Langit telah berubah menjadi hitam. Lampu yang sedaritadi redup kian menerangkan afeksi sang langit malam. Gedung-gedung pencakar langit, billboard yang berada di pinggir jalan, lampu-lampu jalanan telah menyoroti kota metropolitan tersebut. Sama halnya dengan rumah bernuansa putih gading itu yang telah menampilkan penerangan dalam rumah yang sangat terlihat elegan dan mewah.
Mari kita intip kehidupan dari pemilik rumah bernuansa putih gading yang berdiri kokoh, elegan dan mewah tersebut. Terlihat suasana yang tidak begitu ramai namun masih sedikit terasa kehidupannya, salah satunya teriakan khas seseorang perempuan yang meminta bantuan untuk memilihkan gaun pesta terbaik untuk malam ini.
Siapa lagi kalau bukan anak sulung dari keluarga Lesmana tersebut. Yaps, Wenda Lestari. Gadis itu terlihat kebingungan memilah gaun pesta yang akan ia kenakan pada malam ini menuju pesta ulang tahun sang teman kecil. Dengan raut wajah khas orang panik serta alis yang menukik tajam, ia berdiri di depan lemari pakaiannya.
"Gue harus pake baju apaa?!!!" teriaknya frustasi selagi melempar baju yang baru saja ia coba beberapa detik lalu. Seseorang yang sudah sedari tadi menemani gadis mungil itu hanya memandangnya malas seraya berdecak kesal. Bisakah gadis ini tidak berteriak dengan melempar gaun pestanya? Sungguh, ia muak sekarang.
Lihatlah gaun yang sudah mulai berserakan dimana-mana. Ruangan ini seperti ada badai beberapa menit yang lalu menerjang kamar sang gadis mungil. Pria itu melipat tangannya di dada seraya berdiri dan mengambil satu gaun selutut berwarna hijau zamrud.
"Nih pake ini! Dari tadi berisik aja mulut lo! Pengang kuping gue dengernya anjir!" sewotnya dan kembali duduk di kasur sang gadis mungil. Gadis mungil itu berdecak seraya memanyunkan bibirnya dengan sekilas melihat gaun hijau zamrud tersebut.
"Lo yakin milihin gue gaun ini? Nanti kalo gak cocok sama tema pestanya gimana??" ujarnya yang masih membolak-balikan gaun itu. Gaun yang dipilihkan oleh pria itu terkesan sedikit glamor karena terdapat beberapa ukiran bunga hampir diseluruh gaun tersebut.
"Yaudah sih cuek aja. Ribet banget dah lo! Masih mending ya gue bantuin nih milihin gaun buat lo dan dengerin pekikan lo yang bikin kuping gue mau meledak tau gak! Baru aja gue dateng, bukannya disuruh istirahat malah bantuin lo pilih gaun. Anak setan emang!" omelnya seraya membenarkan dirinya yang sudah berbaring di kasur Wenda.
Wenda cekikikan melihat sepupunya mengomel seperti itu. Pria yang sedari tadi melihat kegelisahannya memilih gaun pesta adalah sepupunya. Anak dari adik sang ayah. Hares, namanya. Hares memang baru saja sampai di Jakarta. Ia kesini karena ingin berlibur dari liburan perkuliahannya yang bertepat di Yogyakarta. Sebenarnya, jarak antara Hares dan Wenda memang tidak terpaut jauh mungkin hanya berbeda beberapa bulan saja tetapi karena Hares bersekolah terlebih dahulu dibanding dirinya, jadilah Hares dahulu yang sudah berkuliah.
Berbicara tentang Hares. Hareska atau yang dikenal dengan Hares itu adalah sepupunya yang paling dekat dengan dirinya dibandingkan dengan sepupunya yang lain. Keluarga sang ayah terdiri dari 4 bersaudara. Sang ayah adalah anak sulung sementara ibu dari Hares adalah anak ketiga dari 4 bersaudara tersebut. Tante Mia, ibu dari Hares yang melompati sang ayah untuk menikah dahulu dan setahun kemudian tak lama ayah Wenda menikah, sementara Hares masih berada di kandungan yang menginjak 4 bulan.
Hares memiliki dua adik, sama seperti Wenda tetapi adiknya perempuan semua. Berbanding terbalik dengan Wenda yang memiliki adik lelaki semua. Namun, dari keluarga Hares yang paling dekat dengan dirinya hanya Hares dan adik bungsunya Pitaloka. Sementara yang tengah, Elsa, tidak begitu dekat hanya seperti sepupu pada umumnya.
Begitulah kehidupan sepupunya, Hares. Wenda sangat mengenal luar dan dalam pria tinggi tersebut, bagaimana tidak saling mengenal sampai ke inti kalau sedari kecil sudah bermain bersama. Mungkin dari Wenda bayi 8 bulan dan Hares 12 bulan. Sungguh mengesankan kedekatan sepupuan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST OF YOU ✔
Fanfiction"Gue ngerasa lo layaknya seorang hantu, cuman bisa dirasakan keberadaannya tapi mustahil gue gapai -Wenda" Cinta memang gak bisa memihak dari mana berasal. Termasuk Wenda. Tanpa disadari, Wenda menyukai sahabat sejak kecil. Tapi perasaannya tidak ak...