Sudah satu bulan ini, Kirana tinggal bersama keluarga Virgo. Makin lama semakin nyaman, karena Virgo sudah sedikit berubah menjadi lebih baik. Seperti yang Kirana janjikan gajian pertamanya sudah ia berikan untuk tante Vina.
Kemarin, Kirana mengikuti olimpiade lagi namun ia hanya bisa mendapat juara dua. Sedih sih sudah pasti, tapi tante Vina selalu menyemangati Kirana siapa tau kedepannya ia bisa ikut olimpiade lagi dan menang.
"Kiran, nanti kerja kelompoknya di mana?"
"Kiran juga nggak tau, coba tanya Virgo kan dia ketua kelompoknya."
"Kiran aja ya yang tanya, Amel mau ke toilet bentar," melihat Kirana mengangguk, Amel segera pergi ke toilet.
Kirana dengan ragu-ragu berjalan mendekati bangku Virgo. Untungnya di sana hanya ada Virgo dan Sandi jadi Kirana tidak terlalu khawatir akan di godain. Tapi Sandi juga sering sih, katanya Bonbon suka sama Kirana, bukan cuma Bonbon tapi Virgo sama Arka juga. Kirana hanya biasa saja, karena ia menganggap semuanya hanya teman kelas, tidak lebih.
"Virgo, Sandi, kita kan satu kelompok, nanti mau kerja kelompok dimana?"
Virgo mendongak begitu pula Sandi.
"Di apartemen gue," jawab Sandi.
"Kenapa di apartemen?"
"Memangnya kenapa, lo nggak mau?"
"Bukannya gitu tapikan--"
"Nggak kok gue cuma bercanda, nanti kita kerkom di cafe Rainbow."
Kirana mengangguk pelan, "makasih ya."
Setelah kerja kelompok, Amel mengajak Kirana ke Mall. Sebenarnya Kirana tidak mau tapi kasihan Amel pasti tidak nyaman jika belanja sendirian. Kirana menggeleng saat Amel terus-terusan menawarinya baju dan sepatu.
Kirana tidak punya uang sebanyak itu, lihat saja harganya sangat mahal. Satu pasang baju saja harganya seperti gajinya untuk tiga bulan.
"Kiran, kita beli baju samaan yuk, biar kayak orang-orang yang bajunya couple-an sama sahabatnya."
"Maaf Kiran nggak bisa," ekpresi wajah Amel langsung berubah menjadi murung.
"Kenapa? Apa Amel bukan sahabatnya Kiran ya, Amel nggak spesial ya buat couple-couplean?"
"Bukannya gitu, tapi Kiran nggak punya uang untuk sekarang ini. Gimana kalau nunggu gajian bulan depan? Kiran bakal usahakan biar bisa beli barang couple-an sama Amel, gimana?"
"Ih Amel kira karena kita bukan sahabat eh karena belum ada uang. Nggak papa kok, gimana kalo pake uang Amel aja."
"Jangan! Please jangan ya, Kiran nggak mau punya hutang, rasanya nggak enak kalo punya hutang. Pasti nanti kepikiran terus."
"Siapa yang hutang, ini Amel ikhlas tau. Amel anggap sebagai hadiah persahabatan kita, mau ya mau."
Tanpa persetujuan Kirana, Amel langsung mengambil beberapa baju yang menurutnya bagus. Ada empat pasang baju yang Amel bawa, lalu ia menyuruh Kirana untuk mencobanya. Kirana tidak mau, tapi satu menit kemudian dia langsung mengambil baju yang ada di tangan Amel.
Amel memang sangat pintar untuk membujuk Kirana, cara pertama dia akan terus berbicara tanpa henti sampai membuat Kirana menghela nafas berkali-kali. Dan cara kedua Amel langsung menangis dengan suara yang keras. Kirana yang memang tidak tegaan pasti akan luluh.
Akhirnya mereka membeli dua pasang baju, yang harganya lumayan malah lah bagi Kirana tapi tidak bagi Amel. Kirana jadi ingin menangis, bagaimana ia harus membayar baju-baju ini. Amel memang ikhlas membeli baju ini untuknya tapi tetap saja Kirana merasa tidak enak. Ini sama saja ia memanfaatkan uang orang lain untuk membeli keperluannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING BULLYING [END]
Teen Fiction[01] Virgo Fernando Sombong, kasar, dan julukannya di sekolah adalah King Bullying karena Virgo sangat suka membuly murid-murid miskin. Dan target nya saat ini adalah Kirana. Kirana tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima perlakuan buruk dari Vir...