Sudah dua hari ini Virgo menjadi pendiam, membuat semua orang di dekatnya menjadi bingung. Setiap ada yang mengajaknya berbicara, dia hanya menjawab dengan gelengan dan cuma mengeluarkan beberapa kata saja. Ini seperti bukan Virgo, akhir-akhir ini juga Virgo tidak fokus belajar bukti nya saja nilai-nilai tugasnya dibawah KKM.
"Virgo, kamu ada masalah sama pelajaran saya? Kok cuma kamu yang nilai ulangannya sedikit. Semua teman kamu bagus-bagus loh nilainya."
Arka menyenggol lengan Virgo yang sedari tadi hanya melamun. Virgo tersadar lalu ia menatap Pak Adit.
"Bapak ngomong apa tadi, bisa di ulangi?"
"Nilai kamu kenapa sedikit? Kamu kan pintar, apa kamu sekarang jarang belajar?"
"Saya pusing pak," Virgo langsung keluar kelas dan pergi menuju uks.
Virgo merebahkan badannya di ranjang uks. Ia tidak bohong jika kepalanya memang sekarang ini pusing. Virgo bergeser tapi tiba-tiba tangan kanannya terasa sakit.
Virgo kaget saat melihat ada darah di seprei. Ternyata darah itu berasal dari tangan kanannya. Ini sangat aneh, tangannya tiba-tiba saja berdarah dan ternyata tangannya tergores pisau lipat.
"Siapa yang taruh pisau ginian di ranjang uks?"
"Gue pusing banget, tapi gue nggak bisa istirahat kalau gini. Nanti malah kepikiran terus," akhirnya Virgo pergi ke ruangan tante Vani. Dia akan istirahat di sana, setidaknya untuk saat ini aman lah semoga saja tidak ada pisau-pisau seperti ini lagi.
"Loh Virgo, kamu kok ke sini, bukannya masih ada pelajaran. Kamu ini ya jangan bolos terus dong, mentang-mentang pintar kamu malah sering bolos."
"Pusing tante," Bu Vani menghampiri Virgo.
"Sini duduk dulu, tante ambil air minum dulu ya," Virgo mengangguk pelan.
Bu Vani kembali keruangan nya sambil membawa teh hangat, bubur, dan juga obat sakit kepala.
"Kamu demam kok berangkat sekolah sih, tadinya izin aja."
"Minum tan," Bu Vani langsung menyodorkan teh hangat ke tangan Virgo.
"Mau minum obat atau ke rumah sakit aja, biar tante yang antar."
"Minum obat."
Pusing di kepala Virgo mulai mereda, Virgo melihat tangannya yang tadi tergores pisau lipat ternyata daerahnya sudah mulai kering. Bu Vani yang baru menyadari itu pun langsung mengambil kotak P3K.
"Ini kenapa lagi, kamu nggak mungkin kan gores-gores-in tangan kamu sendiri?"
"Nggak lah tan, gue masih waras ngapain gue sakit-in diri sendiri."
"Udah sana istirahat di uks aja."
"Nggak mau, tan, gue istirahat disini aja ya," Bu Vani menghela nafas pasrah lalu ia mengusap-usap kepala Virgo. Lama-kelamaan Virgo merasa ngantuk dan ia tertidur dalam keadaan duduk.
Bel istirahat berbunyi, Arka dan Bonbon pergi ke ruangan Bu Vani. Mereka tau Virgo di sana karena tadi Bu Vani yang bilang lewat chat. Melihat Virgo yang masih terlelap membuat keduanya tidak tega untuk membangunkan Virgo. Akhirnya mereka ikut duduk di ruangan Bu Vani menunggu Virgo bangun.
"Ar, ada yang aneh nggak sih sama Virgo? Kok dia kayak lebih banyak diam sama ngelamun."
"Iya aneh, tapi mungkin karena dia sakit."
"Iya juga sih, semoga cepet sembuh deh."
Virgo terbangun dan melihat ada Arka dan Bonbon. Kalau Bu Vani baru saja pergi karena harus mengikuti rapat dadakan. Merasa sudah lebih baik, Virgo pergi ke kelas bersama Arka dan Bonbon.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING BULLYING [END]
Teen Fiction[01] Virgo Fernando Sombong, kasar, dan julukannya di sekolah adalah King Bullying karena Virgo sangat suka membuly murid-murid miskin. Dan target nya saat ini adalah Kirana. Kirana tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima perlakuan buruk dari Vir...