Wenda mengetuk bolpoin nya di atas meja. Tidak nyaring tetapi sedikit membuat Safira terusik. Pasalnya hari ini, tiba-tiba pak Ruslan selaku guru pengampu mata pelajaran Biologi mengadakan ulangan dadakan. Sontak semua murid terkejut bukan main dan hanya menghembuskan nafas panjang memikirkan nilai mereka yang mungkin hanya mendapatkan angka dibawah 70. Kebetulan sekali hari ini adalah hari senin dan itu membuat siswa/i menjadi pasrah kepada keadaan. Senin = hari buruk. Mungkin itu definisi bagi semua siswa/i. Wenda masih saja mengetukkan bolpoinnya ke arah mejanya, entahlah pikirannya tidak bisa fokus kepada soal di depannya.
"Wen. Bisa gak sih gak usah ngetok tuh pulpen ke meja?! Gue gak bisa fokus nih!" rungut Safira dengan berbisik. Wenda yang mendengar rungutan sahabatnya itu langsung tersadar dan tersenyum kecil. Ia pun terfokus kembali pada soal ulangan biologi tersebut.
Akhirnya, Wenda kembali fokus kepada ulangannya meskipun beberapa menit yang lalu ia tidak bisa mengatur fokusnya. Wenda mengerjakan soal itu sedikit kesulitan, siapa yang tidak kesulitan jika menghadapi ulangan tanpa belajar terlebih dahulu? Apalagi ini soal teori, salah satu kelemahan gadis mungil tersebut. Wenda menghela nafas panjang setiap melihat deretan demi deretan soal tersebut. Tidak banyak memang hanya 5 soal tetapi 5 soal tersebut memiliki cabangan soal dibawahnya. Itu membuat Wenda menghembuskan nafas panjang. Hanya 3 nomor yang bisa Wenda selesaikan sisanya entah bagaimana ia akan mengerjakannya. Mungkin akan mengarang bebas dengan otak logisnya. Wenda sedikit melirik teman sebangkunya dan terlihat Safira sangat fokus dan sudah mencapai nomor 5. Wenda mengerucutkan bibirnya, ia sudah tau kalau Safira sangat hebat di pelajaran teori seperti ini. Meskipun tidak belajar sedikit pun, Safira selalu bisa mengerjakan. Seperti gadis bermata elang itu memiliki cadangan otak yang selalu terisi penuh dengan teori-teori menyebalkan tersebut.
"Terpaksa gue harus ngarang bebas. Mana mepet lagi waktunya" gumam Wenda dan mulai mengarang di kertas ulangannya.
Semua murid kelas ipa 3 mungkin sama halnya dengan Wenda, mengarang dengan bebas sesuai otak mereka masing-masing. Terutama untuk anak laki-laki. Mereka akan mengarang dengan sangat logis atau pun menjelaskan dengan kalimat yang bertele-tele untuk membuat guru pengampu malas untuk mengoreksi. Itu lah ketidak ahlian seorang lelaki tetapi untuk masalah praktek, para lelaki pasti akan maju paling depan untuk bersiap tempur menghadapi praktek. Mungkin persiapan anak lelaki untuk praktek akan lebih lengkap dan mantap dari pada anak perempuan. Bisa dilihat bahwa perempuan memang sangat berbeda dengan laki-laki untuk masalah otak dan fisik. Tetapi beda dengan Wenda, Wenda sangat mempersiapkan diri untuk praktek sama halnya dengan lelaki mungkin ia akan paling menonjol untuk masalah praktek akademis di banding perempuan lain di kelasnya. Wenda memang terkenal akan tomboynya, bayangkan saja teman sepermainan Wenda saja terdiri atas lelaki semua. Ia akan berteman dengan siapa saja dan selalu ramah dengan siapapun, maka tak heran jika sebagian murid lelaki di sekolahnya akan mengenal dan mengajak Wenda untuk sekedar sharing atau bercanda gurau. Ya, itulah Wenda. Gadis tomboy, periang, ramah, dan mudah bergaul.
"Waktu kalian tinggal 10 menit lagi. Jika kalian merasa sudah tolong di cek kembali jawaban kalian terlebih dahulu sebelum dikumpulkan di meja saya" ujar pak Ruslan sambil melihat ke sekeliling kelas. Pak Ruslan bukan guru yang terkenal killer mungkin beliau lebih tepat kepada guru yang santai dan ramah. Tetapi tetap saja ketika ulangan beliau akan memantau murid dari mejanya. Jika kepergok ada enaknya jika di awas oleh pak Ruslan, ia hanya menegur tanpa mencentang atau merobek kertas anak muridnya. Pak Ruslan pernah berkata, dia dulu juga pernah sekolah sama seperti muridnya tetapi ia tidak mau balas dendam kepada anak didiknya, mungkin ia hanya sekedar mengawasi dan menegur jika ketahuan.
Safira yang sudah lama selesai, sekali lagi memeriksa jawabannya sangat teliti. Ia tidak mau jika ulangan kali ini mendapat nilai dibawah 70. Safira memang terkenal dengan sebutan gadis ambis dan jutek. Tapi ia tidak peduli yang terpenting ia bisa mendapat nilai Bagus dan bisa mengikuti jalur SNMPTN tahun ini tanpa ikut SBM atau Mandiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST OF YOU ✔
Fanfiction"Gue ngerasa lo layaknya seorang hantu, cuman bisa dirasakan keberadaannya tapi mustahil gue gapai -Wenda" Cinta memang gak bisa memihak dari mana berasal. Termasuk Wenda. Tanpa disadari, Wenda menyukai sahabat sejak kecil. Tapi perasaannya tidak ak...