[Extra Chapter]

20.3K 1K 40
                                    

"Weh, lo ngapain bawa-bawa kayu?" tanya Varel dengan ekspresi bingung.

Virgo tak menanggapi pertanyaan Varel, dia langsung saja berdiri di bawah pohon mangga yang ada di belakang kampus. Virgo mengarahkan kayu itu ke atas lalu dia pukul-pukul agar buah mangga yang belum matang itu jatuh.

Virgo tersenyum senang saat melihat ada tiga buah mangga yang berjatuhan. Dia membuang kayu yang tadi di pegang lalu mengambil buah mangga.

"Lah mau kemana lo?! Woy sumpah nyebelin banget jadi manusia."

"Mau ke kantin lah, pinjem pisau gue mau makan buah mangga ini."

"Gila ya lo, coba lihat deh itu mangga nya masih muda banget pasti rasanya asam."

"Ya asam lah masa pedas."

Varel menatap Virgo aneh, beberapa kali dia meringis ngilu karena Virgo memakan buah mangga muda itu dengan sangat lahap. Tadi Virgo sempat menawarinya tapi langsung Varel tolak.

Tiba-tiba datang Sandi, Bara, dan Arka. Hanya mereka karena teman-teman yang lain tidak satu kampus dengan Virgo dan Varel.

"Go, lo makan mangga muda? Emang nggak asem ya?" tanya Sandi.

Virgo menggeleng, "ini enak banget sumpah, lo mau nggak?"

"Nggak deh, makasih."

"Wah gue curiga nih, jangan-jangan lo ngidam ya?"

"Ya bisa jadi tuh Bar. Uhuy akhirnya bentar lagi gue bakal jadi uncle," Virgo memukul pelan mulut Varel yang tiba-tiba saja berbicara ngawur.

"Go, bukannya lo bilang kalo mau nunda punya anak ya?"

"Gue emang pingin punya anaknya nanti, ini bukan ngidam kok, gue cuma pingin aja."

Bara menatap jengkel ke arah Virgo lalu dia bertanya, "lo sering berhubungan sama Kirana?"

Virgo tersedak, dia langsung mengambil air mineral di meja dan meneguknya hingga setengah.

"Kepo lo! Ngapain sih nanya-nanya gituan."

"Jawab aja kali."

"Iya lah namanya aja suami istri."

"Pakai pengaman nggak?" sekarang giliran Sandi yang bertanya.

Virgo menggeleng polos, Arka dan Sandi langsung tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Varel dan Bara memukuli badan Virgo karena gemas.

"Gue saranin ya, sana lo ke apotek beli alat tes kehamilan terus suruh Kirana buat coba. Kalau kurang yakin kalian ke rumah sakit aja."

"Lah ngapain sih, emangnya Kirana hamil?!"

"COBA DULU VIRGO, KAN SIAPA TAU KIRANA BENERAN HAMIL!" bentak Arka, entah rasanya emosi melihat tingkah Virgo yang kelewat santai ini.

•••

Virgo pergi ke apotek sendirian karena teman-temannya tidak ada yang mau mengantarnya.

"Mba, saya mau beli alat kehamilan dong," bisik Virgo.

Mba-mba itu menatap Virgo curiga, "kok bisik-bisik, pasti masnya ngehamilin anak orang ya?"

"Eh enak aja si emba nuduh-nuduh, saya itu malu mana banyak orang yang lagi beli. Saya udah nikah, kalo nggak percaya nih saya tunjukkan KTP saya."

Virgo mengambil dompet yang ada di sakunya lalu dia mengeluarkan KTP dan di tunjukkan pada mba-mba itu. Tidak hanya itu Virgo juga menunjukkan foto pernikahannya dengan Kirana.

"Maaf mas, bentar dulu ya saya ambilkan. Mau beli berapa emangnya?"

"Sepuluh."

"Oke, sekali lagi saya minta maaf ya mas."

KING BULLYING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang