•••
"Yoan!" teriak Satria di depan pintu besar menuju ke kantin. Ia melihat gadis itu yang wajahnya seperti ditekuk dan sedang kesal.
"Kenapa sih? tanya Satria diselingi kekehan kecil melihat ekspresi wajah Yoan. Yoan mendengus dan mengambil topi hitam milik Satria dari kepalanya.
"Biasa, Jona. Euuhh, salah apa gue sama Tuhan, kok bisa dikasi adek laknat kaya Jona," gerutu Yoan. Ia memakai topi milik Satria lalu berjalan menuju ke kantin sekolah.
"Kenapa? Kalian berantem?" tanya Satria. Yoan menghela nafas panjang.
"Gini ya Sat, lo gimana gak marah coba? Semalam gue udah kasih Jona uang dua ratus rebu, eh malah habis besoknya karena dia beli sepatu. Pengen tak hiihhh!!" kesal Yoan. Wajahnya memerah dan ia mendengus.
Beberapa orang yang lewat pun jadi memperhatikan dirinya membuat Yoan risih. Satria yang melihat itu hanya acuh dan memastikan Yoan tidak diganggu oleh penggemar-penggemarnya.
"Eh Sat, gue balik aja deh. Ga enak diliatin," ucap Yoan.
Satria menggeleng. "No, gurl. Lo itu teman gue. Jadi, jangan takut kalau mereka diapa-apain sama lo. Percaya sama gue. Lo gak akan disakiti," ujar Satria dengan percaya diri.
"Oh iya, Yo. Itu ada nasi goreng ayam di samping lo. Tadi udah gue pesenin. Lo tinggal makan aja," ucap Satria.
"Wah, terimakasih. Lo? Enggak makan?" tanya Yoan.
"Enggak, gue udah makan tadi sama anak basket yang lain."
"Annyeonghaseyo~"
Suara itu sangat-sangat dikenal oleh Yoan. Namun, Yoan berusaha untuk tidak mengenalinya.
"Bang Sat—"
"Apaan lo manggil gue bangsat?!" seru Satria tidak terima.
"Yah, siapa suruh nama lo Satria. Siapa suruh juga lo lebih tua dari gue. Blee!" ejek Jona sambil memeletkan lidahnya.
"Apaan?" tanya Satria.
Jona menoleh ke arah Yoan. "Nanti Jona izin gak eskul hari ini," ucap Jona. Namun, tiba-tiba ia merasakan gatal di hidungnya setelah Jona melihat ke atas.
"Atchuu!!!"
Jona dan Yoan sama-sama bersin membuat keduanya saling pandang.
"Hahaha, jangan lihat matahari makanya," ucap Satria sambil merapikan topi miliknya yang dipakai Yoan. Yoan mengucapkan terimakasih.
"Lo juga, Jo. Jangan disini soalnya mataharinya terik banget. Udah sana pergi," ucap Satria mengingatkan.
"Hyuhh, tapi kasi izin ya Bang?" tanya Jona sambil menutup wajahnya dari cahaya terik matahari dengan topi sma miliknya.
"Iyaiya. Dah sana pergi," usir Satria.
"Dadah Kak Yo," bisik Jona kemudian meninggalkan meja keduanya.
Yoan mendesis menatap tajam ke arah Jona yang pergi keluar kantin dengan teman-temannya. Bisa-bisanya adiknya itu tertawa riang. Awas aja kalau dirumah. Jona bakalan habis-habisan dipukul oleh Yoan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflovers [✓]
Fanfiction[completed] NCT DREAM Ft. Yeri Red Velvet and Jaehyun NCT 127 FANFICTION | Sunflovers Hanya sebuah kisah antara keluarga, persahabatan, dan cinta. Di sini kamu akan menemukan ikatan persaudaraan antara Yoan dan Jona. Fakta yang sebenarnya terjadi an...