29. Koma

18.6K 1K 13
                                    

Virgo bergegas ke rumah sakit, sebenarnya dia tidak tega meninggalkan Kirana sendiri di rumah ya walaupun ada banyak asisten rumah tangga di rumahnya tapi tetap saja dia masih merasa khawatir. Tapi dia juga takut kalau sampai ada apa-apa dengan Raihan, apalagi sampai meninggal Virgo bisa di penjara nanti. Kan yang seharusnya di penjara Raihan bukan dirinya.

"Go, Raihan koma."

Virgo menatap Varel tajam, dia langsung pergi untuk menemui dokter yang menangani Raihan diikuti Varel dan Aron. Setelah mendapat penjelasan dari sang dokter, Virgo hanya diam.

"Lemah banget, gitu aja sampe koma," gumam Virgo. Varel yang mendengar itu sampai emosi, ya bagaimana tidak koma tadi Virgo seperti kesetanan saat memukuli Raihan.

"Go sebaiknya lo lapor polisi deh, biar di selidiki dulu nanti kalau bener Raihan pelaku penculikan itu, saat dia sadar pasti langsung di proses."

"Jangan dulu," Varel memegang bahu Virgo membuat Virgo menatapnya bingung begitupula Aron.

"Kenapa jangan?"

"Belum tentu pelakunya Raihan, siapa tau Raihan di jebak-"

"Nggak usah aneh-aneh deh Rel, lo kok jadi kayak belain Raihan sih!" sewot Aron.

"Gue juga ngerasa ada yang nggak beres sama lo Rel, lo ada apa-apa ya sama Raihan. Lo lihat kan tadi, jelas banget tempat yang kita datengin itu karena ngikutin Raihan."

"Bukan gitu tapi-"

Tiba-tiba dari belakang ada yang datang, mereka teman-temannya Raihan. Virgo menghela nafas lelah, sudah pasti akan ada keributan jika situasi begini.

Virgo menyuruh mereka semua termasuk Varel dan Aron untuk keluar dari rumah sakit menuju tempat yang agak sepi.

"Go, gue udah maafin lo yang bunuh salah satu dari kita. Tapi kenapa sekarang lo bikin pemimpin kita koma?! Gue jelas nggak terima!" teriak Bara, teman Raihan.

"Gue bukan pembunuh! Udah ratusan kali gue bilang kalau gue bukan pembunuh. Dan kalau masalah Raihan, memang gue yang bikin dia koma tapi karena dia udah nyulik orang yang gue suka!"

"Lo bilang lo bukan pembunuh Alm.Fadli, Go semua bukti udah mengarah ke elo. Untung aja lo anak orang kaya jadi masalah begini bisa terselesaikan dengan mudah pakai uang. Tapi ini nyawa Go nyawa, dengan gampangnya bokap lo ngebuat polisi nggak melanjutkan proses hukuman buat lo yang udah bunuh orang."

"Bar, papa gue ngelakuin itu karena memang gue nggak salah. Gue dituduh yang ngeracuni Fadli padahal bukan gue. Dan mana mungkin gue bunuh temen gue sendiri, lo juga tau kan kalau Fadli itu temen kecil gue."

"Teman adalah musuh paling nyata! Lo udah bunuh Alm.Fadli, dan berlindung di bawah kekuasaan bokap lo yang kaya. Gue bakal bales semua itu Go."

Bara mendorong Virgo, dengan sangat cepat tangannya mengepal lalu memukul tepat di bagian hidung sampai hidung Virgo mengeluarkan darah. Virgo mundur beberapa langkah, dia menyeka darah yang keluar dari hidungnya menggunakan tangan.

Tidak ada yang berkelahi selain Virgo dan Bara. Mereka semua hanya menonton, tidak ingin ikut campur. Bara memegangi tangan kirinya yang sepertinya hampir patah, sedangkan Virgo memejamkan mata kirinya dan juga terus mendongak karena darah dari hidungnya masih keluar.

"Kalian semua pergi, gue mau ngomong berdua sama Virgo," semuanya pergi. Varel dan Aron menghampiri Virgo tapi Virgo malah mengusir mereka. Mau tak mau Varel dan Aron juga pergi.

"Ayo ke rumah sakit, tangan lo pasti sakit banget kan?"

Bara tersentak kaget, Virgo lalu mendekat ke arah Bara yang terduduk di tanah. Virgo mengulurkan tangannya membantu Bara berdiri, tapi Bara menolaknya dia berdiri sendiri walau kesakitan. Bukan hanya tangannya tapi juga kaki kanannya sedikit sakit.

KING BULLYING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang