17. Bekal

14.9K 1.2K 26
                                    

     Kirana menggelengkan kepalanya melihat Virgo yang sedang memukuli kakak kelasnya. Padahal ini masih pagi, tapi Virgo sudah berulah.

      "Mau lo apa hah!"

      "Mau gue lo keluar dari sekolah ini, tapi gue sengaja sih pingin ngehajar lo dulu," ucap Virgo.

      "Gue salah apa?"

      "Lo malu-maluin nama baik sekolah, gue tau kalo lo cowok brengsek! Tujuh cewek lo hamilin emang masih kurang hah! Dan yang bikin malu lagi lo ngelakuin itu waktu masih pake seragam. Gue yang malu anjir, ini sekolah milik keluarga gue. Gue yakin pasti kalo banyak orang luar sekolah yang tahu nanti keluarga gue juga yang nanggung malu. Lo mulai hari ini gue keluarin dari sekolah, PAHAM?!"

      Siswa-siswi yang melihat dan mendengar itupun, sangat kaget. Kalau di lihat-lihat kakak kelasnya itu seperti anak baik-baik tapi ternyata tidak. Kirana menatap kakak kelasnya kasihan, pasti dia sangat malu dan badannya terasa sakit akibat pukulan Virgo.

      Virgo memang benar mengeluarkan orang yang membuat malu nama sekolahnya, tapi cara yang ia lakukan salah. Seharusnya Virgo bicara baik-baik dan di ruangan tertutup bukan di tempat terbuka seperti ini.

      Kirana melanjutkan jalannya ke kelas, ia tidak mau ikut campur dengan urusan Virgo. Kirana ingin fokus belajar, karena olimpiade-nya di adakan hari ini. Masih ada satu jam waktu untuk belajar, Kirana tidak mau menyia-nyiakan.

      Kirana dan beberapa guru sudah berada di tempat untuk olimpiade. Kirana terus menghafal dan juga berdoa supaya di beri kelancaran.

      Para guru langsung memeluk Kirana saat namanya di umumkan menjadi pemenang juara satu. Kirana tersenyum senang, ia harus berusaha lebih giat lagi supaya bisa memenangkan olimpiade selanjutnya. Kirana maju ke depan Juri, ia mengangkat piala itu sambil menatap ke arah guru-guru.

      "Selamat ya Kirana, kamu sudah mengharumkan nama sekolah."

      "Iya makasih ya Bu, ini juga berkat doa dan materi yang ibu dan bapak kasih ke saya," ucap Kirana lembut.

      Kirana mengikuti guru-guru untuk pulang ke sekolah. Sekarang sudah pukul dua siang, Kirana di suruh ke ruang guru terlebih dahulu sebelum ke kelas.

      "Kirana, ibu bangga sama kamu," ucap Bu Vani.

      Kirana tersenyum, "ayo ikut ibu ke cafe depan sekolah, ibu akan traktir kamu sebagai ucapan terimakasih."

      "Nggak usah repot-repot Bu, terimakasih."

      "Udah ayo ikut, ibu nggak repot kok. Nanti juga banyak guru-guru lain nggak cuma kita berdua doang. Jangan malu ya, ini memang sengaja karena kamu sudah berusaha keras."

      Kirana hanya mengangguk pasrah. Mereka pergi ke cafe depan sekolah, Kirana kira hanya ada Bu Vani dan guru-guru yang tadi ikut menemaninya olimpiade tapi ternyata Vina --mamanya Virgo pun ada.

      "Hay Kirana, apa kabar?"

      "Alhamdulillah baik, Tante apa kabar?"

      "Tante nggak baik-baik aja."

      Kirana mengerutkan keningnya, "loh Tante nggak baik-baik aja kenapa? Tante sakit?"

      "Tante nggak baik-baik aja karena kamu dan anak Tante belum resmi."

      "Maaf ya Tante, aku sama Virgo nggak cocok deh."

      "KATA SIAPA! NGGAK-NGGAK KAMU COCOK KOK, SUMPAH COCOK."

      Kirana meringis pelan, Tante Vina langsung menggeret tangan Kirana pelan menuju tempat duduk. Tante Vina memesankan banyak makanan dan minuman untuk Kirana. Banyak orang yang melihat keakraban mereka membuat Kirana sedikit risih. Kirana bahkan mendengar ada guru yang membicarakannya, mungkin merasa aneh karena seorang istri pengusaha yang sangat kaya kenal dan akrab dengan seorang murid miskin sepertinya.

KING BULLYING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang