Sudah satu minggu, Kirana tinggal di rumah Virgo. Sebenarnya Kirana merasa tidak enak karena merepotkan semua keluarga Virgo dan juga para pekerja di rumah Virgo, tapi Tante Vina memaksa dia agar tetap tinggal di sini. Alasannya sih untuk menemani Tante Vina, karena Tante Vina sering merasa kesepian.
Karena hari Minggu, Kirana mau membantu membersihkan rumah ini. Ini salah satu cara untuk membalas perbuatan baik keluarga Virgo. Kirana berjalan ke arah kamar Virgo sambil membawa sapu, dan alat pel. Ia akan membersihkan semua kamar di rumah ini.
Kirana mencoba menggeser pintu kamar Virgo dan ternyata bisa kebuka. Akhir-akhir ini kamar Virgo sering tidak di kunci, menggunakan ucapannya, itu juga di suruh Tante Vina. Pintu kamar Virgo sudah berubah menjadi pintu manual. Tante Vina mengganti pintu kamar Virgo juga karena ada alasannya, ya alasannya sih karena Virgo sering terlambat bangun dan datang ke sekolah saat bel masuk sudah berbunyi.
"Huh.. sopan nggak ya kalo aku langsung masuk ke kamar Virgo? Aku takut nanti Virgo marah kalo aku langsung masuk."
"Tapi kayaknya Virgo belum bangun, kalo aku ketuk juga bakalan percuma, nggak ada yang nyaut."
Ragu-ragu Kirana masuk ke kamar Virgo, lalu menutup pintunya dengan sangat pelan agar Virgo tidak terganggu. Kirana mulai menyapu lantai di kamar Virgo, lalu ia mengepelnya. Kirana tidak sengaja menyenggol sapu. Virgo terbangun mendengar suara sapu jatuh itu.
"Maaf."
"Siapa sih?!" tanya Virgo, dia memang bangun tapi matanya masih menutup.
"Aku Kirana, maaf lancang aku cuma mau bersihin kamar kamu. Boleh kan?"
Virgo melotot lalu ia membuka selimutnya, tidak ada pakaian yang melekat padanya. Jujur Virgo malu jika ada yang melihatnya tidak pakai baju, ya siapa tau Kirana mau macam-macam. Memang sih kadang Virgo pamer abs nya tapi itu cuma buat bercandaan.
"Tolong ambilin kaos dong di lemari," ucap Virgo, Kirana mengangguk.
"Ini."
"Lo keluar dulu sana, gue mau pake kaos."
Kirana menuruti ucapan Virgo. Mendengar teriakan Virgo, Kirana masuk ke kamar Virgo lagi.
"Lo ngapain bersihin kamar gue?"
"Cuma mau bantu bibi aja sih, lagian aku kan di sini numpang masa aku nggak ngelakuin apa-apa."
"Bagus deh kalo lo sadar diri. Lanjutin bersih-bersihnya, sampe kinclong ya."
Virgo tidur lagi, Kirana terkekeh melanjutkan bersih-bersihnya.
Pukul sepuluh pagi, Virgo belum juga bangun. Mamanya sedari tadi membangunkan tapi tetap saja, tidak bangun-bangun.
"Igo bangun, mama capek bolak-balik ke kamar kamu. Ini udah jam sepuluh, kamu kalo nggak bangun mama sita mobil dan semua fasilitas yang mama kasih ke kamu!" ancam Tante Vina.
"Apa sih ma, berisik banget. Kalo mau di sita ya sita aja, aku bisa minta ke om atau kakek. Gampang, aku kan ponakan sekaligus cucu tersayang di keluarga ini."
"Oke kalo cara tadi nggak mempan, sekarang dengerin mama kalo kamu nggak bangun sekarang, mama bakal nikahin kamu sama Kirana."
Virgo bangun. "Nikah?"
"Iya, gimana? Udah jangan bangun, biar mama nikahin kalian."
"No!!" teriak Virgo.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING BULLYING [END]
Fiksi Remaja[01] Virgo Fernando Sombong, kasar, dan julukannya di sekolah adalah King Bullying karena Virgo sangat suka membuly murid-murid miskin. Dan target nya saat ini adalah Kirana. Kirana tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima perlakuan buruk dari Vir...