22. Balapan

14.8K 1.1K 29
                                    

Kirana berhasil membujuk tante Vina, ia masih bisa bekerja menjadi pelayan. Nanti gaji pertamanya, separuhnya akan ia berikan untuk tante Vina. Ya walaupun tidak seberapa, tapi Kirana merasa jika itu perlu ia lakukan. Selama ini, tante Vina dan suaminya yang memberi ia makanan, baju, dan barang-barang lainnya. Kirana tidak meminta tapi tante Vina lah yang membelikan semua itu untuk Kirana. Tante Vina memang sangat baik.

"Kirana, mau bantu gue lagi nggak?" tanya Alya. Kirana menatap Alya bingung.

"Ini, tolong kasih barang ini ke Varel ya."

"Kenapa nggak kamu aja yang kasih? Kalo aku yang kasih nanti malah di ambil sama Virgo lagi."

"Sebenarnya gue sih pinginnya ngasih langsung, tapi... gue malu."

"Kenapa harus malu?"

"Ya malulah Kirana, Varel itu mantan gue. Kalo gue kasih langsung ke dia, kan kentara banget kalo gue masih cinta sama dia. Eh gue emang masih cinta deng sama Varel, tapi ya gue malu."

Kirana menggelengkan kepalanya, ia tidak paham kenapa harus malu. Berbuat baik itu nggak boleh malu.

Pelanggan mulai bepergian, sekarang sudah jam delapan malam. Kirana berniat memesan ojek online tapi handphonenya di rebut seseorang. Orang itu adalah orang yang sama sepertinya orang yang memakai pakaian hitam-hitam.

"Kamu ngapain di sini?"

"Ayo pulang bareng, gue nggak mau mama ngomel-ngomel."

"Virgo, aku bisa pesan ojek. Kamu pulang sendiri aja sana, aku nggak papa kok."

"Lo sengaja kan nolak pulang sama gue biar gue di marahin mama, iya kan!"

"Nggak kok. Ya udah ayok pulang."

Keadaan di dalam mobil hening, sama sekali tidak ada yang berbicara. Virgo fokus menyetir sedangkan Kirana hanya diam saja, Kirana takut salah jika ia mulai mengajak Virgo berbicara. Virgo juga orangnya emosian jadi Kirana lebih ke hati-hati sih jika akan berbicara dengan Virgo.

"Lo udah makan?"

"Hah, kamu tanya ke aku?"

"Nggak gue tanya ke mobil, ya iyalah ke elo."

"Sudah kok."

Kirana keluar dari mobil lalu ia berjalan masuk ke dalam rumah, di ikuti Virgo. Karena tidak fokus, Kirana menginjak tali sepatunya sendiri. Virgo langsung menarik tangan Kirana dan menahan bahunya agar tidak jatuh. Kirana tersenyum, tanpa sadar Virgo juga ikut tersenyum.

"Hati-hati, itu talinya di ikat dulu."

Kirana mengangguk lalu ia mengikat tali sepatunya. Kirana kira Virgo akan langsung masuk ke dalam rumah tapi dia masih berdiri di sebelahnya, apa Virgo menunggunya?

"Kalian berdua ganti baju dulu sana sekalian cuci tangan, kaki, semuanya lah intinya sebelum makan harus bersih," ucap Tante Vina.

"Kirana, mau nambah nggak? Biar mama ambilkan," tawar Tante Vina.

"Nggak tante, ini saja sudah cukup."

"Call me Mama."

"I-iya mama."

Pukul sebelas malam, Kirana terbangun karena haus. Ia keluar kamar dan pergi ke dapur untuk mengambil air putih. Tidak sengaja Kirana melihat ada bayangan ora lewat tapi mengendap-ngendap. Suasananya sepi dan juga sebagian lampu di matikan jadi membuat Kirana sedikit takut. Bukan takut hantu tapi takut jika bayangan tadi itu maling. Ya walaupun rumah ini ada banyak penjaganya dan juga cctv tapi tetap saja, maling bisa melakukan segala cara agar bisa mengambil barang-barang orang.

KING BULLYING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang