkekeh. Enggar pun ikut terkekeh. "Iya sih"
"Lo mau balik gar?" tanya Safira. Enggar menoleh ke Safira dan mengangguk. "Iya saf".
"Boleh minta tolong gak?" tanyanya. Enggar dan Wenda langsung memandang Safira dengan ekspresi bingung.
"Boleh. Apa tuh?" ujarnya. Safira tersenyum licik.
"Gue minta tolong, lo anterin Wenda ke rumahnya ya. Gue gak bisa anterin dia nih. Mau kan lo?" ujarnya. Wenda membelalakkan matanya tak percaya dengan ucapan gadis bermata elang itu. Benar-benar Safira itu. Enggar ber-oh ria seraya mengangguk. "Bisa kok. Lagian rumah gue sama dia searah juga" ujarnya.
"Nah kebetulan tuh. Udah wen sama Enggar aja, mumpung ada yang mau nebengin lo nih. Ya kan gar?" ujar Safira sambil menaik turunkan alisnya. Enggar tersenyum seraya mengangguk. Wenda ingin protes tetapi sudah di bekap oleh tangan Safira.
"Gak usah nolak! Ada rejeki harus diterima nanti allah marah. Dah ah gue tinggal, adek gue nelpon mulu nih. Bye wen! Duluan ya gar" ujarnya seraya berlari kecil meninggalkan kedua sejoli dengan tatapan melongo. Tetapi sekejap mereka tersadar dan jalan beriringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST OF YOU ✔
Fanfic"Gue ngerasa lo layaknya seorang hantu, cuman bisa dirasakan keberadaannya tapi mustahil gue gapai -Wenda" Cinta memang gak bisa memihak dari mana berasal. Termasuk Wenda. Tanpa disadari, Wenda menyukai sahabat sejak kecil. Tapi perasaannya tidak ak...