Virgo mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dia akan pergi ke cafe milik Alya, tapi sebelum itu Virgo ke rumah Varel dulu.
"Loh kok ada dia sih, maksud lo apa Go?"
"Kita bertiga cari Kirana."
"Kenapa harus sama nih cewek sih," Varel memutar matanya malas. Alya menghela nafas pasrah, sepertinya Varel masih kecewa padanya.
"Ayo cepet, mau cari kemana dulu?"
"Gimana kalau kita cari di sekitar sekolah kalian, jalan yang biasa di lewatin Kirana juga."
"Al udah cari di sekitar sini belum?"
"Udah, tadi gue sama salah satu karyawan gue cari di sekitar sini tapi sama sekali nggak ada tanda-tanda."
Sudah berjam-jam Virgo, Varel, dan Alya mencari Kirana. Bukan hanya di sekitaran sekolah, mereka juga mencari sampai ke rumahnya dulu. Alya terus mencoba menghubungi Kirana, tapi nomor nya tetap saja tidak aktif.
"Eh cari ke rumah temennya Kirana coba," saran Alya. Virgo segera melajukan mobilnya menuju rumah Amel.
"Kirana hilang? Kok bisa, eh tapi kalian tau darimana kalau Kirana hilang?"
Virgo menaikkan sebelah alisnya, kenapa respon Amel sangat santai.
"Kalau nggak ada ya udah, kita mau cari lagi."
Kini mereka bertiga sudah berada di dalam mobil lagi. Tidak tau harus kemana lagi, Virgo hanya diam tidak melajukan mobilnya. Tiba-tiba dia teringat pada Raihan, apa jangan-jangan Kirana bukannya hilang tapi malah jalan-jalan dengan Raihan. Bisa jadi.
"Udah malam, Alya lo gue anterin pulang aja. Nanti biar gue sama Varel aja yang cari Kirana."
"Oke deh, tapi kalau udah ketemu chat gue ya."
Varel merasa tidak asing dengan jalan yang sekarang sedang di lalui. Benar saja, jika jalan ini adalah jalan menuju markas geng Dacklar.
"Lo bego banget ya, ngapain ke sini. Lo mau babak belur hah?!"
"Apaan sih, gue cuma mau masti-in kalau Kirana lagi sama Raihan apa enggak."
"Serah deh, tapi kalau Kirana nggak sama Raihan gimana?"
"Nah makanya kita pastiin dulu."
Ada lima orang yang memberhentikan mobil Virgo. Mereka langsung menatap Virgo dan Varel tidak suka. Virgo dan Varel yang baru keluar dari mobil langsung akan berjalan menuju sebuah rumah yang tidak ada penghuninya dan sudah di jadikan markas untuk geng Dacklar. Tapi lima orang tadi tidak suka jika Virgo dan Varel mendekat ke rumah itu.
"Mau apa kalian berdua ke sini?"
"Raihan mana, gue mau ketemu sama Raihan ada perlu. Penting!"
"Yang sopan dong, jangan ngegas kalian itu emang ya suka seenaknya sendiri padahal ini bukan wilayah kalian."
"Jangan banyak omong deh, gue cuma mau ketemu Raihan. Dia ada di sini nggak?"
"Mau apa lo ketemu Raihan, lo mau buat masalah lagi ya, pembunuh!"
Buk.
Emosi Virgo tak tertahankan, dia sangat tidak suka jika ada yang menyebutnya sebagai seorang pembunuh. Virgo tidak pernah membunuh siapapun.
"Pembunuh di panggil pembunuh kok marah sih."
"Jangan mancing-mancing emosi deh, gue sama Virgo cuma mau ketemu Raihan. Kita mau masti-in sesuatu."
"Kalian itu emang nggak tau malu ya," orang itu langsung menangkis tangan Virgo yang akan memukul.
"Go sabar, kita ke sini baik-baik, jangan mudah emosi."
KAMU SEDANG MEMBACA
KING BULLYING [END]
Teen Fiction[01] Virgo Fernando Sombong, kasar, dan julukannya di sekolah adalah King Bullying karena Virgo sangat suka membuly murid-murid miskin. Dan target nya saat ini adalah Kirana. Kirana tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima perlakuan buruk dari Vir...