Wenda sudah siap di meja makan seraya membantu sang ibu menyiapkan sarapan mereka. Hari ini Wenda bangun pagi, entah kenapa hari ini ia ingin bangun lebih awal dibanding hari hari sebelumnya. Sarapan kali ini sedikit berbeda karena masakannya adalah makanan 4 sehat 5 sempurna. Wenda sempat heran ibunya mau repot-repot membuat sarapan sebanyak ini biasanya hanya menyiapkan nasi goreng atau pancake coklat. Wenda sempat bertanya kenapa ibunya mau repot masak banyak, yang ia terima jawabannya hanya ingin saja. Wenda pun tidak begitu peduli, yang terpenting ia bisa makan komplit seperti ini. Kapan lagi ibunya akan memasak makanan sebanyak ini.
"Pagi mamaku sayang" sapa Mahmud mencium pipi ibunya. Sang ibu tersenyum dan mengusap surai sang anak sayang.
"Pagi sayang" jawab sang ibu.
"Gue gak disapa?" tanya Wenda berkacak pinggang. Mahmud hanya menjulurkan lidahnya dan sang ibu hanya tersenyum tidak mengerti lagi.
"Bang Jepri mana?" tanya sang ibu. Wenda menoleh dan memang tidak ada kehadiran adik pertamanya.
"Bang Jepri masih di kamar lagi nyariin barang yang ilang katanya" ujar Mahmud menarik kursi. Sang ibu hanya mengangguk.
"Nyari barang apaan?" tanya Wenda penasaran. Mark hanya menggidikkan bahunya.
"Tau deh. Kaga ngomong dia" ujarnya. Wenda hanya mengangguk dan duduk di hadapan Mahmud. Tak lama Jepri datang seraya memasukkan suatu barang ke dalam tasnya.
"Lama banget bang diatas. Nyari barang apa emangnya?" tanya sang ibu. Jepri mendekat seraya mencium pipi sang ibu dan duduk di sebelah Mahmud.
"Itu mah flashdisk aku yang ada power point buat presentasi hari ini. Aku lupa naro tadi makanya lama nyarinya" jelas Jepri.
"Udah ketemu?" tanya sang ibu lagi. Jepri mengangguk.
"Udah mah. Di belakang komputer. Aku gak tau kenapa bisa disitu, untungnya ketemu" ujar Jepri lega. Sang ibu tersenyum seraya menarik kursi. Mereka pun makan bersama dengan hikmat, tidak ada suara apapun dari sana hanya dentingan piring dan sendok.
"Eh kak" panggil Mahmud. Wenda mendongak.
"Kemarin malem pas gue pulang kak Cakra kesini. Dia bawain bingkisan buat lo, tau dah apaan tuh isinya. Soalnya gua langsung kasih ke mamah pas mamah dateng" ujar Mahmud. Wenda membulatkan matanya. Apa? Cakra semalam kesini?, batinnya.
"Oh iya mama lupa. Kemarin Cakra kesini bawain coklat banyak kesukaan kamu dari Jepang, papanya baru aja pulang kemarin malem ke rumah. Tapi sayang pagi ini harus pergi lagi ke Korea" jelas sang mama.
"Emang kak Cakra gak ngirim pesan ke lo kak mau kerumah?" tanya Jepri. Wenda menggeleng, ia tidak menerima pesan apapun tadi malam dari Cakra.
"Yakin? Coba lo cek sekarang. Mungkin dia ngirim pesan ke lo pas lo udah tidur kak. Soalnya dia kerumah malem banget sekitar jam 9 setengah 10 kayaknya" ujar Mahmud. Wenda langsung merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Terdapat beberapa pesan memang dari teman-temannya dan satu pesan Cakra tadi malam. Wenda merasa menyesal tidak melihat pesan ini, ia harus berterima kasih nantinya dan meminta maaf juga untuk hal ini.
"Iya dia ngirim pesan ke gue" ujar Wenda lesu. Sang ibu hanya menggeleng dan menyuapkan makanan tersebut.
"Coklatnya dimana sekarang?" tanya Wenda.
"Di kulkas, mama taro situ" ujar sang ibu. Wenda mengangguk dan cepat-cepat menyelesaikan sarapannya. Setelah selesai, ia langsung membuka kulkas dan terlihat satu kantong plastik putih sedang. Ia mengambil kantong itu dan terlihat beberapa merk coklat terkenal dan kesukaannya disana. Wenda menyukai ini. Ia mengambil dua coklat tersebut dan menaruhnya di dalam tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST OF YOU ✔
Fanfiction"Gue ngerasa lo layaknya seorang hantu, cuman bisa dirasakan keberadaannya tapi mustahil gue gapai -Wenda" Cinta memang gak bisa memihak dari mana berasal. Termasuk Wenda. Tanpa disadari, Wenda menyukai sahabat sejak kecil. Tapi perasaannya tidak ak...