21. Perasaan Virgo

17.9K 1.2K 49
                                    

Varel menarik tangan kiri Virgo, dia mengajak Virgo ke atap sekolah. Varel butuh penjelasan dari mulut Virgo.

Tadi pagi, Varel pergi ke rumah Virgo berniat berangkat ke sekolah bersama. Varel masih peduli dengan sahabat sekaligus saudaranya ini. Varel tidak mau Virgo berangkat terlambat dan bersikap sesuka hatinya seperti kemarin-kemarin.

"Rel, apa-apaan sih. Sakit nih tangan gue!" bentak Virgo.

"Lo! Sekarang cerita ke gue," ucap Varel sambil menunjuk Virgo.

"Cerita apa? Gue nggak punya cerita menarik buat di ceritain ke elo."

"Bacot. Itu kenapa Kirana bisa di rumah elo pagi-pagi, apa jangan-jangan Kirana tinggal di rumah lo?"

Virgo terdiam, lalu ia memukul bahu Varel sedikit keras membuat Varel meringis pelan, "Sakit bego."

"Kepo lo."

"Gue bisa aja tanya ke tante Vina, tapi gue pingin denger dari mulut sampah elo."

"Nanti malem gue nginep di rumah elo, sekalian gue ceritain semuanya. Sekarang ke kelas sana, gue lagi males ngomong."

Varel menggeleng.

"Lo juga, ke kelas."

Virgo masuk ke dalam kelas, tidak sengaja Virgo menatap Kirana yang sedang bertanya pada Arka. Virgo mengepalkan tangannya, ana perasaan aneh di hatinya. Perasaan seperti ingin menjauhkan Kirana dari Arka. Sungguh aneh.

Menghela nafas pelan, lalu Virgo duduk di bangkunya. Ia berusaha bersikap biasa saja. Saat Virgo semakin dekat dengan tempat duduknya yang berada di sebelah Arka, Kirana yang kebetulan sudah selesai bertanya langsung kembali ke tempatnya. Tidak sengaja tangan Virgo menyenggol tangan Kirana membuat Kirana menatap Virgo sebentar.

"Maaf."

Bukan Virgo tapi Kirana yang meminta maaf. Virgo terkekeh pelan, padahal kan Kirana tidak salah, dasar aneh.

Pulang sekolah Virgo kumpul bersama teman-temannya di apartemen milik Aron. Sudah lama mereka tidak kumpul.

Fadli mengambil segenggam kacang kulit dari toples lalu menaruhnya di karpet. "Arka, gue perhatiin kayaknya elo suka ya sama si Kirana?" tanya Fadli membuat Arka dan Virgo langsung menengok ke arah Fadli. Yang lainnya juga mengalihkan perhatian mereka yang tadinya tiduran, main game, dan nonton TV. Fadli tertawa sebentar, lalu ia menatap Arka yang dari tadi hanya diam.

Bonbon menghampiri Fadli dan duduk di sebelahnya. "Wah jangan dong Ar, jangan jadi perebut gebetan temen dong."

"Bon, elo kenapa sih? Ada masalah apa coba sini cerita. Emang siapa yang mau gebet Kirana?" tanya Sandi.

"Ya gue lah," ucap Bonbon sambil mengambil kacang yang sudah Fadli kupas lalu ia makan.

Varel menyenggol lengan Virgo membuat Virgo menoleh. Varel tersenyum, Virgo menaikkan sebelah alisnya, kenapa Varel jadi aneh sih.

"Guys pulang yuk, udah mau magrib nih," semuanya mengangguk lalu bersiap-siap untuk pulang. Varel menggeret Virgo masuk ke mobilnya.

"Mau langsung ke rumah gue apa ke rumah lo dulu?" tanya Varel sambil mengendarai mobilnya.

"Ke rumah gue dulu, dan lo pulang ke rumah elo sendiri."

"Lah katanya mau nginep."

"Iya nanti jam tujuh gue ke rumah elo. Gue mau ganti baju sama bawa baju, gue juga kan belum bilang ke mama mau nginep kalo ngomong lewat hape ntar mama malah ngomel-ngomel."

Virgo menata buku sesuai jadwal besok, ia juga membawa satu stell piyama. Setelah menyisir rambutnya, Virgo keluar kamar.

"Ma, pa, Virgo mau nginep di rumah Varel."

KING BULLYING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang